Wasiat Terbaru Ustadz Abu Bakar Ba'asyir untuk Para Mujahid

28.2.10

Risalah Terakhir Abu Dujanah Al-Khurosany rahimahullah

Rencananya Aku akan melakukan amaliyah istisyhadiyah malam ini, tetapi Alloh mentakdirkan untuk menundanya besok. Aku pun memanfaatkan kesempatan yang baik ini untuk menuangkan tulisan terakhirku di dunia yang fana ini. Semoga hal ini bisa menjadi shodaqoh jariyah dariku yang pahalanya akan terus mengalir kepadaku setiap kali ada seorang muslim muwahhid yang mengambil manfaat darinya.



Bismillahirrahmanirrahim

Kepada saudaraku Abu Hasan Al-Waa-ily...

Rencananya Aku akan melakukan amaliyah istisyhadiyah malam ini, tetapi Alloh mentakdirkan untuk menundanya besok. Aku pun memanfaatkan kesempatan yang baik ini untuk menuangkan tulisan terakhirku di dunia yang fana ini. Semoga hal ini bisa menjadi shodaqoh jariyah dariku yang pahalanya akan terus mengalir kepadaku setiap kali ada seorang muslim muwahhid yang mengambil manfaat darinya.

Pada mulanya... Aku ingin menguraikan secara detail kepada kalian tentang rasa bahagiaku di kesempatan terakhir ini,... maaf, maksudku permulaan kehidupanku yang abadi, sebuah kebahagiaan yang teramat sangat yang belum pernah Aku rasakan sebelumnya di dunia ini. Besok Aku akan berangkat sendiri menghadap Alloh 'Azza wa Jalla - Aku berdoa semoga Alloh menerimanya - secara sengaja, terus maju tanpa mundur dan menunggu pahala yang akan diberikan-Nya kepada para hamba-Nya yang mati syahid. Pahala inilah yang tidak akan pernah Aku lupakan - insya Alloh - hingga setelah diriku masuk surga yang luasnya seluas langit dan bumi.

Di sana ada sesuatu yang akan Aku lihat - jika Alloh menerimaku sebagai syuhada' - , yang akan tetap Aku ingat hingga Aku berada dalam istana-istana surga dan berada diantara para bidadari sekalipun. Besok Aku akan melihatnya, ya hanya sekali besok, dan Aku tidak akan pernah melihatnya kembali .... Karomah (kemuliaan) bagi orang yang mati syahid yang menjadikannya berangan-angan untuk terbunuh di jalan Alloh sepuluh kali. Kapan itu? ... Setelah dia masuk surga dan dia melihat kenikmatannya yang abadi.

Duhai alangkah bahagianya ketika itu, khususnya kebahagiaan di akherat. Demi Alloh, sungguh malang orang yang terhalang untuk mendapatkan kesempatan operasi inghimas (berjibaku) ..... Perkenankanlah Aku untuk menuangkan wawancara dengan jiwaku di malam terakhir dalam kehidupan dunia ini. Sering Aku berangan-angan untuk bisa tahu tentang apa yang berputar di benak orang yang hendak melakukan amaliyah istisyhadiyah sesaat sebelum dia melakukan operasi inghimas. Dan pada hari ini, telah tiba giliranku untuk mengetuk keinginan orang selainku dalam mengungkapkan keadaan psikis pelaku amaliyah istisyhadiyah - Aku berdoa agar Alloh membimbing dan menerima hal ini - .

Tanya : Tidakkah Anda takut akan bersikap pengecut pada akhir usia Anda sehingga Anda tidak mampu untuk memencet tombol (bom)?

Jawab : Kalau seseorang itu cerdas, pasti dia tidak akan meremehkan musuhnya, apalagi musuhnya itu adalah setan (sesungguhya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia). Sebenarnya setan itu tahu tentang bahaya besar yang akan dilalui oleh mujahid ketika dia memutuskan untuk melakukan aksi amaliyah istisyhadiyah, setan juga tahu bahwa waktunya semakin menyempit sebelum akhirnya dia kalah dalam pertempuran melawan manusia ini untuk selamanya. Maka, dia pun akan menempuh segala cara untuk menghalangi mujahid dari amaliyah ini... Tidak... setan tidak meminta sang mujahid untuk meninggalkan jihad, karena dia tahu bahwa dia tidak akan mampu melakukan hal itu kepada pelaku amaliyah istisyhadiyah, tetapi dia akan berusaha untuk mengalihkannya kepada bentuk jihad yang lain yang resikonya lebih kecil jika dibanding dengan resiko amaliyah istisyhadiyah. Setan akan berkata kepadamu : "Kenapa kamu tidak mencoba untuk mengatur langkah ke depan?" "Kenapa kamu tidak mengatur operasi yang lebih besar efek kehancurannya kepada musuh-musuh Alloh". Jika setan gagal dari hal itu, dia akan mulai berkata kepadamu : "Operasimu tidak akan berhasil, tidak akan ada yang mati kecuali dirimu, kamu akan rugi sendiri tanpa hasil"... begitu seterusnya. Setan akan terus berusaha untuk menghalangi orang yang akan melakukan amaliyah istisyhadiyah dengan segala cara, karena setan itu - semoga Alloh membinasakannya - tahu bahwa operasi itu adalah jalan tercepat untuk meraih syahid.

Agar bisa terhindar dari godaan setan, maka Aku wasiatkan hal-hal berikut :

1. Berdoalah kepada Alloh agar tidak membiarkan dirimu atau senjatamu atau sabuk bommu atau mobil bommu meskipun hanya sekejap, karena Alloh lah sebaik-baik penjaga, dan kepada-Nya lah hendaknya orang-orang beriman bertawakal.
2. Hendaklah Antum selalu berdzikir, karena hal itu benar-benar perisai seorang mukmin yang akan melindunginya dari setan. Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa barang siapa yang mengucapkan "Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syaiin qodiir" (Tidak ada ilah yang hak selain Alloh semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) sebanyak seratus kali, niscaya Alloh akan melindunginya dari setan pada hari itu. Jika disamping itu Anda membaca "Al-Mu'awwidzat" (Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas) sebanyak 3 kali pada waktu pagi dan petang terutama pada hari pelaksanaan amaliyah istisyhadiyah, niscaya musuh Alloh tidak akan mampu menyentuhmu - dengan idzin Alloh -.
3. Mengetahui keutamaan operasi ini, dan Aku nasehatkan kepada setiap pelaku syahid untuk mentelaah kitab Ibnu Nuhaas "Masyari'ul Asywaq", bab "Keutamaan inghimas (berjibaku)", agar dia tahu pahala yang terdapat dalam operasi-operasi seperti ini.
4. Bergaul dengan para pelaku amaliyah istisyhadiyah yang lain sebelum melakukan aksi amaliyah istisyhadiyah, khususnya orang yang lebih dahulu mendapat giliran sebelum dirimu. Dengan memperhatikan mereka, para ksatria yang maju satu demi satu menuju amaliyah istisyhadiyah, akan memudahkan jalan bagimu dan membuatmu merindukannya.
5. Berperasangka baik kepada Alloh Ta'ala. Demi Alloh, Dia tidak akan meninggalkan hamba-Nya seorang diri, sementara hamba tersebut telah menawarkan diri kepada-Nya untuk memohon kesyahidan. Dan barang siapa yang senang bertemu Alloh, niscaya Alloh pun akan senang bertemu dengannya, sebagaimana yang disebutkan dalam sunah yang suci. Dan barang siapa yang Alloh senang bertemu dengannya niscaya Dia akan memudahkan amaliyah istisyhadiyahnya, meneguhkan dan memantapkan hatinya.

Tanya : Tidakkah Anda takut jika ternyata Anda tidak bisa mencapai target, atau Anda terbunuh sebelum sempat meledakkan mobil atau sabuk bom Anda kepada musuh-musuh Alloh?

Jawab : Niat seorang mukmin itu lebih baik daripada amalnya. Orang yang bercita-cita dan berniat untuk menghancurkan musuh-musuh Alloh, kemudian ternyata gagal, maka dia akan tetap mendapat pahala atas niat dan amalnya. Tetapi, kita tetap berdoa semoga Alloh memberikan kemampuan kepada kita untuk menghancurkan musuh. Dan segala puji bagi Alloh, karena amaliyah istisyhadiyah adalah operasi yang paling besar efek kehancurannya ditinjau dari segi militer. Jika efeknya tidak seberapa, niscaya para komandan jihad tidak akan mau melakukan dan memberikan keleluasaan di dalamnya. Jika Anda mau, silakan tanya Amerika tentang menara-menaranya, silakan tanya Inggris tentang terowongan-terowongannya, dan silakan tanya Yahudi Zionis tentang bus-busnya.

Tanya : Anda merasa akan mati, tidakkah Anda merasa waswas ataupun gelisah, karena Anda akan menghadapi sesuatu yang belum pernah Anda lihat sebelumnya?

Jawab : Antum berbicara tentang waswas apa? Dan tentang kegelisahan apa? Demi Alloh, yang ada hanyalah rasa tenang, nyaman dan damai yang belum pernah kami rasakan sebelumnya. Supaya Antum faham tentang keadaan psikis pelaku istisyhad, perkenankan Aku menyampaikan contoh ini kepada Antum : Dalam ruang ujian, para siswa sekolah atau universitas terbagi ke dalam 3 keadaan atau kelompok. Diantara mereka ada yang tidak belajar, maka dia akan berusaha untuk menyontek dari orang yang berada di sekitarnya, dia berangan-angan kiranya waktu ujian tidak kunjung usai agar dia bisa memberikan jawaban lebih. Diantara mereka juga ada yang belajar dengan baik, dia akan menjawab semua soal, kemudian meneliti kembali soal dan jawabannya, menambahkan beberapa hal yang dirasa kurang dan merubah beberapa jawaban yang dirasa salah. Anda akan mendapati siswa ini sibuk dengan semua waktu yang tersedia dalam ujian, dan tidak akan menyerahkan lembar jawaban hingga dikumpulkan sendiri oleh sang guru. Dan di sana juga ada kelompok yang langka! Dia mampu menjawab semua soal dalam waktu 10 menit, kemudian dia menemui guru pengawas dan menyerahkan lembar jawaban dengan tenang dan gembira, seolah-olah dia sudah mempelajari semua soal itu sebelumnya, atau seolah-olah dia sendiri yang membuat soal. Antum akan terheran-heran, karena dia tidak lagi meneliti ulang jawaban, seakan-akan dia sudah yakin 100 % benar. Inilah pelaku isytisyhad wahai saudara sekalian, seperti inilah perumpamaannya. Dia membawa ruhnya dalam genggaman tangan dan meletakkannya dalam pipa pelontar bom, dan bertakbir dalam barisan para syuhada'. Dialah yang telah membakar kapal-kapal penyelamat dan menghancurkan semua skoci yang dipakai untuk mundur ke belakang. Kemudian dia akan berjalan menuju musuh-musuh Alloh tanpa menolehkan wajah hingga terbunuh. Dialah lelaki yang tahu bahwa kehidupan ini adalah ujian, dan jalan terbaik untuk selamat adalah : "Dan diantara manusia ada orang yang menjual dirinya karena mengharap ridho Alloh, dan Alloh Maha Bijaksana kepada para hamba".

Rasa waswas dan gelisah ketika mendekati ajal yang dipersangkakan tiba tidak pernah ada pada orang yang melakukan istisyhad, tetapi yang ada justru sebaliknya, rasa rindu yang teramat sangat untuk berjumpa Alloh 'azza wa jalla dan berjaya dengan keridhoan-Nya.

Tanya : Anda banyak memuji amaliyah istisyhadiyah, tetapi tidak adakah tinjauan lain yang menjadikan amaliyah istisyhadiyah itu tidak begitu berpengaruh jika dibanding dengan bentuk-bentuk jihad yang lain?

Jawab : Terdapat satu masalah dalam amaliyah istisyhadiyah, dan masalah ini tidak ada solusinya, yaitu antum hanya bisa melakukan aksi ini sekali dalam hidupmu. Demi Alloh, jika pelaku istisyhad memiliki 1000 nyawa di dunia ini, niscaya dia akan berhasrat untuk menggunakan seluruh nyawanya dalam berbagai amaliyah istisyhadiyah. Inilah satu masalah yang tidak mungkin terjadi dalam amaliyah istisyhadiyah.

Tanya : Kenapa ada sebagian ikhwah yang segera mendaftarkan diri untuk menjadi pelaku istisyhad ketika baru sampai di bumi jihad, padahal dia belum sempat untuk ikut serta dalam beberapa bentuk perang yang lain?

Jawab : Bayangkan Antum berada di kota Makkah dan ingin pergi ke Baghdad, dan di sana ada perjalanan yang langsung dari Makkah ke Baghdad dan ada pula yang tidak langsung, dimana pesawatnya akan transit di Airport Riyadh, Oman, baru setelah itu sampai di kota Baghdad dalam perjalanan yang memakan waktu 10 jam. Manakah dari 2 cara itu yang Anda pilih? Tentuya perjalanan yang langsung, bukankah begitu? dan amaliyah istisyhadiyah ini jika niatnya ikhlas, adalah tiket langsung dari kehidupan dunia menuju surga Firdaus yang paling tinggi. Maka, jangan heran jika para ikhwah saling berlomba untuk bisa ikut perjalanan yang langsung menuju surga.

Tanya : Apakah Anda ingin semua mujahidin menjadi pelaku istisyhad? Kalau begitu, siapakah yang akan berperang di barisan, melatih para ikhwah, membuat senjata dan mengembangkan kemampuan explosive (ilmu peledakan)? Tidakkah Anda melihat bahwa terlalu sering melakukan provokasi untuk melakukan operasi-operasi istisyhadiyah bisa jadi akan melemahkan semangat pasukan yang lain untuk belajar spesialisasi yang lain?

Jawab : Semuanya tahu, bahwa masih ada bidang-bidang lain yang harus diisi dalam jihad sehingga jihad ini eksis dan bisa menimbulkan kerugian pada musuh, tetapi Antum berbicara seolah-olah semua ikhwah telah berangkat untuk melakukan amaliyah istisyhadiyah, dan tidak ada satu pun yang mengisi bidang-bidang yang lain?!

Tidak ya akhi, kondisinya tidak seperti yang Antum katakan. Medan perang ini masih tetap membutuhkan para pelaku istisyhad. Sering kita berkumpul dengan para ikhwah yang bisa sampai ke target kongkrit pada musuh, karena bahasa, atau kewarganegaraan atau postur mereka, tetapi mereka tidak mau melakukan amaliyah istisyhadiyah dengan alasan yang bermacam-macam, dan mereka menutup pintu untuk menimbulkan kerugian besar pada musuh dari diri mereka.

Kita butuh orang-orang cerdas dan ikhlas untuk melakukan berbagai macam amaliyah istisyhadiyah ini, kita butuh orang-orang yang memiliki keyakinan dan aqidah agar mereka mau menjadikan diri-diri mereka sebagai tumbal tauhid.

Seorang lelaki dengan iman dan ilmunya, "Muhammad 'Atta" - semoga Alloh merahmati beliau -, mampu untuk menjadi amir operasi seperti "11 September". Bagaimana kita bisa mengulang operasi-operasi seperti ini sementara itu kita justru melihat sebagian orang menjauhkan dirinya dari operasi seperti itu?

Jika ada setengah saja dari kelompok jihad mana pun yang mau melakukan amaliyah istisyhadiyah, maka bergembiralah dengan pertolongan Alloh atas mereka. Pertolongan Alloh akan datang, bahkan sebelum seperempat dari mereka melakukan operasi-operasi mereka - dengan izin Alloh -.

Aku tidak akan mengatakan kepada Antum kecuali apa yang dikatakan oleh Syaikh Usamah bin Ladin - hafizhohulloh - : "Niatkanlah diri kalian untuk melakukan amaliyah istisyhadiyah ....".

Amaliyah istisyhadiyah adalah wacana kemenangan dan otoritas. Dia merupakan bukti sebuah pengorbanan dan kesungguhan. Dia adalah talak bain (talak 3 kali sekaligus/tidak akan rujuk lagi) untuk semua kesenangan dunia. Dia adalah perpisahan untuk setiap keinginan nafsu. Kita memohon kepada Alloh agar menganugerahkan kepada semuanya rasa cinta terhadap operasi-operasi ini.

Tanya : Sampaikanlah kata terakhir kepada saudara-saudara Anda?

Jawab : Maaf para ikhwah tercinta, Aku terlalu panjang berbicara, tetapi itu semua, demi Alloh, adalah nasehat dan tahridh untuk sebuah gambaran terindah dari jihad. Jika Alloh mentakdirkan Aku untuk kembali ke dunia lagi, maka Aku kira Aku tidak akan mengubah satu kata pun dari yang telah Aku tulis. Oleh karena itu, jangan ragu wahai akhi mujahid, berjalanlah di atas barokah dari Alloh. Demi Alloh, di sana bukan hanya ada satu surga, tetapi yang ada adalah surga yang sangat banyak yang menunggumu untuk maju. Kenapa kalian tidak rindu kepada istri-istri kalian yang cantik jelita di surga, sedangkan mereka sudah sangat rindu untuk bersua dengan kalian? bertawakallah kepada Alloh, dan katakan : " Jika aku masih tetap hidup untuk menghabiskan kurma-kurma ini, maka alangkah lamanya hidup ini". Dan daftarkanlah namamu di barisan istisyhadiyyin, para pelaku istisyhad. Jangan katakan : "Gilirannya terlalu lama". Cukuplah bagimu kemuliaan dan pahala tebunuh sembari menanti giliran amaliyah istisyhadiyahmu.

Saudaramu tercinta

Abu Dujanah Al-Khurosany

Walhamdulillahi robbil 'aalamiin..

(M Fachry/FIM/arrahmah.com)

27.2.10

Operasi Syahid Kembali Guncang Jantung Afghanistan

KABUL (Arrahmah.com) - Sedikitnya 17 tentara boneka dan beberapa tamu asing tewas dan 32 lainnya mengalami luka-luka ketika beberapa mujahid melakukan operasi martir yang menyerang sebuah hotel ternama yang biasa dikunjungi tamu-tamu asing.

Imarah Islam Afghanistan telah mengklaim bertanggungjawab atas serangan yang terjadi kemarin (26/2), serangan mematikan yang kembali mengguncang Kabul.

Seorang berkewarganegaraan Italia dan seorang Perancis termasuk dalam korban tewas.

Ledakan pertama terjadi pada pukul 06.45 waktu setempat di dekat pusat Kabul, pusat perbelanjaan terkemuka yang berdekatan dengan Hotel Safi Landmark.

Serangan pertama kemudian diikuti dengan tembakan dari mujahidin dan dua ledakan bom kecil.

Polisi boneka Afghan mengatakan bahwa dua polisi tewas dalam serangan ini.

Harian Reuters mengutip perkataan Zabiullah Mujahid, jurubicara Imarah Islam Afghanistan mengatakan, "perang suci (jihad) telah memasuki jantung Afghanistan, kota Kabul."

Mujahid menambahkan sedikitnya lima mujahid Imarah Islam Afghanistan melancarkan aksi ini, dua diantaranya syahid (Insha Allah), yang meledakkan diri di dekat hotel dan pusat perbelanjaan.

Namun kepolisian boneka Afghanistan mengklaim hanya 3 dari personilnya yang tewas dalam serangan kali ini.

Koresponden Al-Jazeera di Kabul, Hoa Abdel-Hamid mengatakan "ledakan dan suara tembakan terdengar di Kabul pagi ini."

"Saat NATO berusaha menekan Taliban, serangan-serangan seperti ini akan meningkat," imbuhnya.

"Serangan seperti ini membawa pesan bahwa tidak ada orang asing yang aman di Afghanistan, bahkan di kota Kabul yang diklaim memiliki tingkat keamanan paling baik," lanjutnya. (haninmazaya/KC/arrahmah.com)

26.2.10

bolehkah memberi gelar as syahid?

Alhamdulillah washolaatu wassalamu ‘alaa Rasulillah wa ‘alaa aalihi washohbihi waman waalahu waba’du :
Ikhwati fillah, menentukan apakah seorang termasuk ahli surga ataupun ahli neraka merupakan perkara ghoib yang hanya diketahui oleh Allah Ta’alaa saja. Tidak boleh kita menyatakan dengan pasti bahwa seorang termasuk ahli surga kecuali yang telah ditetapkan wahyu. Begitu juga dengan gelar Asy-syahid, kita hendaklah tidak terburu-buru mengatakan bahwa seseorang yang barangkali secara dhohirnya telah berjuang untuk meninggikan kalimat Allah dengan gelar Asy syahid, karena hal itu berarti kita telah menghukumiya termasuk ahli surga.
Dalam hal ini Imam Bukhari rahimahullah mengkhususkan dalam Shahihnya satu bab yang berjudul : (( Bab tidak dikatakan Fulan Syahid )) berdasarkan riwayat dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallawahu alaihi wasallam : Allah Yang Paling Tahu siapa yang berjihad di jalanNya dan Allah Yang Paling Tahu siapa yang telah terluka dijalanNya ).

Ibnu Hajar dalam menerangkan hadits ini mengatakan : tidak boleh mengatakan demikian secara pasti kecuali dengan wahyu sepertinya beliau (Imam Bukhari) mengisyaratkan kepada hadits Umar radhiallahu anhu bahwa beliau berkhutbah dan mengatakan : (kalian mengatakan dalam peperangan kalian fulan syahid atau fulan mati dalam keadaan syahid, barangkali dia telah membebani kendaraannya, ketahuilah janganlah kalian mengatakan demikian tetapi katakanlah sebagaimana dikatakan Rasulullah shallawahu ‘alaihi wasallam : [barangsiapa yang mati dijalan Allah atau terbunuh maka dia syahid ]) Hadits Hasan riwayat Imam Ahmad.

Dan hadits ini ada peguatnya dalam hadits marfu’ yang dikeluarkan Abu Nu’aim dari jalannya Abdullah bin Shalath dari Abu Dzar radhiallahu anhu berkata : Rasulullah shallawahu ‘alaihi wasallam bersabda : (( siapakah yang kalian anggap syahid ? mereka berkata : mereka yang terkena sabetan senjata. Beliau berkata : berapa banyak orang terkena sabetan senjata namun tidak syahid ataupun terpuji, dan berapa banyak yang mati diatas kasurnya secara mendadak namun disisi Allah sebagai Shiddiq dan syahid )) dalam sanadnya perlu diteliti.

Maksudnya adalah larangan menyatakan secara ta’yin bahwa fulan syahid tetapi boleh menyatakan secara umum.

Begitu juga yang diriwayatkan Imam Bukhari dari haditsnya Sahl bin Sa’ad As Sa’idi radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallawahu ‘alaihi wasallam bertempur dengan kaum musyrikin lalu masing-masing telah kembali ke kampnya, dikalangan para sahabat Rasulullah ada seorang yang tidak pernah membiarkan seorangpun kecuali diikutinya dan ditebasnya dengan pedangnya maka dia berkata : hari ini tidak ada yang lebih merasa puas seperti fulan, maka Rasulullah shallawahu ‘alaihi wasallam pun bersabda : (adapun dia dari ahli neraka), maka berkatalah seorang saya yang menyertainya, dia keluar bersamanya setiap kali berhenti diapun berhenti, ketika dia berjalan cepat diapun ikut berjalan cepat. Dia berkata lalu orang tersebut terluka dengan sangat parah dan dia ingin cepat mati lalu meletakkan mata pedangnya diatas tanah dan lalu dia membunuh dirinya sendiri maka orang tersebut mendatangi Rasulullah shallawahu ‘alaihi wasallam dan berkata Aku bersaksi bahwa anda utusan Allah. Ada apa ini ? (maka dia menceritakan apa yang dilihatnya) lalu Rasulullah shallawahu ‘alaihi wasallam ketika itu bersabda : sesungguhnya seseorang benar-benar beramal dengan amalan ahli surge dimata manusia padahal termasuk ahli neraka, dan sungguh seseorang benar-benar beramal dengan amalan ahli neraka dimata manusia padahal dia termasuk ahli surga)).
( Fathul Bari juz 9/ 48-49 dengan beberapa editan)

Berdasarkan dalil-dalil diatas kita dilarang mengatakan ((Asy syahid fulan)) atau (( Fulan telah syahid)) dengan memastikan walaupun mungkin niat  kita untuk mendoakannya namun lafazh seperti itu yaitu dengan menggunakan ((alif lam)) dalam bahasa arab umumnya untuk sesuatu yang sudah pasti dan jelas. Hal ini seperti lafaz (( Al Marhum )) bagi yang meninggal yang menunjukkan kepastian rahmat Allah atasnya.

Jadi lebih baik dengan lafaz yang tidak pasti seperti : Mudah-mudahan termasuk syahid, atau dengan lafaz umum seperti : para syuhada Uhud, atau para syuhada Afghanistan, Irak, Checnya, Palestina dll. Atau untuk yang meninggal kita katakan fulan rahimahullah atau Allah yarham yang termasuk lafaz doa dalam bahasa Arab.Hal ini untuk lebih berhati- hati dalam masalah ini.

Adapun secara hukum dhahir atau dunia orang yang terbunuh dalam meninggikan kalimat Allah tetap kita perlakukan seperti syuhada, yaitu dengan tidak memandikannya dst.

Wallahu a’lam bishowab

Alhamdulillah washolaatu wassalamu ‘alaa Rasulillah wa ‘alaa aalihi washohbihi waman waalahu waba’du :
Ikhwati fillah, menentukan apakah seorang termasuk ahli surga ataupun ahli neraka merupakan perkara ghoib yang hanya diketahui oleh Allah Ta’alaa saja. Tidak boleh kita menyatakan dengan pasti bahwa seorang termasuk ahli surga kecuali yang telah ditetapkan wahyu. Begitu juga dengan gelar Asy-syahid, kita hendaklah tidak terburu-buru mengatakan bahwa seseorang yang barangkali secara dhohirnya telah berjuang untuk meninggikan kalimat Allah dengan gelar Asy syahid, karena hal itu berarti kita telah menghukumiya termasuk ahli surga.
Dalam hal ini Imam Bukhari rahimahullah mengkhususkan dalam Shahihnya satu bab yang berjudul : (( Bab tidak dikatakan Fulan Syahid )) berdasarkan riwayat dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallawahu alaihi wasallam : Allah Yang Paling Tahu siapa yang berjihad di jalanNya dan Allah Yang Paling Tahu siapa yang telah terluka dijalanNya ).

Ibnu Hajar dalam menerangkan hadits ini mengatakan : tidak boleh mengatakan demikian secara pasti kecuali dengan wahyu sepertinya beliau (Imam Bukhari) mengisyaratkan kepada hadits Umar radhiallahu anhu bahwa beliau berkhutbah dan mengatakan : (kalian mengatakan dalam peperangan kalian fulan syahid atau fulan mati dalam keadaan syahid, barangkali dia telah membebani kendaraannya, ketahuilah janganlah kalian mengatakan demikian tetapi katakanlah sebagaimana dikatakan Rasulullah shallawahu ‘alaihi wasallam : [barangsiapa yang mati dijalan Allah atau terbunuh maka dia syahid ]) Hadits Hasan riwayat Imam Ahmad.

Dan hadits ini ada peguatnya dalam hadits marfu’ yang dikeluarkan Abu Nu’aim dari jalannya Abdullah bin Shalath dari Abu Dzar radhiallahu anhu berkata : Rasulullah shallawahu ‘alaihi wasallam bersabda : (( siapakah yang kalian anggap syahid ? mereka berkata : mereka yang terkena sabetan senjata. Beliau berkata : berapa banyak orang terkena sabetan senjata namun tidak syahid ataupun terpuji, dan berapa banyak yang mati diatas kasurnya secara mendadak namun disisi Allah sebagai Shiddiq dan syahid )) dalam sanadnya perlu diteliti.

Maksudnya adalah larangan menyatakan secara ta’yin bahwa fulan syahid tetapi boleh menyatakan secara umum.

Begitu juga yang diriwayatkan Imam Bukhari dari haditsnya Sahl bin Sa’ad As Sa’idi radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallawahu ‘alaihi wasallam bertempur dengan kaum musyrikin lalu masing-masing telah kembali ke kampnya, dikalangan para sahabat Rasulullah ada seorang yang tidak pernah membiarkan seorangpun kecuali diikutinya dan ditebasnya dengan pedangnya maka dia berkata : hari ini tidak ada yang lebih merasa puas seperti fulan, maka Rasulullah shallawahu ‘alaihi wasallam pun bersabda : (adapun dia dari ahli neraka), maka berkatalah seorang saya yang menyertainya, dia keluar bersamanya setiap kali berhenti diapun berhenti, ketika dia berjalan cepat diapun ikut berjalan cepat. Dia berkata lalu orang tersebut terluka dengan sangat parah dan dia ingin cepat mati lalu meletakkan mata pedangnya diatas tanah dan lalu dia membunuh dirinya sendiri maka orang tersebut mendatangi Rasulullah shallawahu ‘alaihi wasallam dan berkata Aku bersaksi bahwa anda utusan Allah. Ada apa ini ? (maka dia menceritakan apa yang dilihatnya) lalu Rasulullah shallawahu ‘alaihi wasallam ketika itu bersabda : sesungguhnya seseorang benar-benar beramal dengan amalan ahli surge dimata manusia padahal termasuk ahli neraka, dan sungguh seseorang benar-benar beramal dengan amalan ahli neraka dimata manusia padahal dia termasuk ahli surga)).
( Fathul Bari juz 9/ 48-49 dengan beberapa editan)

Berdasarkan dalil-dalil diatas kita dilarang mengatakan ((Asy syahid fulan)) atau (( Fulan telah syahid)) dengan memastikan walaupun mungkin niat  kita untuk mendoakannya namun lafazh seperti itu yaitu dengan menggunakan ((alif lam)) dalam bahasa arab umumnya untuk sesuatu yang sudah pasti dan jelas. Hal ini seperti lafaz (( Al Marhum )) bagi yang meninggal yang menunjukkan kepastian rahmat Allah atasnya.

Jadi lebih baik dengan lafaz yang tidak pasti seperti : Mudah-mudahan termasuk syahid, atau dengan lafaz umum seperti : para syuhada Uhud, atau para syuhada Afghanistan, Irak, Checnya, Palestina dll. Atau untuk yang meninggal kita katakan fulan rahimahullah atau Allah yarham yang termasuk lafaz doa dalam bahasa Arab.Hal ini untuk lebih berhati- hati dalam masalah ini.

Adapun secara hukum dhahir atau dunia orang yang terbunuh dalam meninggikan kalimat Allah tetap kita perlakukan seperti syuhada, yaitu dengan tidak memandikannya dst.

Wallahu a’lam bishowab

Karena Jihad Media, Mereka Terus-menerus Berurusan dengan Hukum Thagut


Malika El aroud (49), seorang Muslimah berkebangsaan Moroko yang tinggal di Belgia.  Ia merupakan janda Abdessatar Dahmane, rahimalullah, yang membunuh Ahmed Shah Massoud pada 9 September 2001 silam atas perintah Syaikh Usamah hafidzahullah.
Setelah menjadi janda, Malikah kembali menikah dengan Moez Garsallaoui (43) yang selalu berhadapan dengan hukum thagut buatan manusia, namun ia tak pernah menyerah.  Mereka hidup di antara Pakistan dan Afghanistan, dalam lingkungan kamp pelatihan Al-Qaeda.

El aroud, Garsallaoui dan beyayo, ketiganya ditahan atas dakwaan menjadi pemimpin organisasi "teroris".  Beyayo ditahan karena menjadi salah seorang yang dilatih di kamp pelatihan Al-Qaeda.

Enam Muslim lainnya juga ditahan karena mereka merupakan anggota dari kelompok "teror".  El Aroud dan Beyayo (juga seorang Muslimah) berada dalam penjara sejak September 2008.

Atas dasar apa mereka ditahan?


Berbagai tuduhan dialamatkan kepada sepasang suami-istri itu, Malika El Aroud dan suaminya Moez Garsallaoui ditahan atas tuduhan menjadi perekrut pemuda Muslim untuk masuk ke dalam kamp pelatihan Al-Qaeda di Pakistan dan Afghanistan.  Setelah mendapat cukup pelatihan, mereka kembali ke Eropa untuk melakukan serangan.

Keduanya tidak terbukti menjadi perencana atas serangan di Belgia, karena itu mereka tidak didakwa atas hal tersebut.

Investigator Belgia mengatakan Hicham Beyayo setelah berada di Afghanistan selama kurang lebih setahun, kembali ke tempat asalnya.  Intelijen AS mengatakan Beyayo siap melancarkan aksi bom "bunuh diri".  Namun Malika menolak tuduhan itu.

"Itu bukanlah peran kami untuk meledakkan bom, aku memiliki senjata lainnya.  Menulis, mengungkapkan seluruh opiniku.  Itulah jihadku.  Dengan kata-kata kalian dapat melakukan banyak hal.  Sebuah teks bisa menjadi seperti bom," ujar El Aroud.

Dan untuk bangsa Barat, khususnya AS, ia mengatakan, "Vietnam bukanlah apa-apa.  Untuk para tentara AS ynag berada di Afghanistan, mintalah kepada ibu dan istri kalian untuk menyiapkan peti jenazah untuk kalian."

Di tahun 2007 El Aroud dan suaminya dihukum karena aktif menjalankan sebuah website yang mendukung Al-Qaeda.  Garsallaoui ditahan selama 23 hari.   Di tahun yang sama pada Desember akhir, keduanya kembali ditahan bersama tiga belas orang lainnya dengan tuduhan berusaha membebaskan Nizar Trabelsi dari penjara dan akan melancarkan serangan di Brussel.  Dalam 24 jam, mereka dibebaskan karena tidak terbukti tuduhan yang dialamatkan kepada mereka.

Kini, persidangan akan kembali diigelar pada Maret atau April mendatang.  El Aroud, Garsalloui dan Beyayo terancam penjara 10 tahun dan enam orang lainnya 5 tahun karena mereka aktif menjalankan sebuah situs yang memberikan dukungan penuh kepada Al-Qaeda dan mujahidin di seluruh dunia. (haninmazaya/ansar/arrahmah.com)

25.2.10

Wawancara Dengan Qari Muhammad Yousuf Ahmadi Mengenai Keadaan di Helmand

HELMAND (Arrahmah.com) - Ini adalah wawancara khusus dengan salah seorang jurubicara Imarah Islam Afghanistan mengenai keadaan di provinsi Helmand yang sebenarnya, wawancara ini dipublikasikan hari ini (25/2) dalam situs resmi Imarah Islam Afghanistan.

Q : Apa yang dapat kamu jelaskan mengenai situasi jihad di provinsi Helmand dan daerah sekitarnya?

A : Perlawanan mujahidin melawan serangan musuh khususnya di daerah Marjah, distrik Nad Ali masih terus berlanjut. Menurut prediksi dan taksiran kami sebelumnya, musuh saat ini tengah mengalami kekacauan sesuai dengan strategi kami dan musuh menderita kehilangan yang terus meningkat setiap waktunya. Mujahidin berhasil menghancurkan sejumlah tank terbaik milik musuh dalam beberapa serangan. Dan mereka kehilangan tentara-tentara mereka seiring hancurnya tank-tank mereka. Laporan yang datang dari Marjah mengindikasikan tentara musuh menderita penurunan moral. Mereka mencoba untuk mengeluarkan tentara yang terkepung dari daerah tersebut, yang disebar pada hari pertama saat operasi dimulai. Bagaimanapun tentara berjalan kaki dan tank-tank musuh selalu menjadi sasaran empuk dimanapun mereka berdiri. Bagaimanapun cara yang mereka lakukan untuk bertahan, mereka selalu mendapat serangan dari mujahidin atau hantaman bom tepi jalan. Mujahidin pun selalu mengirimkan misil-misil mereka ke arah tentara penjajah. Musuh benar-benar mengalami kerugian berat. Dua hari lalu, militer musuh mengangkut tentara-tentara mereka dari Qari Sadi.

Q : Sejak hari pertama tentara musuh melakukan serangan, mereka selalu berbicara mengenai kemenangan. Laporan dari media-media Barat mengatakan bahwa mereka berhasil mengambil alih beberapa tempat. Apakah ini sebuah kenyataan?

A : Apa yang terjadi di hari pertama merupakan keberhasilan strategi yang kami persiapkan. Kami telah sepakat akan menggempur serangan musuh, jadi kami membiarkan tentara musuh memasuki beberapa daerah tanpa perlawanan. Musuh lalu mengatakan bahwa mereka mengalami kemajuan dalam pertempuran di darat, mereka mengklaim bahwa mereka berhasil mengambil alih Marjah. Beberapa pejabat di Kabul merayakan kemenangan (semu) ini. Faktanya, musuh tidak mengalami kemenangan apapun dalam pertempuran ini yang telah berjalan selama dua minggu melainkan kerugian berat dan kecelakaan. Mereka tahu benar bahwa klaim mengenai keberhasilan mengambil alih Marjah tidak terjadi di saat ini atau sebelumnya. Tentara berjalan kaki musuh medapat serangan bertubi-tubi dimana mereka disebarkan mulai pada hari kedua operasi. Tank dan kendaraan militer tidak menemui jalan keluar dari desa tersebut yang terlanjur mereka masuki. Musuh kini menggunakan jalan-jalan setapak karena mujahidin telah menanam ratusan bom ranjau di jalan-jalan besar. Tim penembak jitu dari kubu mujahidin menargetkan tentara-tentara tersebut. Bagaimanapun, musuh telah terperangkap, mereka mau tidka mau harus menghadapi gempuran mujahidin juga ledakan-ledakan tepi jalan.

Q : Musuh telah mengalami kerugian materi dan jiwa di Marjah. Bisakah Anda paparkan sebanyak apa kehilangan yang mereka alami

A : Kini dua minggu telah berlalu sejak musuh melancarkan operasi di Marjah. Menurut laporan dari medan pertempuran, inilah kerugian yang dialami musuh yang tidak dilaporkan oleh media-media Barat.

Tank yang hancur : 78
Tentara asing tewas : 382
Kendaraan Ranger yang hancur : 4
Tentara boneka tewas : 36

Mujahidin di daerah lain, masih di provinsi Helmand juga meningkatkan serangan mereka. menurut data yang berada di tangan kami, 51 tentara asing dan 23 tentara boneka telah tewas. 17 tank dan 6 kendaraan militer hancur.

Q : Apa pendapatmu mengenai situasi jihad di provinsi lainnya. Laporan mengatakan tahun ini aktivitas jihad di Afghanistan meningkat tajam dari tahun-tahun sebelumnya.

A : Ya, kamu benar. Di tahun-tahun terakhir, mujahidin meningkatkan serangan mereka dan menyebabkan kerugian berat bagi kubu musuh. Ini adalah data dari provinsi lain mengenai kecelakaan di kubu musuh yang mereka alami di tahun ini.

Kandahar
Tentara asing tewas : 28
Tentara boneka tewas : 33
Tank hancur : 5
Kendaraan Ranger hancur : 5

Farah
Tentara asing tewas : 29
tentara boneka tewas : 17
Tank hancur : 8
Kendaraan militer hancur : 3

Zabul
Tentara asing tewas : 3
Tentara boneka tewas : 26
Tank hancur : 1
Kendaraan militer hancur : 4

Uruzgan
Tentara asing tewas : 5
Tentara boneka tewas : 19
Tank hancur : 1
Kendaraan militer hancur : 3

Ini adalah gambar kerugian yang dialami musuh di beberapa provinsi. Jika kita hitung seluruh kerugian musuh dalam level negara, kita akan melihat dengan jelas peningkatan aktivitas jihad, terlihat dari kecelakaan dan kerugian yang dialami musuh. Dengan pertolongan dari Allah, dapat kami katakan bahwa aktivitas jihad semakin meyakinkan. (haninmazaya/alemarah/arrahmah.com)

24.2.10

Rusia Ancam Akan Bereaksi Terhadap Ekspansi NATO




MOSKOW (Arrahmah.com) - Rusia akan merespon kekhawatirannya terhadap ekspansi NATO ke wilayah timur dan rencana Amerika untuk menempatkan elemen sistem pertahanan peluru kendali di Eropa, kata perwira tinggi militer Rusia pada hari Rabu (24/2).

"Jika kami mengatakan, bahwa kami harus mengatasi kemungkinan ancaman ini bersama-sama, maka sudah seharusnya kami saling menghormati satu sama lain dan saling percaya, bukan malah melakukan penguatan blok militer dekat perbatasan Rusia," Jenderal Nikolai Makarov, Kepala Staf Umum Angkatan bersenjata Rusia, mengatakan pada Rusia Today.

"Hal ini menyebabkan kami harus mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menanggapi gelagat AS dan NATO tersebut," kata Makarov.

Sembari mengulangi seruan Polandia untuk mendemiliterisasi kawasan barat Rusia, Makarov mengatakan tidak ada satu pun senjata nuklir yang ditempatkan di Kaliningrad.

"Tahun lalu kami menarik lebih dari 600 tank, sekitar 600 kendaraan lapis baja dan sekitar 600 potongan artileri dari kawasan Kaliningrad. Dan sebagai balasannya kami harus mendapatkan penumpukan sistem pertahanan rudal. Kami harus segera melipatgandakan kewaspadaan kami," katanya.

Makarov pun mengatakan perisai rudal itu dirancang AS untuk mempertahankan ilusi serangan udara dari Rusia. "Ada kekhawatiran bahwa sistem pertahanan rudal ini diarahkan terhadap Rusia."

Sebuah doktrin militer Rusia baru disetujui oleh Presiden Dmitry Medvedev awal bulan ini mendefinisikan bahwa ekspansi NATO dan perluasan sistem pertahanan peluru kendali sebagai ancaman utama yang sedang dihadapi Rusia. (althaf/xnh/arrahmah.com)

Tak Mudah Melumat Taliban



Rabu, 24/02/2010 17:25 WIB | email | print | share

Janji Panglima Nato di Afghanistan, Jendral Mc Chrystal akan melumat Taliban dalam dua pekan tak terbukti. Pergerakan pasukan Nato di Helmand, yang masuk kota ke Marjah sangat lambat. Justru menunjukkan pengecutnya pasukan Nato, yang hanya mampu menggunakan tameng pasukan darat dan polisi Afghanistan, yang ada di garda paling depan menghadapi Taliban. Sementara pasukan Nato, yang terdiri dari marinir dari AS, hanya berlindung di balik tank dan kendaraan pengangkut personil.

Secara matematis pasukan Nato, yang digelar di propinsi Helmand itu, jumlahnya mencapai sepertiga atau lebih dari 35.000 pasukan. Dengan dukungan seluruh kekuatan dan persenjataan militer, seperti penyapu ranjau darat, halikopter black hawk, pesawat tempur F.16, dan pesawat tanpa awak (drone), yang terus mengelilingi kota Helmand, dan memuntahkan rudal, ke sasaran-sasaran yang diduga menjadi tempat markas Taliban. Mestinya hanya dengan hitungan jari tangan Taliban sudah punah. Semuanya itu tak terbukti.

Faktanya operasi militer yang menggunakan sandi ‘Mushtarak’, yang dalam bahasa pashtun itu, berarti ‘bersama’, justru yang banyak menjadi korban adalah penduduk sipil, yang terdiri wanita dan anak-anak, yang tidak berdosa. Pihak Nato selalu menuduh Taliban menggunakan penduduk sipil sebagai tameng, menghadapi serangan yang dilakukan pasukan Nato. Seperti ketika iring-iringan bus yang ditumpangi wanita dan anak-anak yang akan meninggalkan kota Marjah, diserang pesawat tempur tanpa awak (drone), yang menyebabkan 24 orang tewas.

Sudah berulang kali pasukan Nato yang menggunakan pesawat tanpa awak itu salah sasaran. Di perbatasan Pakistan-Afghanistan, terutama di Selatan Waziristan, Baluchistan, Boujur, dan Bahmian, tak semuanya yang menjadi korban adalah Taliban. Bulan September tahun 2008, justru yang menjadi korban, adalah anak-anak sekolah. Lebih dari 200 anak sekolah yang ada diperbatasan Pakistan, Selatan Waziristan, tewas oleh serangan pesawat tanpa awak.

Inilah sejarah pembataian yang dilakukan AS, sejak zaman Presiden Bush dan dilanjutkan oleh Presiden Barack Obama, terhadap rakyat sipil, di Pakistan, Afghanistan, dan Irak, mencapai eskalasi yang paling luas, dan mengerikan. Pembantaian yang tiada tara terhadap rakyat sipil, yang dilakukan oleh sebuah pemerintahan negara, yang mengaku menganut paham demokrasi, dan mengakui hak-hak sipil, seperti hak-hak dasar, termasuk hak untuk hidup. Justru Obama yang baru mendapatkan hadiah ‘Nobel Perdamaian’, belum lama ini telah mempertontonkan kejahatannya di depan masyarakat dunia, yang tidak hentinya membantai rakyat sipil yang tidak berdosa.

Benarkah apa yang dilakukan pasukan Nato di Afghanistan itu? Benarkah keputusan politik Presiden Bush dan Obama atas tindakan militernya terhadap Taliban, yang dampaknya terhadap rakyat Afghanistan, mengalami penderitaaan hidup, akibat penghancuran dengan menggunakan militer, yang tidak memiliki landasan hukum dan moral.

Jika Taliban dianggap mendukung Al-Qaidah, dan terlibat dalam peristiwa serangan 11 September 2001, yang menghancurkan Gedung WTC itu, pernah dibuktikan dengan bukti-bukti yang dapat dipertanggung jawabkan? Apakah semua hanya didasari atas tuduhan, prasangka, kebencian, dan permusuhan atas kelompok-kelompok, yang ingin menegakkan prinsip dalam hidup mereka sesuai dengan keyakinan, yang mereka miliki?

Agresi militer AS ke Iraq dan penggulingan Saddam Husien, yang menjadi tindakan politik Presiden George Walker Bush, dan sekarang dilanjutkan oleh Barack Obama, tidak cukup memiliki dasar, yang dapat dipertanggung jawabkan secara hukum, politik, dan moral. Presiden Bush, di akhir masa jabatannya, mengakui, bahwa keputusan politik perang di Iraq itu, adalah sebuah kesalahan, dan hanya berdasarkan rekaan laporan intelijen yang salah.

Tapi, akibat perintah perang dari Presiden Bush itu, mengakibatkan Iraq dan Bagdad, menjadi hancur, dan sekarang, Iraq pasca Saddam Husien, justru dalam kubangan perang saudara, yang dipicu oleh politik ‘divide at impera’ (pecah belah), yang dilakukan AS, yang mengadu antara kelompok Syiah dan Sunni, yang akan membawa Iraq kepada kehancuran yang bersifat total.

AS dan Sekutunya, selalu menuduh kelompok garis keras Islam, yang menjadi unsur-unsur yang menciptakan instabilitas keamanan di berbagai negara, justru fakta-fakta yang secara empirik, AS dan Sekutunya, yang terus menciptakan kondisi instabilitas di berbagai negara Islam, dan bahkan melakukan agresi secara terang-terangan dengan dalih memerangi ‘toreris’, yang mereka sebut : Al-Qaidah.

Perang melawan teroris dan Al-Qaidah itu, justru menciptakan setiap negara dalam kondisi tidak stabil, menghadap-hadapkan antara pemerintah di setiap negara dengan rakyatnya sendiri, yang mayoritas bergama Islam. AS dan Sekutunya dengan dukungan yang dimilikinya, menciptakan sebuah ‘monster’ baru yang seolah-olah menakutkan bagi kehidupan umat manusia,dan mengajak seluruh umat manusia untuk melawan ‘monster’ itu, yang mereka sebut sebagai ‘teroris’ dan ‘Al-Qaidah'.

Sebuah keadaan yang tidak pernah berhenti, dan membawa dampak, yang sangat buruk bagi hubungan antara Barat dengan Dunia Islam. Siapa yang menciptakan permusuhan ini? Semua pihak harus membayarnya dengan mahal. Wallahu’alam(eramuslim.com)

Al-Qaeda di Afrika Utara Bebaskan Sandera Asal Perancis


BAMAKO (Arrahmah.com) - Mujahidin Al-Qaeda di afrika Utara pada Selasa (23/2) membebaskan sandera mereka yang berasal dari Perancis, Pierre Camatte setelah hampir tiga bulan berada dalam tahanan mujahidin. Dia ditukarkan dengan empat mujahid yang ditahan oleh Mali, ujar negosiator seperti yang dilansir AFP.

"Pierre telah dibebaskan. Dia berada dalam keadaan baik, dan itu yang sangat penting," ujar sumber dari Mali yang tidak ingin disebutkan namanya, ia menambahkan Pierre dibebaskan di utara wilayah Mali.

Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy mengucapkan terimakasih kepada Amadou Toumani Toure yang menjadi motor dalam pembebasan Pierre.

Pierre Camatte (61), ditangkap pada 26 November lalu dari sebuah hotel oleh seseorang yang bekerja untuk Al-Qaeda Islamic Maghreb (AQIM).

Ia dibebaskan setelah pemerintah Mali membebaskan empat mujahid, dua dari Aljazair, satu dari Burkina Faso dan satu dari Mauritania.

Selain Camatte, mujahidin AQIM masih menaham tiga sandera asal Spanyol dan sepasang suami istri asal Italia yang ditangkap di wilayah perbatasan Mauritania pada November silam. (haninmazaya/AFP/arrahmah.com)

23.2.10

Saat Dunia menjadi Tujuan Utama




مَنْ كَانَ هَمُّهُ الآخِرَةَ؛ جَمَعَ اللهُ شَمْلَهُ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِيْ قَلْبِهِ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ، وَمَنْ كَانَتْ نِيَّتُهُ الدُّنْيَا؛ فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ ضَعْيَتَهُ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا كُتِبَ لَهُ

“Barangsiapa yang hasratnya adalah negeri akhirat, Allah akan mengumpulkan kekuatannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina. Namun barangsiapa yang niatnya mencari dunia, Allah akan menceraiberaikan urusan dunianya, dan menjadikan kefakiran di antara kedua pelupuk matanya, dan dunia tidak akan menghampirinya kecuali sebesar apa yang telah ditakdirkan baginya.”

[Hadits Shahih, lih. ash-Shahihah No. 404 karya Imam al-Albani rahimahullah]

Hadits yang mulia di atas mengajarkan kepada kita tentang perbedaan sifat dunia dan akhirat, serta perbedaan antara para pendambanya masing-masing.

Dalam hadits tersebut, para pendamba akhirat akan diberi kekuatan oleh Allah dalam menjalani kehidupan dunia dengan enteng dan bahagia (di saat banyak orang-orang berharta dan bertahta justru diselimuti kesusahan). Allah jadikan hatinya kaya sehingga ia tidak butuh kepada selain-Nya. Kekayaan dunia akan mengejarnya padahal ia sedikitpun tidak berharap .

Berbeda jauh dengan para pendamba dunia. Kekayaan dan kekuasaan yang mereka kumpulkan justru akan menjadi beban yang menyusahkan mereka. Anehnya, mereka selalu merasakan kemelaratan menemani setiap detik hidup mereka, tak peduli berapa banyak kekayaan yang telah mereka tumpuk, masih saja terasa kurang. Andaikata bukan karena takdir Allah yang telah menetapkan rizki hamba, niscaya dunia sedikitpun tidak akan menghampiri mereka.

Tidakkah kita mengingat firman Allah dalam al-Qur-an:

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَنْ نُرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلاهَا مَذْمُومًا مَدْحُورًا. وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا.

“Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir (18). Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik (19).” [QS. al-Israa: 18-19]

Terkesima oleh ranum hijaunya dunia adalah perkara yang manusiawi dan sejalan dengan fitrah, dan itu tidak tercela selama hasrat duniawi masih di atas rel syariat. Yang salah adalah sikap lebih mengutamakan dunia dibanding akhirat, dan inilah kiranya yang menjadi target celaan dalam hadits di atas. Tidak heran jika Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wa Salam sangat mengkhawatirkan kita saat dunia terhampar di hadapan kita.

Ketika Abu Ubaidah bin al-Jarrah radhiallahu’anhu datang dari Bahrain membawa harta jizyah yang melimpah bagi kaum muslimin. Para sahabat mendengar kabar tersebut, beramai-ramai mereka menghadiri sholat subuh bersama Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wa Salam. Selepas sholat, Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wa Salam menoleh kepada mereka, sedang para sahabat menatap beliau, kemudian beliau tersenyum ketika melihat mereka. Dan selanjutnya, beliau bersabda: “Aku kira kalian telah mendengar bahwa Abu Ubaidah telah datang dari Bahrain dengan membawa sesuatu?” Maka mereka berkata: “Benar, wahai Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wa Salam.” Kemudian beliau bersabda: “Sambutlah berita gembira itu dan berharaplah mudah-mudahan Allah memudahkan apa yang kalian inginkan. Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan atas kalian, akan tetapi yang kukhawatirkan adalah jangan-jangan kekayaan dunia ini dihamparkan atas kalian semua sebagaimana telah dihamparkan atas orang-orang sebelum kalian, kemudian kalian berlomba-lomba meraih kekayaan dunia itu seperti yang mereka lakukan, dan akhirnya kekayaan itu membinasakan kalian sebagaimana ia telah membinasakan mereka.” [Bukhari: VI/257-258/al-Fath, Muslim: 296]

Dengan jujur kita harus mengatakan bahwa penyakit lebih mengutamakan dunia dibanding akhirat ini, telah menjangkiti kita semua, tidak terkecuali orang-orang yang (tadinya) menekuni ilmu syar’i, shalih dan zuhud.

Alkisah, ada seorang Tholib (penuntut ilmu syar’i) yang dahulu begitu gigih mengkaji al-Qur-an dan Hadits, sangat kuat sholat malamnya, dan hampir tak pernah luput puasa sunnahnya. “...lantas berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras...” [QS. al-Hadiid: 16], kini dia menghilang ditelan zaman. Usut punya usut, ternyata kini dia telah disibukkan oleh urusan memuaskan hawa nafsu duniawi. Lupakah dia ketika tema Salafush Shalih begitu mendominasi bincang-bincang di antara sahabat-sahabatnya, sehingga tidak luput satu waktu pun dia bersua dengan para ikhwan melainkan dia mengingatkan tentang kemuliaan para Salaf, dan betapa dia bermimpi ingin menjadi seperti mereka.

Masa itu adalah suatu masa ketika hatinya dimabuk cinta dalam rasa bahagia mengenal Islam yang sesungguhnya. Seolah-olah dia baru saja bangun dari tidur yang panjang, dan sekonyong-konyong dia merasakan hidup ini baru saja menemukan tujuannya yang hakiki. Bumi ini terasa ringan dipijak, tak ada yang besar di matanya dari masalah dunia. Negeri akhirat menjadi satu-satunya masa depan yang hakiki.

Lebih mengutamakan dunia di atas akhirat bisa membutakan mata hati, menjadikan kita punya seribu alasan untuk hasad dan zhalim terhadap sesama. Sifat ini telah melahirkan para koruptor, para penipu, perampok, dan pembunuh.

Gara-gara sifat ini, orientasi persaingan di antara kita (Tholibul‘ilmi) tidak lagi dilandasi oleh motivasi ukhrawi untuk berlomba-lomba menjadi orang yang lebih dicintai oleh Allah. Justru buhul persaudaraan Islam yang dulunya erat, kini sedikit demi sedikit terurai oleh persaingan duniawi. Awan hasad mengepul begitu kelamnya, syaitan menari dengan riangnya, karena sukses meretakkan persudaraan sesama muslim. Sekali lagi gara-gara persaingan duniawi.

Aduh...sudah separah inikah keadaan kita? Di mana kini cita-cita Salaf yang kita idam-idamkan dulu? Apa gerangan sehingga dada kita begitu kerdil mengingat kampung akhirat? Kenapa lisan kita menjadi kelu menyebut surga dan neraka? Seolah-olah surga adalah dengan menjadi “Si Kaya” dan neraka adalah jika kita menyandang status “Miskin” di dunia ini.

Semoga kita masih dijaga oleh Allah sehingga kita jauh dari sifat; “hanya senang jika diberi, menggerutu jika tidak kebagian”, karena ini adalah sifat orang-orang yang menghamba pada harta dan materi. Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wa Salam bersabda:

تَعِسَ عَبْدُ الدِّيْنَارِ وَالدِّرْهَمِ وَالْقَطِيْفَةِ وَالْخَمِيْصَةِ؛ إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ؛ وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ

“Celakalah hamba dinar, dirham, beludru dan busana. Di mana jika diberi dia akan merasa senang, dan jika tidak diberi maka dia tidak merasa senang.” [Bukhari: VI/81/al-Fath]

Lantas apa obat dari penyakit lebih mengutamakan dunia di atas akhirat ini? Di antaranya adalah dengan menanamkan keyakinan dalam hati bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan akhirat, bukan kehidupan di dunia ini. Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wa Salam pernah bersabda:



اللَّهُــمَّ لاَ عَيْـشَ إِلاَّ عَيْشُ الآخِــرَةُ

“Ya Allah, tidak ada kehidupan (yang hakiki) kecuali kehidupan akhirat.” [Muttafaq’alaihi]



Negeri akhirat adalah kampung halaman kita yang sesungguhnya. Bahkan dunia ini sebenarnya adalah penjara bagi orang-orang mukmin, sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wa Salam.

الدُّنْيَا سِجْنُ المُؤْمِنْ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ

“Dunia merupakan penjara bagi orang-orang mukmin dan surga bagi orang-orang kafir.” [Shahih Muslim: 2956]

Dalam hadits tersebut tersirat motivasi untuk lebih merindukan akhirat, karena jika dunia adalah penjara yang menahan kita untuk kembali ke kampung akhirat, tentu kita akan sangat rindu untuk segera terbebas darinya.

Selain itu, renungkanlah nilai akhirat di atas dunia. Seandainya akhirat yang kekal terdiri dari tanah tembikar, dan dunia yang fana terbuat dari emas, niscaya orang yang berakal masih memilih yang kekal, maka bagaimana jika akhirat (surga) itu terdiri dari emas dan istana yang maha megah?

مَالدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ أُصْبُعَهُ فِي الْيَمِّ، فَالْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ؟

“Tidaklah dunia ini dibandingkan dengan akhirat melainkan seperti perumpamaan salah seorang di antara kalian yang memasukkan jarinya ke dalam lautan, maka perhatikanlah dengan apakah jari itu kembali.” [Shahih Muslim: 2858] (Air yang tersisa sedikit di jari itulah kenikmatan di dunia seluruhnya, sementara air di lautan adalah perumpamaan kenikmatan di akhirat yang tidak terbatas dan tak akan pernah sirna.

Sedangkan untuk membentengi diri dari dampak buruk sifat lebih mengutamakan dunia di atas akhirat adalah dengan mengamalkan sabda Rasul Salallahu ‘Alaihi wa Salam berikut ini yang artinya:

“Jika salah seorang dari kalian melihat kepada orang yang diberi kelebihan dalam hal harta dan penciptaan, maka hendaklah ia melihat kepada orang yang lebih rendah daripada dirinya.” [Shahih Bukhari]

“Wahai anak Adam, luangkanlah waktu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku akan jadikan dadamu kaya, dan Aku tutupi kefakiranmu. Jika tidak engkau lakukan, niscaya Aku penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan, dan tidak akan Aku tutupi kefakiranmu.” [lih. ash-Shahihah: 1359]

Setelah menjalankan ibadah wajib, luangkanlah waktu untuk melakukan ibadah sunnah, tidak perlu memberatkan diri, yang penting rutin dan berkesinambungan. Tidak selang berapa lama, Anda akan merasakan kebahagiaan di hati dan optimisme terhadap akhirat yang membuat Anda tidak rela jika kebahagiaan tersebut ditukar dengan semahal-mahal nikmat dunia.

***

(Disusun oleh hamba Allah yang sangat mengharapkan keistiqomahan untuk dirinya dan saudara-saudaranya)

Muroja’ah: Ust. Fakhruddin Abdurrahman, Lc.

TANGISAN UMAR RADHIYALLAHU ANHU ATAS KEZUHUDAN NABI SHALALLALLAHU ALIHI WA SALLAM


Ahmad meriwayatkan dengan sanad shahih dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, ia berkata, “Umar bin al-Khaththab radhiyallahu anhu menuturkan kepadaku, katanya, ‘Aku menemui Rasulullah Shalallallahu alaihi wa sallam saat beliau di atas tikarnya. Aku duduk, ternyata di atas tikar tersebut terda-pat kain sarung dan tidak ada selainnya. Rupanya tikar tersebut membekas pada lambung beliau. Aku juga melihat segenggam gandum hampir satu sha’ dan [I]qardz[/I] (beberapa tumbuhan untuk menyamak kulit) di pojok kamar. Dan ada juga kulit yang ter-gantung. Melihat hal itu kedua mataku mengucurkan air mata. Beliau Shalallallahu alaihi wa sallam bertanya,

مَا يُبْكِيْكَ يَا ابْنَ اْلخَطَّابِ؟

“Apa yang membuatmu menangis, wahai Ibnu al-Khaththab?”

Aku menjawab, “Wahai Nabi, bagaimana aku tidak menangis sedangkan tikar ini telah membekas di lambung baginda, dan aku tidak melihat di dalam kamar ini kecuali apa yang aku lihat. Sementara itu Kisra dan Kaisar bergelimang dengan buah-buahan dan sungai-sungai, sedangkan engkau adalah Nabi Allah dan orang pilihanNya namun hanya ini pembendaharaan ba-ginda.” Maka beliau Shalallallahu alihi wa sallam bersabda,

يَا ابْنَ الْخَطَّابِ، أَمَا تَرْضَى أَنْ تَكُوْنَ لَنَا اْلآخِرَةُ وَلَهُمُ الدُّنْيَا

“Wahai Ibnu al-Khaththab, apakah kamu tidak ridha bila kita mendapatkan akhirat dan mereka mendapatkan dunia.”( HR. Ahmad, 1/ 301)

Diriwayatkan al-Hakim dan ia menilai shahih berdasarkan kriteria Muslim, dengan lafazh, Umar berkata, “Aku meminta izin kepada Rasulullah Shalallallahu alaihi wa sallam lalu aku menemui beliau di kamarnya, dan beliau sedang berbaring di atas kain yang sangat kasar. Sebagian tubuhnya di atas tanah dan kepalanya berbantalkan kain yang diisi sesuatu yang lunak. Di atas kepalanya terdapat kulit yang hendak disamak, dan di pojok kamar terdapat tumbuh-tumbuhan untuk menyamak. Aku mengucapkan salam kepada beliau lalu aku duduk. Aku katakan, ‘Engkau Nabi Allah dan pilihanNya, sementara Kisra dan Kaisar di atas ranjang emas dan kasur sutra tebal dan sutra tipis.’ Beliau menjawab,

أُولئِكَ عُجِّلَتْ لَهُمْ طَيِّبَاتُهُمْ وَهِيَ وَشِيْكَةُ اْلاِنْقِطَاعِ، وَإِنَّا قَوْمٌ لَنَا طَيِّبَاتُنَا فِي آخِرَتِنَا

‘Disegerakan bagi mereka berbagai kenikmatan, tapi itu berlang-sung cepat dan sebentar lagi hilang. Sedangkan kita adalah kaum yang kenikmatan kita diakhirkan untuk kita di akhirat kelak’.”*

AIR MATA AL-FARUQ UMAR BIN AL-KHATHTHAB RA DAN TANGISANNYA KARENA DIBENTANGKANNYA DUNIA
Al-Baihaqi meriwayatkan dari al-Miswar bin Makhramah Radhiyallahu anhuma, ia berkata, “Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu dibawakan sejumlah harta rampasan perang dari Qadisiyyah, lalu dia memegangnya dan memandangnya seraya menangis. Saat itu dia disertai Abdurrahman bin Auf Radhiyallahu anhu. Melihat hal itu, maka Abdur-rahman bin Auf bertanya, ‘Wahai Amirul Mu’minin, ini adalah hari kegembiraan dan ini hari yang menyenangkan.’ Dia menja-wab, ‘Benar, tetapi tiada suatu kaum pun yang diberi ini melain-kan mereka diberi permusuhan dan kebencian’.”

Dalam riwayat al-Baihaqi juga dari Ibrahim bin Abdurrah-man bin Auf, ia berkata, “Ketika Umar dibawakan perbendaha-raan Kisra, maka Abdullah bin Arqam az-Zuhri RA mengatakan, ‘Tidakkah engkau meletakkannya di Baitul Mal.’ Umar menja-wab, ‘Kami tidak meletakkannya di Baitul Mal hingga kami membagi-bagikannya.’ Umar pun menangis, maka Abdurrah-man bin Auf RA bertanya, ‘Apa yang membuatmu menangis, wahai Amirul Mu’minin? Demi Allah, sesungguhnya ini benar-benar hari bersyukur, hari kesenangan, dan hari kegembiraan.’ Umar RA menjawab, ‘Sesungguhnya ini tidak diberikan Allah kepada suatu kaum pun melainkan Allah memasukkan permu-suhan dan kebencian di antara mereka’.”**

Dari al-Baihaqi juga dari al-Hasan bahwa Umar bin al-Khaththab RA dibawakan jubah Kisra lalu diletakkan di hadap-annya. Sementara di tengah kaum tersebut terdapat Suraqah bin Malik bin Ju’syum RA Kemudian Umar memberikan gelang-gelang Kisra bin Harmuz kepadanya lalu meletakkannya di tangannya hingga mencapai kedua pundaknya. Ketika Umar melihat gelang tersebut di kedua tangan Suraqah, dia berkata, “Alhamdulillah, gelang-gelang Kisra bin Harmuz berada di tangan Suraqah bin Malik bin Ju’syum, seorang baduwi dari Bani Mudlij.” Kemudian dia berkata, “Ya Allah, sesungguhnya aku tahu bahwa RasulMu SAW suka mendapatkan harta lalu mem-belanjakannya di jalanMu dan diberikan pada hamba-hambaMu. Dan Engkau menahan itu darinya karena kebijaksanaan dan pilihan dariMu. ” Kemudian berkata, “Ya Allah, sesungguhnya aku tahu bahwa Abu Bakar suka mendapatkan harta lalu mem-belanjakannya di jalanMu dan diberikan kepada hamba-hamba-Mu. Dan aku mendapatkannya dan membelanjakannya karena pandangan dan pilihan yang terbaik baginya. Ya Allah, se-sungguhnya aku berlindung kepadaMu bila ini sebagai makar dariMu terhadap Umar.” Kemudian dia membaca firman Allah SWT,“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa) Kami segera membe-rikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.” (Al-Mu’minun: 56).***

Imam Ahmad meriwayatkan dengan Sanad Hasan, al-Bazzar dan Abu Ya’la dari Abu Sinan ad-Du’ali bahwa ia menemui Umar bin al-Khaththab RA dan di sisinya ada segolongan kaum Muhajirin pertama. Kemudian Umar dikirimi sebuah wadah, yaitu sesuatu yang mirip keranjang atau seperti kantong yang dibawanya dari benteng Irak. Di dalamnya berisi cincin, lalu salah seorang anaknya mengambil cincin tersebut dan memasuk-kannya ke dalam mulut, maka Umar menariknya darinya. Kemu-dian Umar menangis, maka orang yang berada di sisinya bertanya kepadanya, “Mengapa anda menangis? Padahal Allah telah memberi kemenangan kepada anda, memenangkan anda atas musuh anda, dan telah menyenangkan hati anda?” Umar bin al-Khaththab RA menjawab, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda,

لاَ تُفْتَحُ الدُّنْيَا عَلَى أَحَدٍ إِلاَّ أَلْقَى اللهُ عَزَّ وَجَلَّ بَيْنَهُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَأَنَا أُشْفِقُ مِنْ ذلِكَ

‘Tidaklah dunia ditaklukkan pada seseorang melainkan Allah me-masukkan di antara mereka permusuhan dan kebencian hingga hari Kiamat dan saya khawatir akan hal itu’. (HR. Ahmad, 1/ 16)
Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata, “Umar bin al-Khaththab RA jika selesai shalat, dia duduk untuk melayani khalayak. Siapa yang punya hajat, maka dia berbicara kepadanya. Jika tidak ada seorang pun yang punya hajat, maka dia berdiri (dan pulang). Tapi dia pernah mengerjakan beberapa kali shalat dan tidak duduk untuk melayani mereka seperti biasanya, maka aku kata-kan, ‘Wahai Yarfa’, Apakah yang dikeluhkan Amirul Mu’minin?!’ Ia menjawab, ‘Tidak ada apa-apa dengan Amirul Mu’minin’. Aku pun duduk, lalu datanglah Utsman bin Affan RA lalu dia duduk. Kemudian Yarfa’ keluar seraya berkata, ‘Berdirilah, wahai Ibnu Affan! Berdirilah, wahai Ibnu Abbas!’ Maka kami menemui Umar RA, ternyata di hadapannya terdapat sejumlah kantung harta, di tiap-tiap kantung terdapat ikatannya. Umar berkata, ‘Aku memperhatikan penduduk Madinah, ternyata aku melihat kalian berdua sebagai penduduk Madinah yang paling banyak keluarganya. Ambillah harta ini dan bagikanlah. Kelebihannya kembalikan lagi.’ Utsman langsung menerima, sedangkan aku. Aku katakan, ‘Jika kurang, maka engkau mem-berikan lagi kepada kami.’ Umar menimpali, ‘Batu dari gunung. Kenapa bukan ini yang datang dari sisi Allah, padahal Muhammad SAW dan para sahabatnya makan roti kering yang sudah lama.’

Aku katakan, ‘Bahkan, demi Allah, inilah yang datang dari sisi Allah ketika Muhammad SAW masih hidup. Seandainya beliau meraih kemenangan, niscaya beliau benar-benar melakukan se-lain yang engkau lakukan ini…’ Mendengar hal itu, Umar marah seraya mengatakan, ‘Kalau begitu, apa yang beliau perbuat?’ Aku menjawab, ‘Beliau akan makan dan memberi makan kepada kami…’ Umar pun menangis hingga tulang rusuknya bersilangan. Kemudian berkata, ‘Sungguh aku ingin keluar terbebas darinya, tidak untukku dan tidak atasku’.”****

Dari Ibnu Abbas RMA, ia berkata, “Umar bin al-Khaththab SAW memanggilku, maka aku pun datang kepadanya. Ternyata di hadapannya terdapat kantung berisi emas yang sangat banyak. Dia berkata, ‘Kemarilah, bagikanlah harta ini di antara kaummu! Demi Allah, aku tahu bagaimana ini diperoleh dan dibagikan da-ri Nabi SAW dan Abu Bakar SAW. Maka aku memberikannya, untuk kebaikan atau untuk keburukan aku memberikannya?!’ Kemudian dia menangis, dan berkata, ‘Sekali-kali tidak. Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, tidaklah Allah menahannya dari NabiNya dan dari Abu Bakar karena menghendaki kebu-rukan kepada keduanya, dan Umar memberikannya karena bermaksud baik seluruhnya (yakni, Allah menahannya dari NabiNya dan Abu Bakar karena sayang kepada keduanya).”*****

Abu Ubaid al-Adani meriwayatkan dari Abdurrahman bin Auf SAW, ia berkata, “Umar bin al-Khaththab mengutus utusan kepadaku agar aku menemuinya, maka aku pun datang kepada-nya. Ketika sampai di pintu, aku mendengar suara tangisannya, maka aku katakan, ‘Inna lillahi wainna ilaihi raji’un… demi Allah, Amirul Mu’minin tertimpa musibah. Ketika aku masuk, aku memegang pundaknya seraya berkata, ‘Tidak mengapa, tidak mengapa, wahai Amirul Mu’minin.’ Dia menjawab, ‘Bahkan bencana yang sangat keras.’ Dia memegang tanganku lalu me-masukkanku ke dalam pintu rumah. Ternyata sejumlah wadah bertumpuk satu sama lain. Dia berkata, ‘Sekarang, keluarga al-Khaththab menjadi hina di hadapan Allah. Seandainya Allah suka, niscaya memberikan ini kepada kedua sahabatku (yakni Nabi SAW dan Abu Bakar RA). Karena keduanya telah memberi-kan contoh kepadaku berkenaan dengan hal itu yang senantiasa aku tiru.’

Aku berkata, ‘Duduklah bersama kami untuk berpikir… Kita berikan kepada Ummahatul Mu’minin empat ribu empat ribu, kita berikan kepada kaum Muhajirin empat ribu empat ribu, dan semua orang dua ribu dua ribu, hingga kita bagikan semua harta tersebut.’ Beliau meletakkan pipinya di atas tanah dan menangis seraya berkata, ‘Celaka engkau wahai Umar, jika Allah tidak merahmatimu’.” Semoga Allah merahmatimu, wahai Faruq al-Ummah, dengan rahmat yang luas, wahai orang yang di-beri kabar gembira oleh Rasulullah SAW dengan surga.******

TANGISAN AL-FARUQ RA DALAM SHALAT ISTISQA’

Dari Abdullah bin Nayyar al-Aslami, dari ayahnya, ia me-ngatakan, “Ketika Umar RA bersepakat untuk shalat Istisqa’ dan keluar bersama khalayak, maka dia menulis surat kepada para pekerjanya supaya keluar pada hari demikian dan demikian, menundukkan diri kepada Tuhan mereka, dan memohon kepa-daNya agar mengangkat kekeringan yang melanda mereka. Dia keluar untuk hari itu dengan memakai selimut Rasulullah SAW hingga sampai di Mushalla (tanah lapang). Kemudian ber-khutbah kepada khalayak, berdoa, dan membuat khalayak menangis tersedu-sedu. Kebanyakan doanya hanya istighfar. Hingga ketika hampir selesai, dia mengangkat kedua tangannya lebar-lebar dan memindah selendangnya, meletakkan yang sebelah kanan ke sebelah kiri kemudian sebelah kiri ke sebelah kanannya. Kemudian membentangkan kedua tangannya dan memelas dalam doa. Umar RA menangis dengan tangisan yang lama hingga jenggotnya menjadi basah karenanya.

Dari as-Sa’ib bin Zaid RA, ia berkata, “Aku memandang Umar bin al-Khaththab RA pada suatu hari di padang pasir. Dia pergi mengenakan pakaian harian dalam keadaan tertunduk pasrah, dengan memakai selimut yang tidak mencapai kedua lututnya. Dia mengeraskan suaranya dengan istighfar dan kedua matanya mengucurkan air mata di atas kedua pipinya. Sementara di sebe-lah kanannya terdapat al-Abbas bin Abdil Muththalib RA. Dia berdoa ketika itu dengan menghadap kiblat, dengan mengangkat kedua tangannya ke langit dan berdoa kepada Rabbnya. Dia berdoa dan orang-orang berdoa bersamanya. Kemudian dia memegang tangan al-Abbas seraya berkata, ‘Ya Allah, kami meminta syafaat (pertolongan) lewat paman RasulMu kepada-Mu.’ Al-Abbas terus berdiri di sampingnya beberapa waktu lamanya. Al-Abbas berdoa dan kedua matanya mengucurkan air mata (karena menangis).” Doa adalah bukti kejujuran dan tanda rasa takut, sementara tangisan membenarkan hal itu secara meyakinkan sebagai tangisan kaum yang shalih dan ber-taubat dengan sebenarnya.

CATATAN KAKI:

* Lihat, Hayah ash-Shahabah, 2/ 890-892
** HR. al-Baihaqi dalam as-Sunan al-Kubra, 6/ 358
*** As-Sunan al-Kubra, 6/ 356
**** Lihat, Thabaqat Ibn Sa’d, 3/ 288.
***** Lihat, ath-Thabaqat al-Kubra, Ibnu Sa’d, 3/ 303.
****** Al-Kanz, no. 11684; dan al-Amwal, no. 223.



AFGHANISTAN (Arrahmah.com) - Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dalam dua minggu terakhir, sekitar 15.000 tentara NATO termasuk tentara AS dan Inggris melakukan operasi besar-besaran di daerah kecil, Marjah di distrik Nad Ali, Provinsi Helmand.

Sejumlah bom dari pesawat tempur musuh dan pesawat tak berawak juga 60 helikopter militer mengambil bagian dalam operasi ini. Mereka juga masih mengikutsertakan tank-tank besar kebanggaan mereka yang memiliki berat 65 ton yang mereka namai Abraham dan Shifton. Namun dengan mengesampingkan persiapan, bualan dan propaganda musuh, kubu musuh ternyata tidak membuat kemajuan untuk melawan sekelompok kecil mujahidin yang jumlahnya tidak lebih dari 1.000 orang dan senjata mereka tidak jauh lebih unggul dibandingkan musuh. Namun pengorbanan dan komitmen mujahidin menghasilkan kesuksesan, mereka berhasil memblokade musuh di wilayah kecil tersebut.

Kemampuan tim penembak jitu membuat kaget dan menimbulkan kekaguman bagi musuh. Mujahidin berhasil meledakan 53 tank, menembak jatuh dua pesawat tak berawak dan satu helikopter militer. Dan sebuah sejarah tertoreh di sana, seorang Muslimah berhasil menembak seorang tentara secara berhadap-hadapan di sebuah pasar. Ia mengingatkan akan kejadian lampau, Malalai yang juga menjadi pahlawan, di sini terdapat banyak saudari kita yang mengangkat senjata. Jika kita hitung kerusakan dan kehancuran yang berhasil dilakukan terhadap tank-tank musuh, maka jumlah tentara musuh yang tewas sudah pasti lebih dari angka 100 orang.

Hanya mengingatkan, sekitar dua minggu lalu, McChrystal komandan AS di Afghanistan dengan percaya diri mengatakan akan mengambil alih Marjah dari tangan Mujahidin. Namun hari ini ia mengakui bahwa dirinya mendapat perlawanan sengit yang tidak ia bayangkan sebelumnya. Ia mengatakan jika kita membuat pengumuman sebelumnya mengenai operasi Marjah, Taliban (Imarah Islam Afghanistan) pasti akan meletakkan senjata mereka namun sebaliknya kami mendapatkan perlawanan sengit yang sangat kontras dengan apa yang kami harapkan.

Seperti biasa, musuh melakukan hal licik dalam operasi militer mereka, jika Mujahidin mampu menjatuhkan musuh dalam pertempuran, maka tentara musuh akan kembali datang setelah pertempuran usai dan membombardir area pertempuran. Mayjen Nick Carter, Komandan NATO di Helmand mengatakan tentaranya membutuhkan waktu tiga bulan untuk memperlihatkan hasil sukses atau tidak dalam operasi militer mereka.

Ini adalah pelajaran yang baik untuk para Jenderal di Pentagon dan pemerintah baru di Gedung Putih. Terdapat ribuan kota di Afghanistan seperti Marjah di sekitar 385 distrik di negeri ini.

Dunia melihat bahwa mereka tidak mampu menguasai daerah kecil seperti Marjah dalam dua minggu, sangat ironis, berapa banyak dekade dan jumlah tentara yang dibutuhkan untuk menguasai Afghanistan? Mujahidin selalu mempelajari taktik terbaru setiap waktunya dan pengetahuan mereka dalam kerangka politik, kultur, dan kemampuan militer meningkat setiap harinya.

Kafilah Syuhada dan tentara akan terus meningkat cepat atau lambat, jika Allah berkenan.

Imarah Islam Afghanistan
9 Rabiul Awwal 1431 H

(haninmazaya/tum/arrahmah.com)

22.2.10

M Jibril Didakwa Bantu Noordin M Top Cari Sponsor

Jaksa penuntut umum mendakwa M Jibril dengan dua macam tindak kejahatan. Yaitu mencarikan donatur bagi aksi teroris Noordin M Top serta pemalsuan dokumen paspor.




JAKARTA - Jaksa penuntut umum mendakwa M Jibril dengan dua macam tindak kejahatan. Yaitu mencarikan donatur bagi aksi teroris Noordin M Top serta pemalsuan dokumen paspor.

Demikian substansi dari dokumen dakwaan setebal 13 halaman yang dibacakan secara bergantian oleh JPU Firmasyah, Laksmi Indira, dan Nanang Maulana di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (23/2/2010).

"Telah terjadi pertemuan antara M Jibril dengan Noordin M Top serta Syaifuddin Zuhri di kantor Arrahmah.com di Bintaro. Dalam pertemuan itu, dibahas rencana Jibril pergi ke Mekkah selain untuk umroh juga untuk bertemu dengan Ubaid di Makkah dalam rangka mencari dana untuk kegiatan I'lam dan amali. Yang mana kejahtan tersebut lebih besar dari WTC," ujar Firmasyah.

JPU juga mendakwa Jibril atas pemalsuan akta paspor RI No S335026 atas nama M Ricky Ardhan alias M Jibril yang berangkat pada 5 September 2008 ke Saudi Arabia. "Paspor umroh tersebut telah dibakar oleh M Jibril karena takut jadi masalah. Namun Jibril mengakui atas pemalsuan data tersebut," ujar JPU.

Atas tindakannya di atas, M Jibril didakwa melanggar pasal 13 UU nomor 15/2003 tentang Perpu Tindak Pidana Teroris serta melanggar pasal 266 ayat 2 KUHP karena memalsukan akte berupa paspor atas nama Muhammad Ricky Ardan.

20.2.10

Fiqh Mujahid

Sudah menjadi maklum bahwa setiap orang muslim segala amalan dalam kehidupannya mesti dilandaskan pada petunjuk Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam baik dari al-Qur'an al-Karim maupun as-Sunnah al-Muthahharah. Demikian halnya dengan seorang mujahid, tentunya ia harus lebih memperhatikan setiap amalan yang dilakukannya agar senantiasa mengikuti petunjuk tersebut.

Pada pembahasan kali ini secara berurutan akan diketengahkan pembahasan fikih yang lebih aplikatif (mengena) pada persoalan amalan seorang mujahid dan kehidupan jihadnya. Dan pembahasan ini dinukilkan dari buku "Adz-Dzakhiirah aw Maa Laa Yasa'ul Mujaahidu Jahluhu" , yaitu sebuah buku yang berisi rangkaian pembahasan tentang hukum fikih yang disusun oleh Abdullah bin Muhammad Al-Manshuur.

Mukadimah

Segala puji bagi Allah ta'ala yang Maha Esa, shalawat dan salam semoga tercurah selalu kepada Nabi yang tiada nabi setelahnya, kepada keluarga dan para shahabatnya. Wa ba'd...

Saudaraku mujahid..... Yang berada dalam genggamanmu saat ini, dalam pantauan penglihatanmu saat ini adalah lembaran-lembaran yang aku himpun dengan cepat dan aku tulis pula dengan cepat -semuanya serba cepat- dan ini adalah udzurku bila terdapat kesalahan di dalamnya.

Saudaraku mujahid ..... untukmu aku menuliskannya agar kamu menjadikannya sebagai bashiirah (panduan) dalam berbagai hukum Islam. Dan aku telah meringkasnya sebagai satu kumpulan hukum yang tidak alasan bagimu untuk tidak mengetahuinya.

Saudaraku mujahid ..... Ketika aku menuliskannya untukmu tak pernah lepas dalam benakku -waktumu yang sangat berharga- dan tidak ada kesempatan bagimu untuk berlama-lama menelaah tentang hukum jihad. Karenanya kamu akan mandapatkan pembahasan yang sangat singkat yang aku sajikan sebagai intisari barbagai permasalahan dan yang paling rajih.

Saudaraku mujahid ..... dari semua rangkaian mukadimah ini hanya tiga yang aku minta kepadamu:

* Ingatlah selalu bahwa pintu keluar berbagai persoalan adalah keikhlasan. Yakinilah bahwa selagi kamu belum mampu menundukkan dirimu mustahil kamu akam mampu menundukkan musuhmu.
* Janganlah kamu lupakan orang yang telah menghimpun dan menulis lembaran-lembaran ini dan siapa saja yang telah berusaha untuk menyebarkannya dalam ketulusan do'amu. Dan juga hadiah pahalamu dari lesatan-lesatan pelurumu yang menusuk leher-leher musuh-musuh Allah
* Terakhir..... semoga dengan simpanan berharga ini aku dapat memenuhi magazin senjatamu, menarik picu akalmu dan menembakkan putusan-putusanmu. Semoga Allah Y melindungi dan menjagamu dalam dunia dan akhiratmu.

Teman dalam perjalananmu
Abdullah bin Muhammad al-Manshu

boom

Kalau Bukan Tauhid Apa Lagi ?

Sebuah buku yang menjelaskan esensi tauhid telah terbit, karya Ustadz Abu Sulaiman Aman Abdurrahman. Buku bertajuk Kalau Bukan Tauhid, Apa Lagi? Diterbitkan oleh Ats Tsughuur media, beralamat di Depok. Buku yang terdiri dari Buku I dan Buku II ini sebagian besar berisi ceramah Ustadz Aman ketika berada di penjara. Hal ini sebagaimana yang beliau sampaikan :



Ini adalah materi-materi dari materi tauhid yang merupakan panduan mudah untuk memahami hakikat makna Laa ilaa ha illallah dan konsekuensinya. Sebenarnya ini adalah kumpulan ceramah kajian yang disadur ke dalam tulisan dan tulisan langsung yang saya susun dengan urutan judul yang memudahkan pembaca untuk mencernanya bila dibaca secara berurutan. Oleh sebab itu saya anjurkan agar dibaca sesuai urutan judul yang ada.

Semua materi ini adalah apa yang saya tulis atau yang saya ceramahkan di dalam kajian selama saya berada di penjara thagut negeri ini, kemudian sebagian ikhwan menyadurnya. Semoga bisa membantu pembaca di dalam memahami tauhid. Amien.

Di back cover Buku I disampaikan :

Persoalan hukum dan negara yang mereka anggap bukan bagian dari Tauhid adalah efek dari nafsu syaithan yang berbicara. Walaupun mereka tahu bahwa syirik hukum adalah syirik ibadah. Namun sudah pasti mereka akan mengelak dan balik bertanya, "Ibadah yang mana ?"

Dan diperkuat dengan slogan sekulerisnya, "Agama (hukum Allah) tidak masuk dalam wilayah negara. Agama ada di masjid dan Pesantren saja. Tidak lebih dari itu."

Jika mereka berkata demikian seharusnya nama Islam yang mereka labeli pada dirinya ditanggalkan saja, demi kemuliaan Islam. Jika pun mereka tetap bersikeras bahwa dirinya Islamiyyun maka harusnya menjawab pertanyaan itu dengan pertanyaan lagi, "Masalah hukum dan negara kalau bukan Tauhid, apa lagi ? Islam macam apa saya jika ibadah yang akan saya lakukan saja saya tidak tahu ? Mungkinkah saya beriman jika tidak kafir kepada thaghut ? Sahkah shalat, haji, shaum dan zakat saya jika jantung Tauhid seperti ini saya langgar ? Atau, mungkinkah syurga akan saya dapati di atas penolakan Tauhid (hukum Allah) seperti ini ?

Milikilah buku ini sebagai bentuk usaha kita untuk membuka diri dari jeratan kejumudan dan bebas dari taqlid buta terhadap mereka yang cacat Tauhidnya.

Setelah membaca buku ini saatnya saudara berkata, "Good Bye ustadz, Syekh, dan mereka yang mengajak saudara ta'at kepada Fir'aun. Dan saatnya juga saudara menegakkan Tauhid dengan dua rukun, yaitu : Kafir kepada Thaghut dan Iman kepada Allah (QS. 2 : 256)

Dalam Buku II, dibagian akhir back cover disampaikan :

Kupasan Tauhid dan paparan dalil yang ada dalam kitab ini sungguh jelas dan luas. Seterang matahari dan sejelas siang bolong. Persoalan yang tidak dikupas dan dianggap bukan persoalan penting bahkan hal-hal yang tabu, sehingga dalam kitab Tauhid pada umumnya menteledorinya dan menelantarkannya maka kitab ini hadir apa adanya. Tanpa sedikitpun disortir oleh penerbit, untuk menjaga dan menghormati naskah ilmiyyah sang penulis.

Jadi, kalau bukan tauhid, apa lagi ? Selamat Membaca!

Dapatkan Buku Tersebut di Islamic City Bookstores

Buku I

Harga Resmi : 30.000,-
Harga di Islamic City : 25. 500,-

Buku II

Harga Resmi : 35.000,-
Harga di Islamic City : 26.000,-

Kontak Segera Islamic City Bookstores : 021-7490690, 021-99966357, 021-99814748

Pembelian bisa transfer ke Rekening Islamic City, Bank Muamalat, a.n Zirzis, No Rek : 9231291777

usman: Sebuah Pesawat Kecil Tabrak Kantor FBI dan CIA

usman: Sebuah Pesawat Kecil Tabrak Kantor FBI dan CIA

mujahideen

Pendapat Syaikh Al Maqdisy Tentang Sayyid Quthub

Berkaitan dengan asy-syaikh al-mujahid dan al-kaatib al-fadhil ustadz kami yang besar, Sayyid Quthb rahimahullah, sesungguhnya termasuk keajaiban zaman ini yang mana keajaiban-keajaibannya tidak pernah habis adalah orang semacam saya ditanya tentang Sayyid dan berkomentar jarh atau ta’dil tentangnya, padahal dia adalah orang yang meninggalkan dunia ini sembari meninggalkan perhiasannya, perlengkapannya, dan kesenangannya yang mana mayoritas manusia mati-matian untuk mendapatkannya dan betah dengannya…
APA PENDAPAT ANTUM TENTANG APA YANG DITULIS SAYYID QUTHB RAHIMAHULLAH?
Abu Muhammad ‘Ashim al-Maqdisiy
Pertanyaan:
Bismillaahir Rahmaanir Rahiim
Al-hamdu liLlaahi Rabbil ‘Alamiin
Wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa Rasuulillaah
Yang terhormat, asy-syaikh al-fadhil al-mujahid Abu Muhammad al-Maqdisiy
As-salaamu ‘alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
Dan kami memohon kepada Allah agar meneguhkan Antum dan membebaskan para du-at al-mujahidin al-muwahhidin di setiap tempat…
Pertanyaan saya, syaikh kami yang mulia, berkaitan dengan Sayyid Quthb rahimahullah, dan sebenarnya saya telah berupaya untuk mendapatkan pendapat Antum tentang Sayyid Quthb rahimahullah, namun saya tidak mendapatkannya. Dan mungkin juga engkau telah menyebutkan sesuatu tentang hal ini, akan tetapi saya tidak mendapatkan itu. Dan sudah ma’ruf bahwa ad’iyatus-salafiyyah (para pengaku salafi) secara khusus selalu menyerang dengan keras kepada Sayyid Quthb, sedangkan mayoritas serangan mereka adalah batil, ikut-ikutan, klaim, dan mengada-ada, atau menafsirkan tulisannya dengan dasar buruk niat. Dan tidak ragu lagi bahwa Sayyid Quthb rahimahullah adalah manusia yang suka keliru dan benar. Dan banyak dari apa yang beliau tulis dan beliau goreskan sesuai uslub sastra tulisannya terkadang menimbulkan kekeliruan pemahaman sebagian orang terhadapnya atau menafsirkannya dengan yang tidak beliau maksud…
Sedang pertanyaan saya, saya ingin pendapat engkau tentang Sayyid, karena saya percaya kepada Antum, dan semoga Allah membalas Antum dengan kebaikan. Dan saya mengharap dari ikhwah yang mengurusi situs untuk mengirimkan jawabannya ke email saya. Semoga Allah memberkahi mereka.
Jawaban:
Bismillaahi wal-hamdulillaah, wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa Rasuulillaah, wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa man waalaahu..
Akhi al-fadhil.. semoga Allah menjaganya dan menjadikannya bagian dari anshar dien-Nya..
Assalaamu ‘alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu..
Berkaitan dengan asy-syaikh al-mujahid dan al-kaatib al-fadhil ustadz kami yang besar, Sayyid Quthb rahimahullah, sesungguhnya termasuk keajaiban zaman ini yang mana keajaiban-keajaibannya tidak pernah habis adalah orang semacam saya ditanya tentang Sayyid dan berkomentar jarh atau ta’dil tentangnya, padahal dia adalah orang yang meninggalkan dunia ini sembari meninggalkan perhiasannya, perlengkapannya, dan kesenangannya yang mana mayoritas manusia mati-matian untuk mendapatkannya dan betah dengannya, dan para thaghut memberikannya kepada ahlinya yang tunduk lagi patuh kepada mereka, sedangkan beliau rahimahullah enggan menggores dengan ujung jarinya yang dengannya beliau menulis Zhilaalul Quran dan tauhid; kalimat yang bisa menyelamatkan lehernya dari kematian, yang dengannya beliau mengaburkan al-haqq dengan al-bathil atau dengannya beliau mengakui hukum thaghut; di waktu yang mana banyak dari manusia zaman kita sekarang mencoreng wajah dan lembaran-lembaran mereka —dan di antara mereka, banyak dari kalangan yang suka mencela dan menghujat beliau— dengan suatu yang lebih hina dari kalimat yang ditolak oleh beliau rahimahullah, dan mereka menjinakan dien mereka siang-malam untuk para thaghut dan menjualnya dengan harga murah tanpa dipaksa atau diancam hukuman mati dan pancung, bahkan mereka bersegera dalam hal itu seolah berlomba-lomba menuju berhala, atau mereka menyembelih tauhid di pintu-pintu para thaghut dan menyerahkan diennya kepada mereka sebagai korban dan domba terbesar untuk kekayaan dunia yang fana.
Dan, demi Allah, seandainya menyatakan al-haqq dan tulus terhadap kitabullah dan sunnah Rasul-Nya adalah bukan fardhu dan termasuk kewajiban, tentulah saya tidak menulis satu kalimat pun tentang Sayyid, karena orang-orang yang semacam dia zaman sekarang sangat sedikit, dan setiap orang yang berjalan di jalan ini maka Sayyid memiliki jasa atasnya, baik dia mau atau tidak, dan baik dia mengakui atau mengingkari. Dan setelah ini tidak merugikan Sayyid pujian orang yang memuji atau celaan orang yang mencela. Bagi beliau dan orang-orang yang semacam beliau tepat padanya ucapan orang yang mengatakan:
Berapa banyak tokoh mulia yang telah dihina
Oleh orang yang tidak sebanding sebuah paku di sandalnya
Laut mengapung bangkai di atasnya
Dan mutiara terpendam di dasarnya
Namun demikian, Sayyid adalah manusia biasa. Bisa benar dan bisa salah. Beliau dalam tulisan-tulisannya memiliki kekeliruan yang ma’ruf, jelas bagi orang yang meneliti tulisan-tulisannya dan bisa memilah perkataan yang lama dari perkataannya yang terbaru bahwa beliau tidak mengoreksi banyak darinya dan beliau mengupayakan pen-tashhih-an dan tahdzib. Dan kewajiban atas orang-orang yang mukhlis lagi dekat dengan beliau, yang terdepannya adalah al-ustadz Muhammad Quthb untuk menyempurnakan itu untuknya dan agar tidak bersikukuh membiarkannya seadanya, sehingga ada celah dan hujjah yang dijadikan oleh setiap yang ditanduk, dipukul, terjatuh, apa yang telah dimakan binatang buas dan penguasa sebagai jalan untuk mencela Sayyid, mem-bid’ah-kannya, atau menisbatkan kepadanya apa yang beliau bara’ darinya, atau beliau pada dasarnya bara’ darinya namun pena al-adib terpeleset terus mengatakan apa yang pemiliknya tidak memaksudkan maknanya yang diduga darinya. Dan di antara contoh hal itu adalah apa yang dinisbatkan kepada beliau berupa al-qaul bi wihdatil wujud, padahal sesungguhnya Sayyid secara pasti dan yakin membedakan dalam setiap apa yang beliau tulis antara Al-Khaliq dengan makhluq, bahkan beliau sangat mengagungkan Al-Khaliq, mentauhidkan-Nya, dan mengkafirkan setiap orang yang mengklaim bagi dirinya atau bagi selain dirinya satu hak khusus dari Khashaaish Uluhiyyah, apalagi (beliau sangat mengkafirkan) orang yang menjadikan wujud ini semuanya adalah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Menyendiri. Dan siapa yang mengklaim selain ini tentang Sayyid, maka sesungguhnya dia tidak mengetahui beliau dan tidak mengetahui kitab-kitabnya. dan apa yang beliau tulis dalam beberapa tempat di Azh-Zhilal berupa ungkapan sastra yang menyelisihi ini adalah wajib dibuang oleh orang-orang yang memiliki ghirah terhadap Sayyid dan orang-orang yang bertanggung jawab terhadap kitab-kitabnya terutama sesungguhnya mereka itu mengetahui dan mengakui bahwa Sayyid tidak memaksudkan hakikat ucapan ini, dan bahwa beliau telah menerangkan hal itu dan menjelaskannya dalam tulisan-tulisannya yang lain sebagaimana dalam (Khashaaish at-Tashawwur al-Islamiy) yang mana ia adalah tergolong tulisan Sayyid rahimahullah yang paling akhir.
Dan bagaimanapun, sungguh manusia telah menulis tentang Sayyid antara ifrath dan tafrith, sebagian orang menzhaliminya dan sebagian yang lain ghuluw padanya, sedangkan kami bukan tergolong ini dan itu bi hamdillaah, namun kami berjalan kepada al-haqq kemana ia pergi, dan tidak meyakini ishmah (ke-ma’shum-an) kepada seorang pun setelah Rasulullah SAW. Kami menjaga bagi Sayyid dan yang semisal baliau dari kalangan ansharuddien hak mereka dan kami tidak mengurangi mereka apa yang telah mereka ketengahkan, kami mencintai pada mereka keteguhannya di atas al-haqq, nushrahnya terhadap dien dan syariatnya, serta bara’ahnya dari para thaghut dan kemusyrikannya. Dan kami tidak mengatakan itu sembarangan atau dari sikap fanatisme dan kejahilan, karena kami tergolong orang yang telah membaca mayoritas tulisan-tulisannya di awal perjalanan, dan tergolong orang yang mengenal beliau —wa liLlaahi al-hamd— dan mengenal manhaj beliau dan sikap-sikapnya dari dekat. Kami telah mendengar tharuhatnya yang indah dengan isnad ‘ali dari orang terdekat beliau, yaitu syaikh as-sayyid Yusuf Ied, beliau adalah salah seorang dari beberapa individu yang tidak melebihi jari-jari satu tangan, yang direkomendasikan oleh Sayyid rahimahullah dalam memahami tharuhatnya dan menguasai tulisan-tulisannya dalam ucapan-ucapan beliau yang beliau tulis sebelum dihukum mati, dan disebarkan dengan judul (Kenapa Mereka Menghukum Mati Saya).
Inilah.. sebagian para masyayikh telah menulis catatan-catatan dan peringatan-peringatan terhadap hal-hal yang mana Sayyid tergelincir penanya di dalamnya. Dan ini keadaan ahlul ‘ilmi, kebenaran dan membelanya lebih mereka cintai dari seluruh manusia. Dan di antara orang yang telah menulis dalam hal itu adalah syaikh Muhammad ibnu Abdillah ad-Duwaisy rahimahullah dalam kitabnya (al-Maurid az-Zallal fii Akhthaa azh-Zhilal) dalam sebagiannya beliau tepat dan dalam sebagian lainnya tidak tepat. Dan saya telah membaca kitabnya di tahun percetakannya yang pertama, dan saat itu saya membuat penilaian dalam sebuah risalah yang saya beri nama (Mizanul I’tidal bi Taqwumi Kitab al-Maurid az-Zallal), saya dukung beliau dalam beberapa hal yang ditulisnya, dan saya anggap beliau keliru pada hal lainnya, serta saya istidrak terhadapnya apa-apa yang beliau lalai, dan satu exemplar darinya saya sampaikan kepada al-ustadz Muhammad Quthb dan yang lain kepada syaikh ad-Duwaisy rahimahullah, beliau memberikan beberapa catatan kaki terhadapnya sebelum beliau meninggal. Dan fotokopi darinya dengan tulisan tangannya masih ada di saya satu buah, mudah-mudahan kami bisa menerbitkannya dalam waktu dekat bersama catatan kakinya, insya Allah.
Ini yang bisa saya utarakan sekarang sebagai jawaban atas pertanyaanmu. Semoga Allah menjadikan kami dan engkau bagian dari orang-orang yang mendengarkan ucapan terus mengikuti yang paling baik.
Wassalaamu ‘alaikum
Saudaramu, Abu Muhammad.

indah

sholeha

palestina

19.2.10

Salafy Exposed (Dakwah Salafy Dakwah Murji’ah)

PENGANTAR
Assalaamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Tulisan berikut ini adalah salah satu buah karya tulisan tangan Syaikh Al Mujahid Abu Muhammad ‘Ashim Al Maqdisiy hafidzahullah yang dibuat pada tahun 1417 H sewaktu beliau ditahan oleh thaghut Jordania di penjara Sawwaqah yang beliau beri judul Tabshirul Uqla Bi Talbisati Ahlit Tajahum Wal Irja’. Tulisan ini dibuat oleh beliau setelah mendapatkan kiriman 2 kitab dari seorang ikhwan muwahhid yang merasa resah terhadap isi dari kitab-kitab tersebut yaitu kitab At Tahdzir Min Fitnatittakfier karya Ali Hasan Al Kadzdzab -kitab ini di Indonesia sudah di terjemahkan dan di cetak oleh para pengikut dan pengekor mereka darai kalangan orang-orang yang mengaku penghusung dakwah salafy- dan kitab Fatwa Al Baniy tentang Fitnatittakfier.
Awalanya Syaikh Maqdisiy enggan untuk menulis kitab ini karena banyaknya celaan dan umpatan yang ditujukkan kepadanya dan kepada ikhwan ahlussunnah lainnya oleh Ali Hasan Al Kadzdzab, sehingga beliau khawatir tidak ikhlas yang hanya membela diri atas cercaan dan hinaan yang beliau terima sehingga tulisannya menjadi ngawur dan tercampur emosi, namun karena desakkan beberapa ikhwan dan banyaknya kebohongan dan serangan terhadap dienul mislimin dan dakwah para nabi dan rasul serta label para penghusung dan pengikutnya sebagai Takfiriey dan Khawarij oleh Ali Hasan dengan maksud talbis dan menghalang-halangi manusia darinya, akhirnya Syaikh Alhamdulillah Syaikh menulis kitab ini.
Kitab ini juga merupakan bantahan atas dua kitab yang ditulis oleh dua penghulu Murji’ah masa kini yaitu kitab At Tahdzir Min Fitnatittakfier karya Ali Hasan Al Kadzdzab Al Irja’i dan kitab Fatwa Al Baniy tentang Fitnatittakfier. Dalam kitab ini juga sekaligus dibongkar kedustaan-kedustaan yang dilakukan oleh Ali Hasan Al Kadzdzab atas nama para ‘ulama terdahulu dengan mengutip perkataan mereka lalu ditulis didalam kitabnya dengan menambah atau mengurangi perkataan mereka sesuai dengan hawa nafsunya lalu kemudian oleh si pendusta ini ditalbis seolah-olah perkataanpara ‘ulama yang telah ditambah atau dikurangi tersebut memang benar berasal dari mereka.
Tulisan adalah hasil terjemahan Ustadz Aman Abdurrahaman yang diberi judul Penerang Bagi Orang-orang Berakal Terhadap Pengkaburan Jahmiyyah & Murji’ah.          TUNGGU SELANJUTNYA........