Wasiat Terbaru Ustadz Abu Bakar Ba'asyir untuk Para Mujahid

22.9.10

Mapolsek di Sumut Diserang Massa Bersenjata, Polisi Harus Introspeksi

Jakarta (voa-islam.com) - Polisi diminta introspeksi atas kejadian penyerangan Mapolsek Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumut. Bisa jadi tindakan penyerangan itu terkait penyergapan pihak kepolisian yang dilakukan pada para terduga teroris yang terkesan arogan dan mau menang sendiri.


"Jelas penyerangan yang dilakukan itu salah. Namun dari kejadian itu harusnya instrospeksi, apakah ada yang keliru sehingga mereka nekat berbuat seperti itu," jelas mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal (Purn) Chappy Hakim saat ditemui di kantornya, Jl Cipaku, Kebayoran Baru, Jaksel, Rabu (22/9/2010).
..."Jelas penyerangan yang dilakukan itu salah. Namun dari kejadian itu harusnya instrospeksi, apakah ada yang keliru sehingga mereka nekat berbuat seperti itu,"...
Dia menduga, para pelaku teror itu memiliki dendam sehingga semakin berbuat nekat dan brutal. Apalagi teman-temannya pelaku teror itu yang tewas dibunuh. "Menjadi pertanyaan juga, kenapa teroris itu langsung dibunuh. Kenapa tidak bisa ditangkap hidup? Itu dikhawatirkan bisa membuat dendam," terangnya.

Menurutnya juga, jangan sampai noda masa lalu, misalnya dahulu zaman 1960-an, kepada yang berstigma PKI langsung dibunuh, yang kemudian justru menghasilkan dendam. Demikian pula dengan kasus teroris, bagi siapa yang dicap teroris akan langsung dibunuh.

"Polisi harus instrospeksi kenapa ini terjadi, kenapa orang-orang ini menembak. Mungkin dengan kekuatan superior orang menjadi melakukan perlawanan. Polisi harus ada sentuhan humanis, jangan yang dar der dor yang dipublikasikan," tutupnya.
Upaya Balas Dendam Atas Kekejaman Polri
Sementara itu pengamat menilai bahwa serangan massa bersenjata dini hari itu merupakan balas dendam atas kearoganan dan kekejaman Polisi selama ini. Penyerangan ini adalah bentuk eksitensi karena kondisi mereka sudah terdesak. "Mereka terpojok, terus frontal karena terdesak sehingga menyerang," ujar pengamat terorisme Mardigu WP, Rabu (22/9/2010).
..."Mereka terpojok, terus frontal karena terdesak sehingga menyerang," ujar pengamat terorisme Mardigu WP, Rabu (22/9/2010)...
Mardigu menjelaskan para teroris tersebut melakukan aksi bertahan karena  ruang lingkup mereka semakin sempit untuk bergerak. "Ini bentuk upaya defense. Mereka terdesak marah, nggak ada support makanan dan mereka juga buron," imbuhnya.

Menurut Mardigu penyerangan teroris kepada kantor polisi bukan pertama kali terjadi. Namun biasanya tujuan mereka menyerang adalah mengambil senjata atau membebaskan rekan mereka yang ditahan.
"Di Ambon dan di Poso sering terjadi penyerangan ke kantor polisi. Jadi ini bukan pertama kalinya," tambahnya.

Mardigu belum bisa menduga aksi penyerangan ini dilakukan oleh kelompok teroris yang dipimpin oleh siapa.
"Itu yang belum kita dapat datanya. Tapi kalau dilihat dari aksi penyerangannya, orang-orang ini pernah berlatih di Aceh, Ambon dan Poso," jelasnya.

Bisa dibilang ini upaya balas dendam dari teroris karena rekannya banyak ditangkap? "Bisa dibilang begitu," tutupnya.
Intelijen Polri Lemah dan Kurang Tajam
Polri menduga pelaku penyerbuan Markas Polsek Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumut, terkait dengan penangkapan tersangka teroris oleh Densus 88 hari Minggu lalu. Jika benar pelakunya teroris, maka intelijen Polri dinilai lemah.
..."Kalau benar itu teroris yang melakukan 'pembalasan', operasi intelinjennya lemah,...
"Kalau benar itu teroris yang melakukan 'pembalasan', operasi intelinjennya lemah," kata Wakil Ketua Komisi I (pertahanan), TB Hasanuddin, Rabu (22/9/2010). "Operasi intelijen kita kurang tajam, tidak mampu melempuhkan mereka sebelum mereka bergerak," imbuhnya.

Punawirawan TNI berpangkat terakhir mayor jenderal ini mengatakan, seharusnya setelah menangkap sejumlah tersangka teroris, Polri mendalami semua informasi dari mereka.

"Informasi harus dieksploitasi dulu, di mana kegiatan berpusat, dari mana senjata mereka didapat. Baru dilakukan operasi pembersihan," kata politisi PDIP ini. "Jangan belum menangkap semuanya, ini sudah mendapat serangan balasan," tutup mantan sekretaris militer era Megawati dan SBY ini. So...Pak Polisi Tobat Dunk!! (Ibnudzar/dto)

Yuki Wantoro Bukan Perampok Bank



SOLO (Arrahmah.com) - Dikutip dari detik.com, selasa, (21/09) "Polisi menyebut Yuki Wantoro warga RT 04 RW 02, Tempen, Joyosuran, Solo, sebagai salah seorang pelaku perampokan Bank CIMB Niaga Medan. Dia ditembak mati petugas saat dilakukan upaya penangkapan."
Hal ini dibantah oleh kakak Yuki Wantoro (20), Yudi Mansur (34). Yudi mengatakan bahwa pada saat kejadian perampokan di bank CIMB Medan pada tanggal 18 Agustus 2010, adiknya Yuki Wantoro berada di rumahnya di Joyosuran, Solo.
Ditemui MuslimDaily di sebuah masjid di daerah Tipes, Surakarta, Selasa malam (21/09) Yudi Mansur mengatakan adiknya Yuki Wantoro tiba di rumah pada tanggal 17 Agustus 2010. Yuki berencana untuk mengurus pembuatan KTP. Bukti bahwa adiknya berada di rumah pada saat itu adalah foto Yuki didalam handphone Yudi Mansur yang diambil pada tanggal 19 Agustus 2010. Foto pas badan itu akan dipakai untuk membuat KTP Yuki. Dari foto yang diambil melalui handphone tersebut tertanggal 19/8/2010. Ini membuktikan bahwa Yuki Wantoro yang disebut polisi sebagai pelaku perampokan di bank CIMB Medan tidak benar, menurut Yudi Mansur.
"Waktu terjadi perampokan dia (Yuki) dirumah," kata Yudi. Menurut Yudi, pada saat berita perampokan bank CIMB itu ramai di televisi adiknya tahu informasi itu dari menonton televisi saja di rumah bersama ayah dan ibunya. Kemudian sekitar sepekan sebelum lebaran Yuki pamit hendak ke Jakarta untuk kerja bersama kawannya dari Padang untuk berdagang kain menjelang lebaran.
Jenazah Yuki Wantoro Akan Dimakamkan di Solo
Yudi Mansur, kakak laki-laki tertua Yuki Wantoro yang ditembak mati Densus 88 di Sumut mengatakan jika benar jenazah itu adalah adiknya maka akan dikuburkan secara Islam di pemakaman khusus Muslim di kota Solo.
Yudi sendiri mengetahui berita ini dari seorang kawannya setelah melihat siaran televisi. Kawan Yudi mengatakan jika yang tewas ditembak itu Yuki setelah melihat foto yang diperlihatkan di televisi.
Seperti diberitakan sebelumnya, Yuki Wantoro adalah salah satu dari tiga korban yang ditembak mati dalam serangan tim Densus 88 di Sumatera utara 3 hari lalu. Yuki Wantoro beralamat asli di  RT 04 RW 02, Tempen, Joyosuran, Solo. Polisi menyebut Yuki Wantoro sebagai salah satu dari para pelaku perampokan bank CIMB Niaga Medan, namun hal tersebut dibantah oleh kakak Yuki yaitu Yudi Mansur sebab pada saat kejadian perampokan, Yuki Marwan berada di rumah orang tuanya di Solo.
Hari Selasa siang, (21/09) kedua orang tua Yuki Wantoro sudah diambil sampel DNA untuk dicocokkan dengan jenazah Yuki yang saat ini masih berada di ruang jenazah rumah sakit di Sumatera Utara. Jika nanti hasil tes DNA cocok maka keluarga akan menunggu kabar dari kepolisian untuk pengambilan jenazah. Rencananya jenazah akan dimakamkan di pemakaman khusus Muslim di kota Solo. Untuk pengurusan jenazah ini Yudi Mansur akan didampingi penasihat hukum dari ISAC Solo (Islamic Study and Action Center) yakni Muhammad Kurniawan SH dan Hendro Sudarsono. (muslimdaily/arrahmah.com)
*Foto Yuki Wantoro diambil menggunakan handphone kakaknya Yudi Mansur, pada tanggal 19 Agustus 2010
Raih amal shalih, sebarkan informasi ini...