Wasiat Terbaru Ustadz Abu Bakar Ba'asyir untuk Para Mujahid

1.3.10

Afghanistan Larang Media Liput Serangan Taliban

Selasa, 02/03/2010 09:02 WIB.(eramuslim.com)

Pemerintah Afghanistan lewat lembaga intejennya National Directorate of Security (NDS) melarang media massa menayangkan liputan yang menampilkan gambar detik-detik serangan Taliban terjadi. Larangan itu dikeluarkan sehari setelah enam tentara NATO tewas oleh serangan Taliban yang terjadi di berbagai tempat di Afghanistan.
NDS beralasan, pemberitaan media akan membuat kelompok militan Taliban makin berani melakukan serangan. Para wartawan hanya diijinkan untuk mengambil gambar-gambar pasca serangan terjadi, itupun harus seijin NDS. Lembaga intelejen itu mengancam akan menangkap dan menyita peralatan liputan wartawan yang tekad nekad merekam gambar saat serangan terjadi.
"Liputan langsung merugikan pemerintah dan menguntungkan musuh-musuh pemerintah Afghanistan," kata Juru Bicara NDS, Saeed Ansari saat mengumumkan kebijakan ini pada para wartawan yang sengaja diundang oleh NDS.
Para jurnalis, termasuk organisasi hak asasi manusia tentu saja memprotes larangan itu. Mereka mengatakan, kebijakan tersebut melanggar hak publik untuk mendapatkan informasi-informasi penting tentang situasi keamanan pada waktu serangan-serangan terjadi. "Larangan semacam itu membuat publik tidak bisa mendapatkan informasi yang akurat tentang sebuah peristiwa," kata Abdul Hameed Mubarez, kepala Persatuan Media Nasional Afghanistan.
Laila Noori dari organisasi Afghanistan Rights Monitor yang memonitor isu-isu media di Afghanistan menyatakan, pemerintah seharusnya tidak menyembunyikan ketidakmampuan mereka dengan melarang media massa meliput insiden-insiden yang sedang terjadi. "Masyarakat ingin tahu semua fakta yang ada di lapangan ketika peristiwa yang berkaitan dengan situasi keamanan terjadi," tukas Noori.
Pemerintah Afghanistan pernah memberlakukan larangan serupa, tapi hanya satu hari saat pelaksanaan pemilu presiden tahun 2009. Tapi tidak ada larangan formal bagi wartawan yang merekam sebuah peristiwa serangan yang sedang terjadi, meski para wartawan sering menjadi korban pemukulan aparat keamanan Afghanistan saat meliput sebuah peristiwa di lokasi kejadian.
Sepanjang hari Senin (1/3), sejumlah serangan bom menewaskan enam pasukan NATO, dua diantaranya tewas di selatan kota Kandahar, kota tempat lahirnya Taliban. Sementara Komandan Pasukan International Security Assistance Force (ISAF), Jenderal Stanley McChrystal ditemani oleh Wakil Presiden Afghanistan, Karim Khalili serta Gubernur Helmand, Gulab Mangal melakukan kunjungan ke Kota Marjah di Provinsi Helmand yang menjadi target Operasi Mustarak pasukan NATO untuk memberangus kelompok Taliban.
Pada warga setempat, Khalili mengatakan bahwa prioritas mereka adalah menciptakan stabilitas dan perdamaian di Afghanistan. Tapi pernyataan itu ditanggapi dingin oleh warga. Seorang pemuka warga berjanggut putih bernama Abdul Kader mempertanyakan janji-janji pemerintah.
"Anda berjanji tidak akan menggunakan senjata-senjata berat. Lalu mengapa rumah saya dihancurkan," tanya Kader.
Jenderal McChrystal mengklaim masih ada sekitar 200-300 militan Taliban yang tersisa di Kota Marjah. "Beberapa diantara mereka mungkin menjadi sel-sel tidur yang sedang menunggu perintah dari seseorang tentang apa yang harus mereka lakukan. Sebagian dari mereka meletakkan senjata dan memantau apa yang akan terjadi," ujar McChrystal.
Kelompok Taliban melakukan perlawanan sengit atas operasi militer yang dilakukan pasukan koalisi asing. Mereka sedikitnya melakukan empat serangan besar yang menewaskan 29 orang, termasuk pasukan NATO dan melukai puluhan orang lainnya. (ln/yn/iol)

Syaikh Hassan Yusuf, Resmi Tidak Akui Musab yang Murtad Sebagai Anaknya

Selasa, 02/03/2010 08:27 WIB | 

Seorang pemimpin senior Hamas yang dipenjara Israel pada hari Senin kemarin (1/3) menyatakan bahwa dirinya tidak mengakui anaknya, setelah seorang pemuda mengakui telah memata-matai kelompok Islamis khususnya Hamas untuk Israel dan memainkan peran penting utama dalam penangkapan beberapa pejuang militan senior.
"Saya, Syaikh Hassan Yussuf ... istri saya, putra dan putri saya mengumumkan bahwa kami benar-benar tidak mengakui ada seorang pria yang mengaku putra sulung kami dan dipanggil dengan nama Musab," katanya dalam sebuah pernyataan.
Keputusan ini diambil setelah orang yang disebut-sebut bernama Musab yang telah murtad terhadap Allah dan para nabi ... melakukan pengkhianatannya terhadap kaum Muslimin, dengan bekerjasama dengan musuh-musuh Allah dan menimbulkan kerusakan terhadap bangsa ini dan tujuan bangsa kita."
Pekan lalu, harian Haaretz Israel melaporkan bahwa Musab Hassan Yussuf (32 tahun), adalah seorang informan bagi Israel dan bekerja untuk badan keamanan internal Israel Shin Bet serta dikenal dengan kode nama "Pangeran Hijau".

Artikel itu didasarkan pada ringkasan dari sebuah buku, "Son of Hamas", ditulis oleh Yussuf, yang murtad masuk Kristen pada 10 tahun yang lalu dan sekarang tinggal di California. Buku karanganya itu akan diterbitkan di Amerika Serikat dalam minggu ini.
Artikel dalam surat kabar itu mengatakan bahwa Yusuf mempunyai peranan penting dalam penangkapan Ibrahim Hamid, salah seorang pimpinan militer di Tepi Barat, dan Abdullah Barghuti, pembuat bom terkenal yang berada di balik serangan bom bunuh diri pada tahun 2001 di sebuah restoran di Yerusalem. (fq/aby)eramuslim.com

Kaum Loyalitas Kepada Syetan

Rabu, 10/02/2010 08:44 WIB | 
Tahukah Anda bahwa di antara umat manusia terdapat orang-orang yang menjadikan syetan sebagai pemimpinnya? Mereka menyerahkan loyalitas kepada syetan sedemikian rupa sehingga lambat laun syetan berhasil berkuasa atas orang-orang itu. Akhirnya orang-orang yang menyerahkan loyalitasnya kepada para syetan menjadi bagian dari hizbusy-syaithan (pasukan syetan atau partai syetan). Na’udzubillahi min dzaalika..!
Di antara ciri-ciri mereka yang berpemimpin syetan ialah orang-orang yang ketika membaca Kitabullah Al-Qur’anul Karim tidak mengawali dengan memohon perlindungan kepada Allah dari syetan yang terkutuk (membaca ta’aawudz). Itulah yang membedakan mereka dengan orang-orang beriman. Orang-orang beriman senantiasa mengawali bacaan Al-Qur’an dengan memohon perlindungan Allah untuk dirinya dari godaan syetan yang tekutuk.
فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ
”Apabila kamu membaca Al Qur'an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syetan yang terkutuk. Sesungguhnya syetan ini tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (syetan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah.” (QS An-Nahl ayat 98-100)
Mengapa mereka merasa tidak perlu memohon perlindungan Alah dari syetan terkutuk ketika mengawali bacaan Al-Qur’an? Di antara sebabnya karena mereka sendiri tidak percaya bahwa Al-Qur’an sungguh-sungguh merupakan Kitabullah, Kitab Suci yang datang dan bersumber dari Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Mereka perlakukan Al-Qur’an sebagai sebuah buku biasa karya manusia biasa, bahkan seperti yang diutarakan oleh salah seorang pegiat Jaringan Islam Liberal, Al-Qur’an merupakan sebuah buku sejarah kebudayaan bangsa Arab karya manusia Arab untuk kepentingan kultural budaya Arab semata. Al-Qur’an sebagai sebuah teks, menurut Nasr Hamid Abu Zayd, pada dasarnya adalah produk budaya. (Tekstualitas Al-Qur’an, 2000).
Oleh karenanya para aktifis JIL menganggap sah-sah saja bila Al-Qur’an ditafsirkan dengan metode Hermeneutika, yaitu sebuah metode interpretasi liberal terhadap Al-Qur’an sebagaimana diterapkan oleh kaum Nasrani dalam menginterpretasi Kitabullah Injil alias Bibel.
Selain itu, kaum loyalis kepada syetan ialah mereka yang mempersekutukan Allah. Sebab mereka sangat berbeda dengan kaum beriman yang benar-benar beriman kepada Rabbnya yaitu Allah Subhaanahu wa Ta’aala dan bertawakkal kepadaNya. Pengertian bertawakkal kepada Allah ialah kaum beriman sangat mengandalkan apa-apa yang merupakan petunjuk dan arahan dari Allah.
Sedemikian rupa ke-tawakkal-an kaum beriman kepada Allah sehingga mereka tidak rela bila harus menjalani hidup, baik secara personal maupun sosial, di dalam naungan aturan dan hukum selain hukum Allah.
Sementara kaum loyalis kepada syetan sangat rela bahkan yakin bahwa kehidupan pribadi maupun bermasyarakat dan bernegara berdasarkan aturan dan hukum bikinan manusia alias bukan hukum Allah, merupakan jalan hidup yang sah-sah saja. Berarti mereka tidak benar-benar mau ber-tawakkal kepada Allah.
Mereka enggan untuk mengandalkan arahan dan petunjuk ilahi dalam menempuh kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bernegara. Mereka lebih yakin dan mengandalkan diri mereka sendiri dalam menata kehidupan pribadi dan sosialnya.
Padahal Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengajarkan doa agar kita tidak mengandalkan diri sendiri dalam hidup, namun harus mengandalkan Allah semata. Bertawakkal kepada Allah. Sebab bertawakkal kepada selain Allah merupakan salah satu bentuk mempersekutukan Allah dengan sesuatu selain Dia. Sikap itu merupakan sikap seorang musyrik..!
ياَ حَيُّ ، يَا قَيُّومُ ، بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ ، أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلِّهِ ،
وَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ ، وَلَا إِلَى أَحَدٍ مِنَ النَّاسِ
“Wahai Allah Yang Maha Hidup, wahai Allah Yang Senantiasa Mengurusi, tidak ada tuhan selain Engkau, dengan rahmatMu aku memohon pertolongan, perbaikilah keadaan diriku seluruhnya dan jangan Engkau serahkan nasibku kepada diriku sendiri (walau) sekejap mata, tidak pula kepada seorang manusiapun.” (HR Thabrani 445)
Dewasa ini kita hidup dalam sebuah zaman dimana kebanyakan orang menganggap bahwa bertawakkal kepada Allah hanya dalam urusan ketika sudah menghadapi masalah dalam hidup. Itupun ke-tawakkal-an dalam bentuk memohon kepada Allah pertolongan saat diri telah tenggelam dalam kesulitan hidup seperti jatuh miskin atau sakit berat atau kehilangan sesuatu stau seseorang yang sangat dicintainya. Sedangkan sewaktu dia berjaya dia tidak pernah peduli untuk hidup dengan mengikuti petunjuk ilahi dan mematuhi aturan serta hukum Allah.
Ia bangga dan sangat percaya diri hidup berdasarkan hawa nafsu pribadinya dan mematuhi aturan dan hukum selain yang datang dari Allah Subhaanahu wa Ta’aala. Mereka enggan untuk menjadikan ajaran Allah, Al-Islam, sebagai jalan hidup. Mereka lebih bangga dan percaya diri untuk menata kehidupan berdasarkan berbagai ideologi buatan manusia seperi demokrasi, nasionalisme, humanisme, liberalisme, materialisme dan sekularisme. Padahal sikap demikian menunjukkan absennya ke-tawakkal-an kepada Allah.
Dan barangsiapa yang tidak tawakkal kepada Allah berarti sama saja dengan mempersekutukan Allah dengan sesuatu selainNya alias memproklamirkan diri sebagai bagian dari kaum musyrikin. Dan menjadi bagian dari kaum musyrikin sama saja dengan menjadi loyalis kepada syetan, fihak yang semestinya seorang beriman bermusuhan dengannya dan tidak berkompromi sedkitpun dengannya.
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا
إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
”Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS Faathir ayat 6)
اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُولَئِكَ
حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ
”Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah hizbusy-syaithan (pasukan/golongan/partai syetan). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbusy-syaithan itulah golongan yang merugi.” (QS Al-Mujaadilah ayat)eramuslim.com

Masjid Al-Aqsa Diserang, Negara Arab dan Muslim Cuma Mengecam

Senin, 01/03/2010 12:00 WIB

Organisasi Konferensi Islam (OKI) lagi-lagi cuma bisa menyatakan kecaman terhadap tindakan pasukan Zionis Israel yang menyerang Masjid Al-Aqsa di Palestina, tanpa melakukan tindakan nyata untuk menekan Israel yang sudah berulangkali menistakan masjid suci ketiga umat Islam itu.

Sekretaris Jenderal OKI, Ekmeleddin Ihsanoglu dalam pernyataannya Minggu (28/2) mengatakan bahwa pasukan Israel telah melanggar hukum internasional tentang perlindungan terhadap tempat-tempat ibadah. Menurutnya, serangan pasukan Zionis ke Masjid Al-Aqsa terkait dengan rencana Israel untuk menjadikan dua tempat suci di Palestina sebagai tempat yang diklaim sebagai warisan sejarah bangsa Yahudi.

"Pelanggaran yang dilakukan Israel, beberapa hari setelah pemerintah Israel memutuskan memasukkan Masjid Ibrahimi dan Masjid Bilal bin Rabah ke dalam daftar situs peninggalan sejarahnya secara ilegal, merupakan perkembangan yang membahayakan terkait rencana Israel untuk merampas tempat-tempat suci agama Islam," kata Ihsanoglu dalam pernyataannya.

"Kerusakan sekecil apapun di Masjid Al-Aqsa dan tempat-tempat suci lainnya akan menimbulkan konsekuensi yang serius dan bisa menimbulkan bahaya yang tak terbayangkan bagi keamanan dan perdamaian internasional," Ihsanoglu mengingatkan.

Tentara Israel dan warga Palestina hari Minggu pagi kembali terlibat bentrokan di halaman kompleks Masjid Al-Aqsa di Al-Quds. Betrokan itu dipicu oleh tindakan pasukan Israel yang memaksa masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa sambil melempar granat, menyemprotkan gas air mata dan melepaskan tembakan peluru karet. Pasukan Zionis juga memukuli jamaah yang berada dalam masjid dengan menggunakan popor senjata serta pentungan.

Sedikitnya 17 warga Palestina mengalami luka-luka dalam bentrokan itu dan tujuh orang Palestina ditangkap oleh aparat Zionis Israel karena melakukan perlawanan dengan melempari pasukan Zionis dengan sepatu dan batu.

Israel sudah sering melakukan perusakan dan melakukan serangan ke dalam Masjid Al-Aqsa. Namun OKI dan negara-negara Arab dan Muslim tidak pernah melakukan upaya nyata untuk menindak tegas rezim Zionis Israel dan hanya mampu mengeluarkan kecaman.

Faksi pejuang Palestina, Hamas menyerukan agar negara-negara Arab dan Muslim menunjukkan "gigi"nya untuk lebih menekan Israel agar menghentikan serangan ke Masjid Al-Aqsa dan mengakhiri penjajahannya di wilayah Palestina. Juru Bicara Hamas, Fawzi Barhoum mengatakan, serangan pasukan Israel ke Masjid Al-Aqsa hari Minggu kemarin merupakan bagian dari skenario Zionis untuk meruntuhkan masjid dan mewujudkan program yudaisasi kota Al-Quds.

Ia menambahkan, Israel sudah memulai rencana yudaisasi dan penghancuran itu sejak lama bersamaan dengan kebijakan perluasan pemukiman Yahudi di wilayah Palestina yang diduduki Israel. Israel bukan hanya menggusur rumah-rumah orang Palestina, tapi juga menolak pemberian kartu tanda penduduk bagi warga Palestina, meningkatkan aksi-aksi kekerasan ke Masjid Al-Aqsa dan mulai mengganti nama-nama jalan di Al-Quds dengan nama-nama berbau Yahudi.

Menurut Barhoum, sikap negara-negara Arab dan negara Muslim yang cenderung diam serta kolaborasi pemerintahan otoritas Palestina dibawah kepemimpinan Presiden Mahmud Abbas dengan pihak Israel membuat rezim Zionis makin berani melakukan aksi-aksi serangan dan perusakan ke Masjid Al-Aqsa. (ln/prtv)eramuslim.com