Wasiat Terbaru Ustadz Abu Bakar Ba'asyir untuk Para Mujahid

6.12.10

Dua detonator meledak di Gereja Katholik Kristus Raja



Sukoharjo (Espos)--Dua buah kaleng susu yang berisi detonator meledak di Gereja Katholik Kristus Raja Wilayah Gawok Jl Pramuka No 2 Blimbing Kecamatan Gatak, Selasa (7/12) sekitar pukul 05.45 WIB.
Dua kaleng susu yang juga berisi sejumlah paku dan batu kerikil dipasang teoat dibawah meteran listrik tepatnya disamping pintu gereja sebelah barat.
Salah satu saksi, Tugimin, 42, mengaku mendengar ada suara ledakan ketika mengantar ibunya ke pasar yang letaknya tidak jauh dari lokasi gereja.
“Ledakan yang pertama lebih keras dibanding ledakan yang kedua. Ada selisih  sekitar lima menit antara ledakan yang pertama dan kedua,” kata Tugimin.
Dikemukakan  dia, setelah mengantar ibunya ke pasar, Tugimin segera ke lokasi ledakan. Sesampainya di gereja sudah banyak kerumunan orang tapi belum ada yang berani masuk.
“Saya melihat ada semburan api sekitar 50 centimeter. Karena tidak ada yang berani masuk, saya pun berinisiatif masuk dengan melompat pagar dan memadamkan api itu,” ujar dia  {solopos}

Sambut Obama, Mujahidin IIA Lancarkan Operasi Besar, 70 Basis NATO dan AS Mendapat Serangan

AFGHANISTAN (Arrahmah.com) - Sumber Afghan mengatakan bahwa 70 basis militer tentara penjajah NATO dan AS secara simultan mendapat serangan dari Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA).
Mujahidin dari wilayah Marjah mengatakan 70 basis militer dan pos pemeriksaan diserang Mujahidin menggunakan senjata berat.

Ratusan Mujahid dikerahkan untuk menyerang basis penjajah di kapm Qari Sada, Abdullah Karo Charahi, Pump Charahi, Wardago Block, Achakzo block, Barbago block, Haji Khandad Block, Mato Khan Charahi, Karo Charahi, Sistani dan lainnya.

Mujahidin menambahkan bahwa helikopter musuh terlihat berputar-putar untuk mengangkut jenazah dan korban luka dari pihak musuh dalam serangan besar ini, namun Mujahidin tidak dapat mengklarifikasi berapa jumlah pasti dari korban tersebut.

Ini adalah sambutan dari Mujahidin IIA untuk menyambut kedatangan "mendadak" Barack Obama ke Afghanistan beberapa hari lalu untuk menemui tentara penjajah di basis Bagram dimana ia mengucapkan selamat kepada para tentaranya yang telah membuat "progres positif" melawan Mujahidin IIA.

Laporan dari distrik Nawzad mengatakan bahwa tentara penjajah dan boneka mereka berusaha membalas dengan melancarkan operasi besar ke distrik Salam Bazaar, Tangyan, Dimyan dan Sri Kala.

Mujahidin melaporkan selama operasi besar tersbeut berhasil menghancurkan sedikitnya 13 tank musuh dan menewaskan sedikitnya 50 tentara AS.  Juga 13 kendaraan lapis baja berhasil dihancurkan.

Tank-tank yang hancur masih terlihat dilokasi. (haninmazaya/arrahmah.com)



Benda Diduga Bom Ditemukan di Polsek Pasar Kliwon

JAKARTA - Benda diduga bom rakitan ditemukan di halaman Markas Polisi Sektor (Mapolsek) Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah. Temuan berupa bungkusan plastik ini masih diselidiki tim Gegana Polda Jawa Tengah.

"Iya memang ada temuan di pagar luar halaman Polsek Pasar Kliwon. Apakah itu bom rakitan atau bukan masih kami selidiki," ujar Kapolda Jawa Tengah Irjen (Pol) Edward Aritonang saat dikonfirmasi okezone, Selasa (7/12/2010).

Mengenai saksi yang diperiksa dan si peletak benda diduga bom rakitan itu Edward belum mau berkomentar. "Nanti saja, sekrang masih diselidiki temuannya," ujarnya.

3.12.10

Surat Dari Bumi Afghanistan Kepada Syaikh Abu Muhammad Al Maqdisi Hafidlahullah

Abu Muhammad Maqdisi
Afghanistan (Almuhajirun) – Sebuah surat dikirim mujahidin Afghanistan kepada Syekh Abu Muhammad Al Maqdisy. Selain menyatakan penghormatan dan dukungan atas keistiqomahan Syekh Maqdisy selama ini, mujahidin Afghanistan juga mendoakan Syekh Maqdisy agar selalu mendapat perlindungan Allah SWT. Berikut isi lengkapnya :بسم الله الرحمن الرحيم
Segala puji hanya bagi Allah sebagaimana layaknya bagi keagungan wajah-Nya dan kebesaran kekuasaan-Nya. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada nabi yang diutus sebagai rahmat bagi sekalian alam dan sebagai pedang yang dihunus terhadap leher-leher para thaghut dan para penguasa durjana, juga kepada keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya dengan baik….wa ba’du:
Allah ta’ala berfirman:
الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَالَاتِ اللَّهِ وَيَخْشَوْنَهُ وَلَا يَخْشَوْنَ أَحَدًا إِلَّا اللَّهَ
“(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tidak merasa takut kepada siapapun selain kepada Allah.” [Al Ahzab: 39]
Dan berfirman:
شَهِدَ اللّهُ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ وَالْمَلاَئِكَةُ وَأُوْلُواْ الْعِلْمِ قَآئِمَاً بِالْقِسْطِ
“Allah bersaksi bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Dia, (demikian pula) para malaikat dan orang-orang yang berilmu yang menegakkan keadilan.” [Ali Imran: 18]
Dan berfirman:
َ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاء
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah dari hamba-hamba-Nya itu hanyalah para ulama.” [Fathir: 28]
Dari bumi karamah (kemuliaan) dan kebanggaan, dari pabrik pencetak kaum laki-laki sejati dan tempat berkiprah para pahlawan serta tempat yang diimpikan oleh jiwa kaum muwahhidin di seluruh belahan barat dan timur bumi, dari bumi yang lewat ketangguhan dan keteguhan para mujahidnya telah hancur berkeping-keping pasukan kafir paling tangguh dan barisan thaghut dhalim yang paling ganas, dari bumi yang tanahnya telah menjadi lahan pekuburan bagi penganut Islam pilihan dan para pembela dien yang terseleksi dari kalangan muhajirin dan anshar, dari bumi Afghanistan yang luhur, kepada sosok gunung yang kokoh diantara para ulama yang jujur dan para da’i yang tulus, dan bintang yang terang bercahaya di langit para pembawa prinsip dan seruan, kepada syaikh yang Rab-nya telah menjadikannya sebagai pemeran di dalam menyingkirkan kotoran yang menyelimuti aqidah shalihah yang murni, dimana ia termasuk diantara orang yang membersihkannya dari tahrif orang-orang yang ghuluw, tipu daya orang-orang yang sesat dan takwil orang-orang yang bodoh, dan mengembalikannya kepada ajaran yang putih bersih, sehingga engkau tidak melihat lagi di dalamnya penyimpangan dan penyelewengan. Dimana ia terangi malam kita yang gelap gulita dengan Millah Ibrahim[1], ia babat penyesatan (yang menimpa umat) dengan Al Kawasyif Al Jaliyyah-nya[2], ia bongkar kedok kebejatan hukum rimba[3], ia senangkan pandangan ini dengan pembungkaman syubuhat Murji’ah Masa Kini[4], dan ia luruskan kesalahan dan kekeliruan dengan Waqafatnya[5]. Dan ucapan-ucapannya serta tulisan-tulisannya masih terus memiliki pengaruh yang dasyat di dalam membersihkan keyakinan-keyakinan (aqidah) banyak orang dari ahlul jihad, dimana bibitnya menancap kokoh di dalam dada mereka dan meresap di dalam jiwa mereka, sehingga bibit itu tidak melemah karena hempasan syubuhat dan tidak miring bersama arus banjir penyimpangan dan penyelewengan.
Kepada syaikh yang menjaharkan kebenaran -sebagaimana yang kami nilai dan kami tidak mensucikannya atas nama Allah- yaitu Abu Muhammad Al Maqdisi semoga Allah menjaganya dari tipu daya para thaghut dan makar orang-orang yang berniat jahat, dan semoga Allah melindunginya dan meneguhkan di atas al haq ini tanpa melemah atau mundur atau cenderung (rukun) (kepada thaghut)… Amiin …
Kepada engkau…wahai syaikh kami yang mulia dan ulama kami yang terang-terangan dengan al haq, kami kirimkan ucapan tahiyyah yang penuh berkah lagi suci, tahiyyah penghormatan dan pengagungan, dan ucapan salam yang disertai dengan puncak makna kecintaan dan kasih sayang karena Allah, serta kerinduan yang dipenuhi rasa kangen kepada engkau dan keinginan untuk bermujalasah dengan engkau serta menimba dari ilmu engkau. Dan sudah sewajibnya atas umat Islam secara umum dan atas kader-kadernya dari kalangan ahlul jihad secara khusus untuk berterima kasih kepada engkau wahai syaikh kami yang diberkahi, atas pembelaan engkau terhadap manhaj tauhid dan jihad yang dilakukan secara sirr dan terang-terangan, atas penderitaan yang sangat berat yang engkau pikul di dalam mengemban dakwah mubarakah ini, dan berbagai kesulitan dan kondisi-kondisi yang mencekam yang menghantui engkau, serta penindasan dan penyengsaraan yang engkau alami, dalam rangka menempuh jalan manusia pilihan dari kalangan para nabi dan rasul, dan dalam rangka mentauladani orang-orang yang telah mendahului engkau di dalam memikul amanah yang agung itu dan tampil untuk membelanya serta menjaharkannya. Sehingga engkau telah mengembalikan ingatan kepada ulama-ulama Islam yang besar lagi agung, seperti Abdullah Ibnul Mubarak, Ahmad Ibnu Hanbal, Ibnu Taimiyyah, Al ‘Izz Ibnu Abdissalam dan yang lainnya yang sangat banyak dari kalangan yang tidak melemah karena bencana yang menimpa di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak menyerah (kepada musuh). Maka bergembiralah wahai syaikh kami yang mulia, karena buah-buah dakwah engkau telah siap panen dan matang, dan sebentar lagi awan para thaghut akan tersingkap dan bumi akan terang dengan cahaya Tuhan-nya, dan kami dengan kaki kuda-kuda kami akan menginjak leher-leher para thaghut arab dan ‘ajam dengan izin Allah. Ini buktinya serangan-serangan pasukan Allah telah bergerak dari sini dari bumi Afghanistan dan ia tidak akan berhenti sampai ia menancapkan panji-panji di Baitul Maqdis dengan pertolongan Allah dan kekuatan-Nya. Kami sampaikan kabar gembira kepada engkau bahwa serangan orang-orang kafir telah dipukul mundur dengan kegeramannya seraya tidak meraih kecuali kerugian, kehancuran dan korban mati lewat tangan pasukan Allah dan tentara-Nya yang agung.
Dan ia itu hanya sebentar saja yang tidak sebanding dengan sesuatu pun dari perhitungan zaman, dan pasukan Islam yang besar akan bergerak dari tempatnya dan syari’at Islam akan menaungi belahan bumi walaupun orang-orang kafir tidak menyukainya. Namun setiap kelahiran yang agung haruslah mengalami kehamilan yang sulit, berbagai putaran kepayahan dan cobaan, mengecap kemelaratan dan kepedihan, pembersihan orang-orang yang jujur serta penyaringan barisan, “sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan kaumnya) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, maka datanglah kepada mereka pertolongan Kami”, sehingga nampaklah al haq dan lenyaplah kebatilan, dan sejarah pun mengukir dengan tinta kebanggaan nama-nama orang yang teguh di hari sedikitnya orang-orang yang teguh, nama-nama orang yang ingkar terhadap kebatilan secara terang-terangan di hari banyaknya orang-orang yang rukun kepada orang-orang yang dhalim,dan nama-nama orang yang mencampakkan hukum-hukum thaghut dan memusuhinya di hari mayoritas manusia menikmatinya dan mengibadatinya. Kami memohon mudah-mudahan Allah meneguhkan engkau di atas hal ini tanpa menyimpang atau menyeleweng atau taraju’ (mundur dari manhaj yang haq) atau inhiraf (berbelok) … Amiin …
Kami sesungguhnya saat memegang tangan engkau di atas hal itu, kami mengetahui bahwa ahlul bathil telah merancang dan membulatkan tekad mereka kemudian datang berbaris-baris untuk menimpakan bencana kepada engkau dan terhadap dakwah tauhid yang penuh berkah ini, namun tatkala mereka tidak mampu menutup cahaya matahari engkau yang berkilau dengan jaring-jaring mereka yang hina lagi busuk, maka mereka beralih menggunakan cara menghina matahari itu dan menuduh busuk sinarnya, dan untuk hal itu mereka mengerahkan setiap orang busuk dan bejat di dalam berbagai forum dan simposium, untuk berupaya mencoreng dakwah tauhid lewat cara menjatuhkan para tokoh rujukannya, dan mana mungkin mereka bisa berhasil! Dan mana mungkin lautan bisa menjadi keruh dengan sebab banyaknya orang yang meludah di dalamnya! Dan mana mungkin langit terganggu dengan lolongan anjing dan hamburan debu, dan seandainya semua manusia berubah menjadi sapu untuk menebarkan debu, maka tetap saja langit itu adalah langit, dan tetap saja engkau adalah seperti engkau yang telah kami kenal dan dikenal oleh ahlul Islam di belahan timur dan barat bumi ini, teguh lagi kokoh, tidak merubah (prinsip) lagi tidak taraju’, penghalang yang kuat di hadapan orang-orang yang membancikan dien ini, benteng yang tangguh di hadapan jalan orang-orang yang menyelisihi millah ibrahim, panah yang tepat sasaran di dada ahli bid’ah dan ahli irja, serta duri yang menusuk di tenggorokan para thaghut dan ulama mereka serta orang-orang yang mengokohkan tahta mereka. Itulah keyakinan kami terhadap engkau dan apa yang kami kenal dari perjalanan engkau, maka berjalanlah engkau di atas jalan yang engkau pegang sedangkan ruhul qudus bersama engkau, Mata Allah mengawasi engkau dan melindungi engkau, serta lisan para mujahidin selalu memuji engkau dan mendoakan engkau. Sedangkan tempat pertemuan adalah di sana dengan izin Allah bersama para nabi, shiddiqin, para syuhada dan shalihin di taman-taman dan sungai-sungai di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa.
Wassalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
“Putera-putera engkau yang berjihad di Afghanistan -semoga Allah menegakkan syari’at-Nya di dalamnya-.”
Jangan lupakan kami dari kebaikan doa
Saudara-saudara kalian di situs Ansharul Mujahidin
https://asansar.info/vb
http://as-ansar.com/vb
http://as-ansar.info/vb
Alih bahasa  :  Abu Sulaiman
17 Ramadlan 1431 H. Sijn PMJ NKB
[1] Maksudnya dengan kitab beliau Millah Ibrahim. (Pent)
[2] Maksudnya Al Kawasyif Al Jaliyyah fi Kufri Ad Daulah As Su’udiyyah, kitab beliau yang sudah kami terjemahkan dengan judul “Membongkar kekafiran Negara Saudi”. (Pent)
[3] Maksudnya Kasyfun Niqab, (Pent)
[4] Maksudnya Imta’un Nadhr Fi Kasyfi Syubuhat Murji’atil’Ashr, kitab beliau yang kami terjemahkan dengan judul “Membongkar Syubuhat Neo Murjiah Yang Berkedok Salafy” dan diterbitkan dengan judul “Salah Kaprah Salafi” (Pent)
[5] Maksudnya kitab Waqafat Ma’a Tsamaratil Jihad, kitab beliau yang kami terjemahkan dengan judul “Renungan-renungan tentang hasil-hasil jihad…” yang diterbitkan oleh Penerbit jazeera dengan judul yang buruk “Mereka Mujahid Tapi Salah Langkah” tanpa sepengetahuan penterjemah, yang membuat sebagian ikhwan tidak suka dengan buku itu dan mencela penulisnya padahal mereka belum membaca isinya. Tapi lihatlah para mujahidin Afghanistan yang menjadi pilar kebanggaan umat Islam sekarang, mereka memuji buku itu dan merujuknya dalam membenahi kekeliruan di dalam amal jihadi! Mudah-mudahan ada penerbit yang mau menerbitkannya lagi dengan judul yang sesuai aslinya. (Pent)

MUI: Amaliyah Istisyhadiyah Bagian dari Jihad dengan Jiwa

JAKARTA (voa-islam.com) – MUI jelaskan perbedaan bom bunuh diri dengan Amaliyah Istisyhadiyah (operasi syahid). Bom bunuh diri adalah bunuh diri untuk kepentingan diri pribadinya sendiri. Sedangkan Amaliyah Istisyhadiyah adalah berkorban nyawa untuk agama dan mencari ridha Allah SWT.
Hal ini diungkapkan Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Dr Amirsyah Tambunan di hadapan peserta “Workshop Deradikalisasi” di Hotel Alila, Jakarta, (30/11/2010).
Menurut Amirsyah, akhir-akhir ini radikalisme dan terorisme sering dikaitkan dengan agama, khususnya agama Islam. Karenanya, kesalahpahaman terhadap konsep jihad harus diluruskan. ”Mispersepsi dan misunderstanding tentang konsep jihad harus diluruskan,” ujarnya.
Terorisme menurut pandangan MUI, tidak selalu identik dengan kekerasan. Terorisme adalah puncak aksi kekerasan. Terorisme tidak sama dengan intimidasi atau sabotase. ”Sasaran intimidasi dan sabotase umumnya langsung, sedangkan terorisme tidak. Korban tindakan terorisme seringkali adalah orang yang tidak bersalah. Kaum teroris bermaksud ingin menciptakan sensasi agar masyarakat luas memperhatikan apa yang mereka perjuangkan. Jadi tindakan teror tidaklah sama dengan vandalisme,” jelas dia.  
Fatwa MUI Nomor 3 Tahun 2004 tentang Terorisme, mendefinisikan Terorisme adalah tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan peradaban yang menimbulkan ancaman serius terhadap kedaulatan negara, bahaya terhadap keamanan, perdamaian dunia serta merugikan kesejahteraan masyarakat. Terorisme adalah salah satu bentuk kejahatan yang diorganisasi dengan baik, bersifat trans-nasional dan digolongkan sebagai kejahatan luar biasa (extra-ordinary crime) yang tidak membeda-bedakan sasaran.
MUI menjelaskan perbedaan jihad dengan terorisme. Adapun terorisme sifatnya merusak (ifsad) dan anarkis. Tujuannya untuk menciptakan rasa takut dan menghancurkan pihak lain, serta dilakukan tanpa aturan dan sasaran tanpa batas. Sedangkan jihad, sifatnya melakukan perbaikan (ishlah) sekalipun dengan cara peperangan. Tujuannya menegakkan agama Allah dan membela pihak-pihak yang terzalimi. Jihad dilakukan dengan mengikuti aturan yang ditentukan oleh syariat dengan sasaran musuh yang sudah jelas.
”Dengan demikian, hukum melakukan teror adalah haram, baik dilakukan oleh perorangan, kelompok maupun negara. Sedangkan melakukan jihad hukumnya wajib,” tandas Amirsyah.  
....Pelaku amaliyah al-Istisyhadiyah adalah manusia yang seluruh cita-citanya tertuju untuk mencari rahmat dan keridhaan Allah SWT....
Mengenai bom bunuh diri dan ’amaliyah istisyhadiyah, MUI menjelaskan, bahwa orang yang bunuh diri itu sesungguhnya membunuh dirinya untuk kepentingan peribadinya sendiri. Sedangkan pelaku ’amaliyah istisyhadiyah mempersembahkan dirinya sebagai korban demi agama dan umatnya. Orang yang bunuh diri adalah orang yang pesimis atas dirinya, sedangkan pelaku amaliyah Istisyhadiyah adalah manusia yang seluruh cita-citanya tertuju untuk mencari rahmat dan keridhaan Allah SWT.
”Jadi bom bunuh diri hukumnya haram, karena merupakan salah satu bentuk tindakan keputusasaan (al-ya’su) dan mencelakakan diri sendiri (ihlakan-nafs), baik dilakukan di daerah damai (dar al-shulh) maupun di daerah perang (dar al-harb),” tegas Amirsya. “Adapun amaliyah istisyhadiyah (mencari kesyahidan) dibolehkan karena merupakan bagian dari jihad bin nafs yang dilakukan di daerah perang dengan tujuan untuk menimbulkan rasa takut (irhab) dan kerugian yang lebih besar di pihak musuh, termasuk melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan terbunuhnya diri sendiri. Amaliyah al-Istisyhadiyah berbeda dengan bunuh diri,” tambahnya.
....Adapun amaliyah istisyhadiyah (mencari kesyahidan) dibolehkan karena merupakan bagian dari jihad bin nafs yang dilakukan di daerah perang dengan tujuan untuk menimbulkan rasa takut (irhab) dan kerugian yang lebih besar di pihak musuh, termasuk melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan terbunuhnya diri sendiri....
Dalam kesempatan itu MUI juga menyampaikan dua rekomendasinya kepada pemerintah dalam penanggulangan Terorisme, yakni: Restrukturisasi BNPT dan Revitalisasi Peran BNPT.  MUI Menegaskan, BNPT hendaknya bersifat independen dan mandiri serta permanen. Para pimpinan BNPT hendaknya mempunyai kompetensi di bidangnya dan memiliki komitmen, integritas dan profesionalitas dalam menjalankan tugasnya.
Soal revitalisasi peran BNPT, MUI berharap BNPT melakukan pembinaan dan perlindungan HAM, melakukan tindakan persuasif, sehingga terhindar dari tindakan represif.
MUI sebagai wadah musyawarah ulama, zu’ama, dan cendekiawan Muslim telah membentuk Tim Penanggulangan Teror (TPT) untuk mendukung pencegahan terorisme di Indonesia. MUI berupaya menekankan, baik melalui TPT maupun halaqah untuk meluruskan pemahaman yang benar ihwal jihad, amaliyah istisyhadiyah, mati syahid, dan bom bunuh diri.
 ”Halaqah yang telah dan tengah dilakukan MUI tersebar di wilayah Jakarta, Padang, Solo, Surabaya, Palu, dan Medan. Dasar pertimbangan pemilihan kota-kota tersebut karena aktivitas keagamaan di sana terbilang tinggi. Sehingga usaha pencegahan terorisme terus diupayakan,” ungkap Amirsyah. [Desastian]

2.12.10

Dr. Abdullah Azzam Rahimahullah


26 November 1989, Dr. Abdullah Azzam dikurniakan syahid setelah berjihad di bumi Palestin dan Afghanistan. 26 November 2007, genaplah 18 tahun pemergian beliau. Peribadi kebanggaan umat. Seorang ulama’ yang memilih untuk hidup sebagai mujahidin, meninggalkan segala kesenangan hidup dan pendapatan yang lumayan. Kisah syahidnya diketahui oleh semua. Beliau akan terus menjadi qudwah kepada mujahidin dan pendakwah sepanjang zaman. Moga Allah menerima ruhnya dan menggantikan kepada umat ini mujahid seumpamanya.
Saya kongsikan di sini beberapa kisah menarik di dalam kehidupan beliau sebelum beliau berjihad di bumi Afghanistan untuk dijadikan renungan dan teladan buat kita.
Permulaan Jihad
Beliau mula mendapat pentarbiahan Ikhwan Muslimin sejak berusia10 tahun. Pernah menziarahi Syeikh Abdul Rahman Khalifah, Muraqib Am Ikhwan Jordan ketika itu. Mula terlibat dengan jihad ketika berusia 26 tahun bermula dari tahun 1967 (tahun penjajahan Palestin keseluruhannya). Berpindah ke Jordan dengan berjalan kaki selama 10 hari setelah keseluruhan Palestin dijajah oleh Yahudi. Meninggalkan isteri yang sarat mengandung dan dua orang anak di sempadan Jordan – Palestin untuk mula aktif di medan jihad. Ketika isterinya melahirkan anak ketiga mereka, beliau berada di medan jihad di Palestin.
Tekanan Di Mesir
Pada tahun 1970 beliau dan keluarga berpindah ke Mesir untuk menyambung pelajaran di peringkat PhD. Berjaya menamatkan PhD di dalam bidang Usul Fiqh di Universiti al-Azhar dalam tempoh yang cukup singkat iaitu setahun lapan bulan. Dikenakan pelbagai tekanan ketika berada di Mesir, di antaranya cubaan untuk memberhentikannya dari al-Azhar dan mengeluarkan beliau dari Mesir. Tekanan-tekanan dikenakan sehingga beliau dan keluarganya terpaksa berpindah di antara 20 buah rumah dalam tempoh tidak sampai dua tahun.
Dakwah di Jordan
Pada tahun 1972 beliau ke Jordan dan bekerja selama lapan tahun di Universiti Jordan. Di situ beliau berjaya menarik ramai pemuda untuk terlibat di dalam jihad di Palestin. Selepas hanya sebulan bekerja di Jordan, beliau berjaya menarik ramai pemuda untuk keluar ke medan jihad di sempadan Jordan – Palestin selama tiga hari, pada minggu terakhir setiap bulan.
Pemecatan Dari Universiti Jordan
Pada tahun 1980 berlaku perselisihan di antara beliau dan Perdana Menteri Jordan ketika itu disebabkan satu karikatur yang disebarkan di dalam sebuah akhbar utama tempatan. Akhbar tersebut menyiarkan satu lukisan yang menggambarkan umat Islam sebagai ajen Amerika Syarikat. Beliau telah menalipon akhbar tersebut dan bercakap dengan pelukis karikatur tersebut. Setelah berlaku perdebatan dan pelukis tersebut menolak untuk meminta maaf, as-Syahid Abdullah Azzam berkata kepadanya: “Jika kamu tidak meminta maaf esok di dalam akhbar itu sendiri, kamu akan melihat akibatnya. Kamu memiliki akhbar dan kami memiliki minbar. Jordan; dari utara ke selatan akan bercakap tentang isu ini. Kami akan memboikot akhbar kamu. Bukalah gudang kamu untuk kamu menyimpan akhbar kamu.”
Pelukis tersebut yang merupakan adik ipar Perdana Menteri telah menghubungi Perdana Menteri. As-Syahid Abdullah Azzam telah dipaksa agar meminta maaf tetapi beliau enggan. Satu dakwaan dikenakan ke atas beliau tetapi beliau berjaya di dalam kes tersebut. Tidak sampai sebulan dari peristiwa tersebut beliau telah dipecat dari jawatannya sebagai pensyarah.
Selepas peristiwa tersebut mereka telah berpindah ke Arab Saudi dan as-Syahid bekerja sebagai pensyarah di sana. Tetapi ianya hanya untuk sembilan bulan sahaja.
Konspirasi di Saudi
Ketika mula-mula beliau sampai di Saudi, beliau mula terdengar tentang berita jihad di Afghanistan. Di situ beliau mula memikirkan bagaimana caranya untuk ke Afghanistan dan membatalkan kontrak lima tahun perkhidmatan dengan universiti. Isterinya menceritakan betapa gelisahnya as-Syahid ketika itu: “Saya merasakan bahawa pada setiap kali beliau masuk tidur, beliau seolah-olah tidur di atas bara api. Berpindah menggolekkan badannya dari satu tempat ke tempat yang lain sambil merintih-rintih meminta Allah memberikan jalan keluar.”
Kerajaan Saudi pada masa itu mula merasakan bahaya kewujudan Abdullah Azzam di bumi Saudi. Mereka mengeluarkan satu iklan tawaran untuk pensyarah yang berminat untuk dipinjamkan ke Pakistan dalam program pertukaran pensyarah. Abdullah Azzam mendaftarkan diri untuk perpindahan tersebut. Rupa-rupanya selepas beliau mendaftarkan dirinya, iklan tersebut ditutup dan beliau adalah calon tunggal yang mendaftarkan diri. Iklan tersebut rupanya dibuat khusus untuk mengeluarkan beliau dari Saudi.
Tiga Pilihan Buat Isteri
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Isteri beliau menceritakan tentang nekad Abdullah Azzam untuk berjihad di Afghanistan:
Azzam kembali ke rumah dan berkata kepadaku: “Kemas pakaian kamu ke dalam beg. Saya tidak tahu ke mana kita akan pergi. Saya juga tidak mahu menyebut ke mana kita akan pergi.”
Kemudian beliau lebih membingungkan saya apabila beliau berkata kepada saya: “Saya akan berpindah dan kamu mempunyai tiga pilihan. Saya tidak mahu mendengar pilihan kamu sekarang. Fikirkan selama seminggu. Jika kamu ingin duduk di rumah ini di Saudi, kamu boleh lakukannya. Ini adalah rumah untuk seorang profesor universiti. Rumah seumpama istana dan perabotnya semua buatan Eropah. Kamu akan mendapat kereta buatan Amerika dengan pemandunya sekali. Yuran pengajian anak-anak semua ditanggung oleh universiti. Gaji saya semuanya adalah untuk kamu. Atau (pilihan kedua) kamu juga boleh kembali ke Jordan. Kamu akan tetap mendapat rumah dan kenderaan serta hidup di tengah-tengah keluarga, rakan-rakan dan kesayanganmu. Atau (pilihan ketiga) kamu ikut saya dan bersedia untuk menghadapi apa juga suasana yang akan menimpa. Saya tidak bertanggungjawab atas apa pilihanmu. Fikirkan dan mintalah pandangan orang lain. Moga-moga Tuhan akan mengurniakan kamu keteguhan dan kematangan.”
Kemudian beliau membawa saya ke rumah yang disediakan oleh pihak universiti. Saya tidak pernah melihat rumah itu sebelum ini kerana sejak tiba ke Saudi, saya lebih suka tinggal di rumah yang berhampiran dengan Masjidil Haram.
Saya tidak sabar untuk menunggu seminggu. Saya cuma mampu bertahan sehari sahaja. Selepas itu saya berkata kepadanya: “Kenapa kamu memberikan saya tiga pilihan? Kamu lari dari tanggungjawab. Saya mempunyai anak-anak yang perlukan bapa. Apa yang mampu dilakukan oleh rumah yang besar dan saudara mara? Kamu meninggalkan saya dengan bebanan 7 orang anak; empat lelaki dan tiga perempuan. Bagaimana saya mampu menanggung semua ini bersendirian? Saya tidak mahu tinggal di sini atau di Jordan. Jika kamu tergantung di udara sekali pun, kami akan tetap bersama kamu.”
Abdullah Azzam bertakbir kegembiraan lalu berkata: “Demi Allah, kamu memilih apa yang saya pilih. Itu lebih menggembirakan saya dari pilihan-pilihan yang lain.
Kisah Rezeki di Pakistan
Tiba di Pakistan, Abdullah Azzam meminta agar pihak pengurusan universiti menghimpunkan kelasnya pada dua hari sahaja seminggu. Dia akan berada di Pakistan selama dua hari dan berada di medan jihad di Afghanistan selama lima hari. Ini berterusan selama tiga tahun.
Ada cubaan untuk mengembalikannya ke Saudi setelah mereka mendapati bahawa beliau lebih merbahaya jika berada di Pakistan daripada di Saudi. Ketika beliau ingin memperbaharui visanya, urusan tersebut tidak berjaya dilakukan. Alasan yang diberikan adalah kerana dia diperlukan di Saudi dan tidak lagi di Pakistan. Sebenarnya setiap kali beliau memperbaharui visa, beliau akan membawa di dalam poketnya surat perletakan jawatan dan menjangkakan bahawa perkara tersebut akan berlaku. Beliau terus mengemukakan surat perletakan jawatan tersebut dan memilih untuk hidup sebagai mujahid di bumi Afghanistan.
Tidak lama selepas itu, Rabitoh Alam Islami yang mendengar berita perletakan jawatannya itu menawarkan kepada beliau kerja di Rabitah Alam Islami dengan separuh dari gaji beliau di universiti. Demikianlah benar apa yang dijanjikan Allah: “Di langit itu rezeki kamu dan apa yang dijanjikan untuk kamu.” (Az-Zariyat: 22)
Gambaran Kehidupan Sebuah Keluarga Mujahidin
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Isteri beliau menceritakan: “Kami berpindah ke rumah seluas 2.5 x 3 meter. Di situlah dapur. Di situlah ruang tamu. Di situlah bilik tidur. Bahkan kami mandi di situ juga.”
Beliau menceritakan lagi: “Apabila waktu tidur, saya akan membariskan anak-anak saya dan saya tidur dihujung kaki mereka. Apabila masuk waktu Subuh, tidak ada ruang untuk solat Subuh. Saya mengambil wudhu’ di situ dan solat di situ.”
Tentang pendidikan anak-anak beliau berkata: “Anak-anak saya sudah besar. Mereka perlu kepada sekolah Arab. Di sana tidak ada sekolah Arab kecuali sekolah Libya yang bercampur di antara lelaki dan perempuan. Saya tidak dapat mencarikan sekolah yang sesuai untuk anak-anak perempuan saya sedangkan mereka sudah sepatutnya masuk sekolah menengah. Anak-anak lelaki masih di sekolah rendah, jadi saya hantar mereka ke sekolah Libya. Manakala anak-anak perempuan belajar di rumah. Saya meminta pertolongan beberapa orang guru perempuan untuk mengajar mereka. Saya mendaftarkan anak-anak perempuan saya di Kedutaan Mesir dan mengambil peperiksaan di sana. Mereka mendapat sijil mereka dari Kedutaan Mesir.”
Qudwah
Demikianlah sedikit kisah tentang permulaan jihad as-Syahid Dr. Abdullah Azzam di bumi Afghanistan. Moga-moga Allah memberikan kita kekuatan untuk mencontohinya.