Wasiat Terbaru Ustadz Abu Bakar Ba'asyir untuk Para Mujahid

29.9.10

Beberapa Fakta Janggal tentang Sofyan Tsauri Menurut Wartawan ANTV

Jakarta (voa-islam.com) -Di tengah riuh rendah isu penyergapan teroris di medan, sofyan tsauri, bekas polisi yang disebut-sebut sebagai perekrut dan pelatih kelompok teroris aceh disidangkan di pengadilan negeri depok kamis lalu.

Anehnya, tidak ada seorang anggota densus-88 pun, bahkan polisi biasa yang mengawal persidangan itu, padahal, biasanya polisi terutama tim densus 88, selalu mengawal tersangka teroris. Apalagi, sofyan selalu digambarkan sebagai gembong teroris paling berbahaya di kelompok aceh setelah dulmatin tewas.

Sementara itu, Kapolri jenderal bambang hendarso danuri pun menyebut perampokan bank CIMB Medan sebulan lalu terkait dengan jaringan teroris aceh. Lalu mengapa pengawalan begitu longgar? Siapakah sebenarnya sofyan tsauri? Benarkah lelaki itu agen intelijen yang disusupkan ke jaringan teroris? Bagaimana penyusupan itu terjadi? Tim liputan antv menemukan berbagai kejanggalan di lapangan.

Kejanggalan I: Minim Pengamanan dalam Sidang

Di Pengadilan negeri depok, pada hari kamis, 23 september 2010, tak ada yang luar biasa di sana. Siang itu, suasana sepi, penjagaan pun tidak istimewa, padahal, hari itu sofyan tsauri, seorang lelaki yang disebut-sebut sebagai gembong teroris aceh, untuk pertama kalinya disidangkan.

Dialah satu-satunya tersangka teroris aceh yang disidangkan di pengadilan negeri depok. Wartawan antv, ahmad sumardjoko pun terperangah ketika melangkah ke bagian belakang gedung pengadilan negeri depok sebab di depan sel tersangka seorang lelaki bergamis dan bertubuh gempal langsung menyapa di balik jeruji besi apalagi lelaki yang mengaku bernama sofyan tsauri itu lalu meminta diwawancarai.

Maka, begitu kamera terarah ke sosok bertubuh gempal itu  meluncurlah pengakuan sofyan tentang dirinya tanpa tedeng aling-aling. Setelah mengaku sebagai anggota kelompok al qaidah asia tenggara, sofyan mengaku memang sengaja memakai jalur kekerasan dalam mencapai tujuan yakni kemenangan Islam. Dengan blak-blakan sofyan mencaci maki amerika serikat dan para pemimpin indonesia yang mengekor Amerika.  Namun tak lupa sofyan juga menyanyi tentang faksi-faksi yang tergabung dalam kelompok mereka yang berlatih militer di aceh.
...“seperti yang anda ketahui, sebagai anggota al qaidah asia tenggara, kami senantiasa menyiapkan langkah untuk menyerang ….”
Anehnya pengakuan gamblang sofyan di dalam sel itu, seolah sengaja dibiarkan. Tidak ada polisi, petugas kejaksaan, atau petugas keamanan lain yang mencoba menghentikan ocehan sofyan.

Padahal selama ini, setiap kali sidang teroris digelar puluhan polisi dan anggota densus 88 senantiasa mengawal mereka, terlebih lagi jika yang disidang adalah orang yang telah dinobatkan sebagai tersangka teroris kelas kakap sebagaimana sofyan tsauri.

Maka, selama sekitar setengah jam wartawan antv mewawancarai sofyan tsauri dengan leluasa sofyan yang mengaku telah dipecat dari dinas kepolisian itu bercerita penuh percaya diri tentang sepak terjangnya sebagai perekrut, pelatih serta penyedia senjata dan amunisi untuk para tersangka teroris aceh.

Namun, berbeda dengan para tersangka teroris lainnya, yang biasanya sangat takzim saat menyebut nama Usamah bin Laden, dengan sebutan syaikh atau al mujahid, Sofyan justru terkesan biasa-biasa saja, saat menyebut pimpinan tertinggi al qaidah itu, padahal sofyan mengaku anggota Al Qaidah asia tenggara.
...Usamah bin laden dan dr ayman al zawahiri memimpin kami…”
Uniknya, saat kelonggaran pengawalan sofyan tsauri ditanyakan kepada Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Iskandar Hasan, Iskandar justru menyalahkan pihak kejaksaan.
..."ini tanggung jawab pihak kejaksaan dan pengadilan. seharusnya mereka meminta kami dari pihak kepolisian untuk mengawal tersangka”..
Tanggapan iskandar ini agak aneh, sebab,  selama ini secara otomatis pihak polisi terutama densus 88 justru yang pro-aktif mengawal dan mengamankan persidangan para tersangka teroris. Apalagi, menurut keterangan isteri sofyan, suaminya pun dalam status tahanan titip kejaksaan di polda metro jaya.

Tentu saja sepenggal kisah di pengadilan negeri Depok, kamis siang lalu itu, semakin menambah daftar pertanyaan tentang siapa sebenarnya sofyan tsauri.

Kejanggalan II : Menawarkan Pendanaan Militer

Nama Sofyan Tsauri mulai muncul di permukaan, ketika polisi menyerbu gerombolan bersenjata di hutan kawasan jantho, Aceh Besar, Nangroe Aceh Darussalam, awal maret 2010. Saat itu, sofyan bekas anggota sabhara kepolisian resort Depok, Jawa Barat berpangkat brigadir kepala ini, sudah disebut-sebut sebagai pelatih para anggota gerombolan itu.
...."di antara para tersangka teroris yang tertangkap ada seseorang yang diduga sebagai pelatih mereka.." kata Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri...
Nama Sofyan Tsauri semakin tenar ketika pada 9 maret 2010 polisi menembak mati dulmatin di warung internet multiplus, Pamulang, Banten. Dulmatin adalah buronan polisi yang sempat kabur ke Filipina. Polisi menduga dulmatin terlibat kasus bom bali satu, dan berbagai kasus bom lainnya. Selain sebagai pelatih, Sofyan ditengarai polisi sebagai kolaborator dulmatin, yang bertugas menyediakan senjata dan amunisi.
...Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri: “dialah yang menyediakan senjata, amunisi dan melatih para nggota teroris itu”...
Berdasarkan keterangan polisi, Sofyan telah dinobatkan sebagai tokoh sentral dalam pelatihan kelompok teroris aceh di jantho, Sofyan-lah yang menyediakan 28 pucuk senjata laras panjang, berikut amunisinya. Sofyan pula yang merekrut, melatih menembak, dan membekali para pemuda yang berhasil direkrutnya  dengan kemampuan militer. Iming-iming yang diberikan, para pemuda itu konon akan dikirim untuk berjihad ke Gaza, Palestina.

Semula sofyan ditugaskan ke aceh untuk mengikuti operasi keamanan dan ketertiban masyarakat pasca bencana tsunami 2004. Namun di bumi serambi mekah itu entah mengapa kata Mantan Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Edward Aritonang, Sofyan berubah menjadi radikal.
..."awalnya dia memang ditugaskan di aceh, namun kemudian terpengaruh dengan ide terorisme… ia tak pernah muncul lagi di kesatuan….”kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Edward Aritonang..
Namun, Ketua Divisi Advokasi Front Pembela Islam (FPI), Munarman , menemukan banyak kejanggalan sepak terjang sofyan, misalnya, Munarman menemukan fakta bahwa sofyan mulai merekrut para pemuda muslim untuk menjadi mujahidin sejak masih berdinas sebagai polisi.

Seorang anggota FPI yang sempat direkrut mengungkapkan bahwa mereka baru tahu sofyan bekas polisi yang telah dipecat saat menginap di rumah sofyan. Saat itu, sofyan seolah sengaja meninggalkan surat pemecatannya di meja agar dibaca para pemuda yang direkrutnya.
“Sufyan tsauri ini mulai dari maret 2009 sampai dengan januari 2010 itu keliling, bukan saja ke aceh, tetapi juga ke beberapa pulau jawa. kita waktu itu, sempat ke solo, ke jawa tengah dan beberapa daerah lain. ini sufyan tsauri ini rupanya sudah masuk kemana-mana. yang aneh adalah, yg dilakukan oleh sufyan tsauri ini, dia menawarkan uang untuk setiap pembukaan latihan 500 juta rupiah kepada ustad2 setempat. kalo ustad ini, mau membuka pelatihan militer, dia mau membiayai 500 juta. untung saja, ustad-ustad di solo, di jawa tengah sekitarnya, menolak. tetapi rupanya, ada beberapa orang berhasil dia rekrut, untuk dibawa ke pelatihan di aceh. “ ungkap Munarman.
Namun fakta yang paling janggal adalah kenyataan bahwa sofyan melatih para pemuda itu  di lapangan tembak Markas Komando brigade mobil, Kelapa Dua, Depok, Jawa barat selama sebulan penuh kebetulan rumah sofyan tak jauh dari kompleks mako brimob kelapa dua.

Bekerja sama dengan dua petugas gudang senjata brimob, Sofyan mendapat puluhan pucuk senapan laras panjang jenis AK-47 dan SS-1 . Senjata-senjata itulah yang dipakai untuk latihan menembak, sementara sofyan pun selalu memberikan 50 butir peluru per orang, setiap kali sesi latihan berlangsung.

Tak hanya itu, sofyan pun membekali masing-masing pemuda itu dengan sejumlah uang selama sebulan tinggal di Jakarta.
...“nah pelatihan di aceh yg punya peran sentral soal uang, segala macam, senjata, yang pasok itu penuh seluruhnya oleh sufyan tsauri. tapi, sampai hari ini, soal sofyan tsauri, gelap”ungkap Munarman...
Yang juga menarik saat beberapa pemuda rekrutannya ditangkap di aceh secara tak sengaja ketua FPI Aceh, Yusuf Qardhawi, melihat sofyan melenggang bebas di luar tahanan polda aceh, sofyan bahkan sempat menyapa yusuf sebelum naik mobil vitara bersama beberapa polisi lainnya menuju pusat kota.

Menurut Munarman, Sofyan sengaja disusupkan intelijen polri untuk meradikalisasi kelompok-kelompok islam . Apalagi beberapa pemuda yang direkrut itu anggota Jamaah Ansharut Tauhid maupun Front Pembela Islam. Anehnya, para pemuda itu sebagian lalu dilepas, setelah dipaksa mengakui keterlibatan baasyir dalam pelatihan teroris di aceh.
“dugaan kuat kita, ustad abu ditangkap, karena ada teman-teman kita yang ditangkap, dipaksa utk memberikan pengakuan dlm bap bahwa ustad abu bakar yg membiayai ini semua. karena saya tahu, ustad abu beberapa kali ke kantor saya sebelum ini, dia bilang, dia tidak setuju dgn gerakan gerakan seperti itu dalam tanda petik, itu tidak ada konsep islam seperti itu. konsep jihad itu satu komando, terorganisir, bukan yang main main seperti ini..” Ungkap Munarman
Tentu saja teori radikalisasi ala munarman itu, ditolak mentah-mentah pihak kepolisian. Menurut mantan kepala divisi humas mabes polri irjen edwar aritonang dugaan kesengajaan menyusupkan sofyan agar ada alasan polisi untuk menangkap baasyir dan aktifis muslim lainnya adalah tidak benar.
...“itu tidak benar, sofyan memang deserter dan terlibat terorisme… sementara itu kami punya bukti yang kuat keterlibatan abu bakar baasyir”ungkap Aritonang...
Maka, hingga kini dugaan bahwa sofyan tsauri adalah agen yang sengaja disusupkan polisi masih menjadi pro dan kontra di masyarakat.

Kejanggalan III : Kontradiktif Pengakuan

Kisah tentang sepak terjang sofyan tsauri, tersangka teroris aceh , yang dituding Front Pembela Islam sebagai intel susupan untuk merekayasa gerakan teroris aceh menjadi isu hangat di sejumlah media apalagi setelah pimpinan jamaah ansharut tauhid abu bakar baasyir ditangkap detasemen khusus 88 polri di banjar, 9 agustus 2010 lalu.

Maka, berbekal informasi dari narasumber yang mengaku kenal sofyan tsauri, kami melangkah menuju kawasan kelapa dua Depok, Jawa Barat. dengan niat mengungkap berbagai kejanggalan kasus sofyan tsauri, tim mencoba menelusuri jejak disertir polisi itu.

Narasumber yang kami temui di rumahnya itu, bernama suyono. Suyono mengaku kenal sofyan sebagai seorang disertir polisi, maklumlah, suyono adalah karyawan sofyan dalam bisnis yang telah lebih dua tahun mereka jalankan.

Yang menarik, bisnis mereka adalah jual beli air soft gun, alias senjata mainan yang mirip ukuran sebenarnya. Langganan mereka pun kebanyakan polisi dan tentara. Apalagi toko mereka berada di dekat kawasan militer cijantung.

Menurut suyono, bosnya tinggal berpindah-pindah rumah, namun masih berkisar di sekitar Markas Komando Brimob Kepala Dua. Dalam pandangan Suyono, Sofyan adalah seorang polisi yang punya pemahaman islam kental.

Kepada karyawannya, sofyan bahkan mengaku kerap ditegur atasan karena tak mau menghormat bendera. Karena itu, suyono ragu jika sufyan adalah intel polisi yang disusupkan ke gerakan Islam. Suyono sendiri mengaku sempat ditangkap polisi, atas tuduhan terlibat terorisme. Namun, entah mengapa lelaki itu kemudian dilepaskan lagi, dan menjalankan bisnis bosnya.
...“saya rasa tidak benar, ya…”ungkap Suyono,karyawan sofyan tsauri..
Percakapan kami hingga malam hari dengan suyono, akhirnya membuahkan hasil. Suyono pun bersedia menghubungkan kami, dengan istri sofyan tsauri.

Berbekal informasi suyono, keesokan harinya, kami menelusuri rumah sofyan, di kawasan sekitar Markas Komando Brimob Kelapa Dua Depok.

penelusuran kami terhenti di sebuah rumah yang asri, di belakang kampusGunadarma, Depok, tak jauh dari Mako Brimob. Di rumah itu, tinggal istri pertama sufyan, bernama astri. Rumah megah itu sangat jauh berbeda dengan model rumah kontrakan yang biasa dihuni para tersangka teroris. Rumah itu tampak tertata rapi dan asri.

Seperti suyono, astri pun membantah jika suaminya agen intelejen yang disusupkan ke gerakan islam, untuk merekayasa kasus teroris aceh, dan menyeret nama abu bakar ba'asyir.

Meskipun demikian, dalam perbincangan dengan tim kami, tofik m tohir dan nugroho dendy, astri mengakui, bahwa rumahnya pernah diinapi kawan kawan sofyan dari aceh. Dengan polos astri pun mengakui bahwa suaminya pernah melatih kawan kawannya menembak di Mako Brimob.

Tapi astri membantah, jika latihan menembak itu terkait dengan kasus terorisme. Menurut astri, latihan menembak itu adalah bagian dari bisnis hobi senjata airsoft gun yang dijalankan suaminya hingga kini.

Astri bahkan menantang balik tudingan FPI dengan melihat fakta keberadaan suaminya yang masih ditahan di sel polda metro jaya.“tidak benar itu…” katanya.

Namun, berbagai fakta dan keterangan dari rumah sofyan, justru semakin menerbitkan kecurigaan kami, tentang sepak terjang sofyan . Sebab sikap sofyan maupun isterinya terasa terlalu terbuka dan jauh berbeda dengan karakter tersangka teroris selama ini yang cenderung tertutup dan tak mudah percaya untuk diwawancarai wartawan.

Kejanggalan juga semakin jelas, karena ternyata bisnis air soft gun sofyan hingga kini terus berlangsung. Padahal, selama ini mata pencaharian tersangka teroris pasti langsung terputus, ketika mereka ditangkap. Apalagi, senjata mainan air soft gun itu adalah barang yang peka dan rawan penyalahgunaan.

Fakta bahwa sofyan hingga kini masih ditahan di Polda Metro Jaya juga menggugurkan alasan kegeraman Kadiv Humas Polri Irjen Iskandar Hasan, yang menuding aparat kejaksaan dan kehakiman tidak berkoordinasi dengan polisi untuk mengawal persidangan sofyan.

Sumber tulisan:
Judul         : Fakta Janggal di Sekitar Tsauri
Penulis       : Hanibal w y wijayanta
Rep/cam  : Ahmad sumardjoko dkk.

Komisi III: Densus Tak Ada Bedanya Teroris, Kami Akan Panggil Kapolri

Jakarta (voa-islam.com) - Aksi Densus 88 menangkap Khairul Ghazali saat sedang salat membuat Komisi III DPR naik darah. Densus 88 dianggap telah mencoreng nama baik Polri karena menangkap dan menembak terduga teroris saat sedang salat.
Sebagai sebuah kesatuan elit yang terlatih dan profesional, hendaknya Densus 88 tidak brutal dan serampangan dalam melakukan operasi penangkapan teroris.
..."Wong orang lagi salat kok ditangkap, memangnya orang salat bisa membunuh. Jaga saja sampai selesai baru ditangkap. Sambil menunggu selesai salat, istri dan anak si tersangka dievakuasi dulu. Kalau brutal apa bedanya Densus dengan teroris,...
"Wong orang lagi salat kok ditangkap, memangnya orang salat bisa membunuh. Jaga saja sampai selesai baru ditangkap. Sambil menunggu selesai salat, istri dan anak si tersangka dievakuasi dulu. Kalau brutal apa bedanya Densus dengan teroris," tegas Wakil Ketua Komisi III DPR Tjatur Sapto Edy, Rabu (29/9).
Menurut Ketua Fraksi PAN ini, Densus 88 harus menjaga kehormatan Polri sebagai pelindung masyarakat. Jangan sampai sederet prestasi yang sudah gemilang ditorehkan menjadi tak berarti di mata rakyat karena operasi yang serampangan dan brutal.
"Saya dukung pemberantasan teroris, saya peningkatan anggaran Densus tapi jangan brutal sampai orang lagi salat ditembak! Jangan lukai hati umat, Densus jangan mengumbar kebencian bernafsu membunuh," kecam Tjatur.
Densus Lukai Umat Islam, Komisi III Akan Panggil Kapolri
Sebelum agenda uji kelayakan calon Kapolri bulan depan, Komisi III DPR terlebih dulu akan mengagendakan pemanggilan Kapolri Bambang Hendarso Danuri guna mempertanggungjawabkan perbuatan Densus 88 tersebut.
"Kami akan panggil dulu Kapolri itu, kita akan minta penjelasan soal Densus 88 yang tidak profesional itu,"
"Kami akan panggil dulu Kapolri itu, kita akan minta penjelasan soal Densus 88 yang tidak profesional itu," tambah Wakil Ketua Komisi III DPR Tjatur Sapto Edy, Rabu (29/9).
Menurut Tjatur aksi Densus 88 sudah kelewatan, sebab penangkapan dan penembakan orang saat salat bisa menyulut emosi umat Islam.
"Jumlah Densus lebih banyak, senjata Densus lebih lengkap lha kok orang lagi salat ditangkap dan ditembaki. Ini sudah tidak bisa dimengerti oleh logika apapun jadi SOP Densus harus diluruskan," ujar Tjatur.
Sebelumnya diberitakan, Densus 88 diduga menembak Khairul Ghazali, seorang yang diduga terlibat tindak terorisme di Medan, Sumatera Utara, pada Minggu (19/9). Khairul Ghazali, warga Bunga Tanjung, Datuk Bandara Timur, Tanjung Balai, yang diduga teroris itu, dikabarkan ditembaki pada saat tengah melaksanakan ibadah salat. (Arsyila/inh)

28.9.10

Ternyata Musuh Amerika (Hanya) Sebuah Jamaah




Di Makkah Obama menghentak inspirasiku. Sudah lama saya mendengar silang sengkarut hubungan antara dua kata yakni Amerika dan Alqaeda. Persepsi spontan, kedua kata itu bermusuhan hebat. Amerika sangat memusuhi Alqaeda sebagaimana Alqaeda dengan gigih melawan Amerika. Keduanya sedang bertarung di panggung dunia. Semua orang menyaksikannya.
Saat santai di kamar 108 hotel Tiba Makkah sambil nonton televisi Aljazeera, tiba-tiba muncul sosok Obama sang presiden Amerika memberikan pernyataan di depan pers dunia. Tanggal menunjuk angka 10 September 2010, sehari sebelum peringatan sembilan tahun serangan 11 September 2001. Obama menekankan bahwa musuh Amerika adalah Tandhim Alqaeda, bukan agama Islam atau umat Islam.
Karena saya melihat tayangan dalam bahasa Arab, maka sebutan untuk Alqaeda adalah Tandhim, yang dalam bahasa Indonesia biasa digunakan istilah jaringan Alqaeda. Antara kata tandhim dengan jaringan ternyata memiliki konotasi makna yang berbeda. Tandhim bermakna organisasi yang rapi dengan struktur kepemimpinan yang solid sementara jaringan lebih berkonotasi longgar, sekedar saling tukar informasi. Penggunaan istilah tandhim untuk Alqaeda menggugah kesadaran saya, bahwa ternyata musuh Amerika, negara super power nomor wahid, musuhnya hanya sebuah tandhim. Dalam istilah lain, jamaah. Bukan negara atau superpower lain yang sejajar.
Pernyataan ini memang dilontarkan Obama untuk dua tujuan. Pertama, menyindir seruan pendeta Terry Jones yang menyeru untuk melakukan pembakaran Al-Qur'an pada hari peringatan 11 September, sebagai provokasi terhadap masyarakat Amerika agar membenci agama Islam atau umat Islam. Kedua, untuk mengaktualkan terus bahwa setelah sembilan tahun pasca Black September ternyata Alqaeda bukannya terdegradasi dari daftar musuh Amerika karena rapuh, tapi justru Obama tanpa canggung menegaskan bahwa Alqaeda makin eksis sebagai musuh Amerika, bahkan nomor wahid, dan dipandang kian berbahaya.
Siapakah Alqaeda? Sekali lagi, ia hanya sebuah tandhim atau organisasi atau jamaah. Alam bawah sadar saya tersentak, oh ternyata negara superpower tunggal dunia dengan segala cerita kehebatan teknologi tempurnya, musuhnya hanya sekumpulan manusia yang bersatu dalam ikatan jamaah minal muslimin bernama Alqaeda. Mereka seolah makhluq asing yang datang dari dunia lain. Sejenis 'manusia pra sejarah' yang hidup di goa-goa dan tidak pernah mau tunduk kepada Taghut dunia, dari bangsa manapun.
Musuh Amerika hanya sebuah organisasi (tandhim atau jamaah) bukan sebentuk negara yang juga super power dengan senjata canggih dan jumlah tentara yang menggentarkan. Tapi hanya organisasi kecil, dengan senjata ala kadarnya, belum punya tank apalagi pesawat. Andalannya hanya AK-47.
Obama sebagai pemimpin dunia baru (new world order) pasca rubuhnya pesaing kuat, Uni Sovyet, sedang mendefinisikan musuhnya. Musuh Amerika didefinisikan hanyalah 'gerombolan anak-anak kampung dan orang gunung' yang jauh dari bau peradaban Barat. Mengejutkan, imperium sebesar Amerika yang menepuk dada sebagai polisi dunia ternyata tanpa malu mendefinisikan musuhnya hanya sebuah jamaah kecil. Jelas ini merupakan kekalahan moral yang tak bisa dibantah.
Kalaupun pada akhirnya Amerika menang dalam pertarungan ini, tak ada kebanggaan apapun karena memang Amerika lebih banyak tentaranya, lebih canggih senjatanya, lebih kuat ekonominya dan lebih luas dukungan negara-negara lain. Tapi jika kalah, akan menjadi sebuah ending cerita yang heroik, betapa kelompok kecil mampu menumbangkan kekuatan raksasa, super power dunia.
'Makhluq Halus' Bernama Alqaeda
Tak ada yang menyangka, musuh yang paling membuat Amerika panas dingin dan menggigil ketakutan hanyalah sesosok jamaah Alqaeda yang belum punnya kantor, pegawai, apalagi negara. Mereka sejenis manusia nomaden modern yang tidak jelas kewarga-negaraannya. Di mana langit dijunjung, di situ bumi dipijak. Makhluq asing yang tidak jelas suku dan rasnya. Laksana Alien yang datang dari langit menginvasi bumi dalam kisah fiksi ala Hollywood.
Jumlah mereka juga tak banyak, hanya ribuan. Mungkin seribu, sepuluh ribu, seratus ribu atau lebih, tapi yang pasti di bawah satu juta. Susah menebak jumlah mereka, karena mereka memang 'makhluq halus' yang tak terdeteksi meski di tengah keramaian. Tak ada kartu identitas apapun yang bisa menunjukkan mereka sebagai warga Alqaeda. Tak ada kartu anggota, KTP apalagi Pasport.
Karenanya hati mereka juga tak tersekat oleh lembaran kartu identitas tertentu. Identitasnya tunggal: Hamba Allah di muka bumi. Allah ciptakan bumi luas, maka mereka maksimalkan untuk berkelana bebas tanpa pernah merasa asing di tanah manapun. Komitmen mereka hanya untuk umat Islam, apapun warna kulitnya.
Mereka disibukkan dengan pengabdian vertikal kepada Allah, sehingga tak sempat memikirkan untuk rebutan dunia dengan sesama manusia. Pandangan mereka lurus menengadah ke langit, sehingga jiwa dan raganya ringan laksana kapas terbang dari satu jengkal ke jengkal bumi yang lain dengan tujuan tunggal: Memastikan pengabdian kepada Allah semata. Hati mereka sudah digantungkan di langit, obsesinya obsesi langit, pikirannya sudah dengan pola langit. Ruhnya sudah di langit, hanya jasadnya yang masih berpijak di bumi. Oleh karenanya, tak ada lagi tersisa keluhan yang bersifat duniawi; soal harta, musibah, cercaan, intimidasi, penyiksaan, pengusiran bahkan pebunuhan. Semua keluhan duniawi yang bagi manusia dunia (karena mereka manusia langit) terasa berat dan bikin stres, bagi mereka menjadi semacam bumbu penyedap atau sejenis alunan tembang manis yang membuat hidup mereka lebih indah.
Mereka konon terdeteksi di pegunungan Afghanistan dan perbatasan Pakistan, ngumpet di goa-goanya ibarat makhluq pra sejarah, hidup dengan perkakas dari batu. Setidaknya itulah gambaran manusia Alqaeda di benak rakyat Amerika. Juga terlihat di Iraq, Cechnya, Somalia bahkan di Palestina. Tapi bisa tiba-tiba muncul di London meledakkan kereta yang menjadi sensasi luar biasa. Nongol di Madrid yang membuat Spanyol panas dingin karena serangannya yang mematikan. Lalu di Mumbai yang berpenampilan sebagai anak ABG penuh gaya tapi dengan percaya diri mengamuk sejadi-jadinya; memuntahkan peluru laksana permainan Playstation. Bahkan selentingan kabar menyebutkan bahwa mereka juga mampir di Jakarta untuk melakukan beberapa gebrakan mematikan, dan memoles Bali dengan kisah lain bukan hanya soal cerita indah pariwisata.
Jadi berapa sesungguhnya jumlah mereka? Jawabannya gampang; wallahu a'lam!. Apakah mereka sejatinya sedikit yang bisa terbang ke sana kemari sesuka hati, ataukah memang sudah beranak-pinak di berbagai negara, kota bahkan desa? Ataukah mereka bisa ganti kulit; kalau di Afghanistan berpostur Afghan, di Amerika berkulit putih, di Somalia berkulit gelap, dan di Indonesia berkulit sawo matang laksana bunglon?.
Entahlahlah, mereka ini jenis makhluk apa. Amerika bingung, NATO bingung, PBB bingung, Anda juga bingung. Saya? Udah duluan bingung!
Alqaeda Mengajukan Diri Sebagai Musuh Amerika
Kita bicara yang pasti-pasti saja. Bahwa mereka disebut oleh Obama sang presiden Amerika sebagai organisasi yang menjadi musuh Amerika. Hebat nih Amerika, menjadikan makhluq 'halus' sebagai musuh. Sekelas Nabi Sulaiman as yang bisa berinteraksi dengan dunia lain. Berkomunikasi dengan makhluq yang tak kasat mata.
Fakta ini membuka mata saya, untuk menemukan pelajaran penting dari pertarungan antara teri melawan kakap ini. Tandhim Alqaeda 'mendaftarkan diri' sebagai musuh Amerika dengan tidak melengkapi syarat dan ketentuan yang ditetapkan Amerika. 'Berkas' yang diajukan asal-asalan, tanpa dilengkapi akte pendirian organisasi, tak dicantumkan nama pengurusnya, wilayah yang telah dikuasai dan daftar senjata yang dimiliki. Amerika awalnya melihat 'berkas' yang diajukan Alqaeda dengan sebelah mata. Hampir didiskualifikasi dari daftar musuh Amerika karena dianggap tidak memenuhi syarat dan kriteria yang ditetapkan. Sedangkan 'pendaftar' lain, seperti Iran, Kuba, Korea Utara, Rusia, China, Jepang dan lain-lain, seluruh syarat dan ketentuan terpenuhi. Sangat cocok dengan kriteria musuh yang direncanakan Amerika.
Namun ketika masuk pada proses seleksi, semuanya berguguran. Ternyata yang lain hanya ikut-ikutan daftar untuk menjadi musuh Amerika, biar keren. Maklum, kalau kita menjadi musuh dari sosok yang hebat, pasti akan dianggap hebat juga. Pendaftar yang 'tulus ikhlas' hanya Alqaeda, oleh karenanya meski secara kriteria tidak masuk, karena ketulusannya dan semangatnya yang sangat kuat untuk menjadi musuh, Amerika akhirnya mengakui juga. Dan tanggal 10 September 2010 kemarin Obama mengumumkan bahwa pendaftar musuh yang lain dinyatakan tidak lulus, dan yang disahkan sebagai musuh yang sesungguhnya adalah Alqaeda.
Serangan WTC 11 September 2001 menjadi tonggak pengakuan Amerika. Mulai saat itu Alqaeda diperhitungkan namun sekian lama Amerika mencoba untuk menganggap remeh dan kecil. Alqaeda hanya diakui bahwa baunya ada tapi tak jelas sosoknya. Namun kini setelah sembilan tahun berlalu Amerika mulai mengakui eksistensi Alqaeda sebagai musuh yang nyata, melalui pernyataan Obama tersebut.
Meski selama ini Amerika memerangi Alqaeda, tapi ia mengabaikan eksistensinya. Kini setelah sembilan tahun berlalu, melalui bonekanya di Afghanistan, Amerika mulai mengakui eksistensi Alqaeda, meski dengan nama Taliban, karena memang dua nama ini dianggap satu kesatuan. Terbukti, pada tanggal yang sama dengan peryataan Obama, Hamid Karzai - sang boneka - menyeru Taliban untuk mau duduk membicarakan perdamaian. Untuk tujuan ini, Karzai sudah membentuk tim yang khusus untuk memulai melakukan pembicaraan dengan Taliban.
Pengakuan eksistensi ini mengingatkan kita dengan perjanjian Hudaibiyah yang untuk pertama kali pihak Quraisy duduk sederajat dengan umat Islam untuk membicarakan gencatan senjata. Artinya, musuh yang selama ini memerangi umat Islam dan tidak mau pengakui eksistensinya secara de jure, mulai menuliskan eksistensinya di atas lembar perjanjian. Peristiwa ini disebut sebagai fath (kemenangan) oleh Al-Qur'an dengan turunnya surat Al-Fath menyusul peristiwa tersebut.
Akan dibukanya pembicaraan yang melibatkan dua entitas sosial yang bermusuhan (Taliban + Alqaeda Vs Amerika) bermakna pengakuan eksistensinya secara de jure. Apalagi didukung dengan pernyataan Obama bahwa Alqaeda adalah musuh Amerika. Lengkap sudah kemenangan politik dan militer yang diraih Alqaeda dengan ijin Allah.
Menjadi Musuh Amerika yang Tidak Biasa
Sisi menarik dari Alqaeda adalah ia memposisikan diri sebagai musuh Amerika dengan kategori baru. Amerika mempersiapkan diri bertahun-tahun dengan dana nyaris tanpa batas untuk melawan musuh berwujud negara super power yang seimbang dengan dirinya. Inilah kategori tunggal calon musuh di mata Amerika. Oleh karenanya Amerika sibuk menciptakan senjata nuklir dan begitu takut negara lain memilikinya.
Teori kemengan satu-satunya adalah kemenangan teknologi militer. Dia yakin haqqul yaqin bahwa jika Amerika sekian langkah lebih unggul teknologi senjatanya dibanding negara lain, tak akan ada yang bisa mengalahkannya. Dahulu populer istilah perang bintang antara Amerika melawan Uni Sovyet. Konon katanya, tembakannya tidak lagi menggunakan peluru biasa, tapi sinar. Entahlah.
Tapi Alqaeda datang dengan kategori baru yang sama sekali tak diperhitungkan Amerika. Ia hanya sekumpulan anak kampung dan orang gunung yang mahir memainkan AK-47. Habitatnya adalah gunung-gunung terjal dan hutan belantara. Jumlahnya juga tak seberapa. Bukan negara. Tak memiliki dukungan ekonomi, politik dan teknoligi. Mereka hanya sekumpulan hamba Allah yang senjata utamanya adalah iman dan persaudaraan dalam Islam. Tapi memiliki tekad segarang singa. Belum pernah ada dalam teori pertempuran Amerika, sebuah jamaah kecil yang tak kasat mata akan menjadi musuh potensial. Kerangka teoritis untuk mengatasinya belum mereka temukan atau siapkan.
Dalam ilmu militer pertarungan semacam ini disebut sebagai pertempuran asimetris (gak nyambung). Amerika menginginkan musuhnya dalam kategori yang ia inginkan, tapi musuh berada pada kategori yang berbeda. Amerika membidik lurus ke depan, padahal Alqaeda berada di lobang persembunyian di bawah tanah. Amerika laksana petarung pakai pedang tapi dengan mata tertutup. Ia membabat ke kanan dan ke kiri tanpa tahu musuhnya dengan jelas. Akhirnya tenaganya terkuras dan sempoyongan.
Strategi Alqaeda ini membuat milyaran dolar kekayaan Amerika yang dibelanjakan untuk membuat senjata canggih menjadi terasa sia-sia. Karena yang dihadapi Amerika bukan semata pasukan tempur yang diorganisisr sebuah negara dan punya teritorial yang jelas, tapi kekuatan iman dan gagasan yang dengan cepat menyebar laksana virus, apalagi didukung berkembangnya internet. Alqaeda memang kecil jumlah personalnya, tapi ada di mana-mana.
Alqaeda Dipisahkan dari Umat Tapi Makin Mewakili Umat
Pernyataan Obama bahwa musuh Amerika adalah Tandhim Alqaeda dan bukan Islam atau umat Islam, pada sisi lain merupakan strategi untuk memisahkan Alqaeda dari umat Islam. Tapi makar ini lambat laun justru menjadi bumerang bagi Amerika.
Dengan kemenangan politik dan militer yang diraih Alqaeda melawan super power yang arogan semacam Amerika, semua penduduk dunia yang punya pengalaman panjang dizalimi Amerika akan menjadikan Alqaeda sebagai hero. Apalagi umat Islam. Tentu saja dukungan akan terus mengalir, apalagi jika Alqaeda dengan akurat mewakili kegelisahan mereka.
Awalnya Obama, Amerika, Barat dan PBB masih agak rabun untuk membedakan warga Alqaeda dari kerumunan besar umat Islam. Tapi akhirnya mereka berhasil mendeteksi, ada sejumlah perbedaan dan ciri khas yang bisa dijadikan alat untuk membedakan Alqaeda dari umat Islam, meski jelas lebih banyak unsur persamaannya.
Untuk alasan strategi, Amerika saat ini fokus membidik yang punya genetik Alqaeda saja. Amerika akan menghadapi dilema rumit jika umat Islam dinyatakan sama dengan Alqaeda. Jumlahnya sudah terlalu besar, tak mungkin dilawan.
Dengan kemenangan Alqaeda, tinggal menunggu waktu bahwa umat Islam dunia akan merasa menjadi bagian dari Alqaeda. Jika terjadi perang, terminologi yang paling pas saat itu adalah Perang Salib, suatu istilah yang pagi-pagi sekali sudah dikumandangkan oleh George W. Bush meski diralat dengan setengah hati. Cepat atau lambat kalimat ini akan kembali populer jika Alqaeda berhasil mewarnai pemikiran umat Islam sehingga semuanya menjadi Alqaeda.
Saat ini, nyaris tak ada satupun negara yang berani mengklaim bersih dari benih-benih Alqaeda. Ini merupakan bentuk sunnatullah kemenangan Islam gaya baru, bahwa semangat jihad dan iman bisa ditranfer melalui jaringan internet laksana virus yang menular. Sesuatu yang tak pernah terpikir sebagai cara berkembangnya jihad di masa lalu. Bahkan bukan hanya semangat jihad yang bisa ditransfer, tapi juga manual teknis operasi jihad bisa diajarkan melalui internat, sehingga dunia menjadi majlis taklim besar bagi mujahidin dengan sarana internat. Secara fisik di goa, tapi majlis taklim maya dihadiri jutaan pemuda di seluruh dunia.
Amerika jelas makin mati gaya menghadapi kenyataan ini. Manusia Alqaeda ternyata sedang duduk di warnet mempelajari manual bombing atau sekedar ngulik berita jihad. Padahal Amerika belum pernah punya teori mengalahkan musuh seperti ini. Apalagi sekarang sudah meningkat dengan hadirnya akses internet via HP. Terasa sia-sia uang yang dibelanjakan Amerika untuk membuat bom atom jika musuhnya jamaah tak kasat mata seperti Alqaeda.
Berakhirnya Era Terorisme
Penegasan Obama ini juga menandai akan segera berakhirnya era penggunaan istilah teroris dan berobah menjadi Alqaeda. Istilah teroris sudah kehilangan bobot karena sudah lama dan harus diproduksi istilah baru. Ibarat barang dagangan, life cycle product-nya sudah habis. Apalagi ditimpa sikap ekstrim kaum Yahudi dan Nasrani, misalnya seruan pembakaran Al-Qur'an oleh pendeta Amerika, larangan menara masjid di Eropa dan larangan cadar di sana. Semua ini menyebabkan ekstrimisme bukan ciri khas teroris lagi, tapi juga disandang oleh mereka yang dikenal demokratis. Maka istilah teroris sudah kehilangan elan vital.
Era George W. Bush istilah yang sangat ampuh adalah istilah teroris. Tapi era Obama, dipersempit menjadi Alqaeda. Ini jelas sebuah penghargaan tinggi untuk Alqaeda. Kualitas manusia bisa dilihat dari kualitas musuhnya. Kalau musuhnya berkualitas, seseorang dinilai berkualitas. Jika rendahan, begitu pua kualitas seseorang. Sebab, syetan tak pernah salah memilih musuh.
Makanya selalu menarik menyaksikan pertarungan antara Alqaeda melawan Amerika, karena manusia selalu suka menyaksikan pertarungan yang awalnya tak berimbang tapi kemudian endingnya yang lemah menang. Penonton akan merasakan kepuasan yang luar biasa. Sebaliknya, musuh akan terhina sehina-hinanya. Diolok-olok, ditertawakan dan akan ditulis dalam buku sejarah sebagai sebuah pelajaran penting, bahwa ada imperium raksasa dengan segenap kepongahannya hancur lebur oleh musuh kerdil dengan keteguhan imannya. Kisah Daud as melawan Jalut terulang dalam bentuk imperium modern.
Jamaah, Solusi Kelemahan Umat
Mereka yang apriori terhadap konsep jamaah atau tandhim mesti membuka mata lebar-lebar. Bahwa yang mampu melawan Amerika adalah sebuah jamaah yang merupakan lembaga swadaya umat, sama sekali tak disponsori suatu negara, baik kafir atau muslim.
Pernyataan bahwa jamaah pasti melahirkan madharat, tak terbukti. Madharatnya, menurut mereka, karena tak ada jamaah yang tidak melahirkan ta'asshub (fanatisme kelompok). Oleh karena madharat jamaah bersifat melekat tak bisa dipisahkan, maka jamaah menjadi sesuatu yang ditolak secara asas oleh Islam. Bahkan kalangan tertentu menganggapnya sebagai bid'ah.
Kelemahan argumen ini terletak pada anggapan bahwa fanatisme kelompok merupakan dampak melekat dari jamaah. Seandainya kita menerima argumen ini, maka Rasulullah saw menjadi orang pertama yang terkena kritik, karena Rasulullah saw mengelola umat Islam saat itu dengan konsep jamaah. Rasulullah saw berposisi sebagai amir atau imam, dan para Sahabat sebagai anggota.
Kelemahan kedua, ukuran dan bentuk jamaah yang ditolak itu seperti apa tak bisa dijelaskan. Sebab, kehidupan manusia tak bisa lepas dari jamaah. Mengelola sepakbola saja menggunakan konsep jamaah. Semua lembaga yang memiliki pimpinan dan anggota pasti berpola jamaah. Ada komitmen-komitmen yang disepakati olah seluruh anggota.
Zaman modern seperti sekarang teori pengelolaan jamaah makin matang. Ribuan buku dan penelitian dihasilkan para pakar untuk merumuskan manajemen - aspek inti dari jamaah. Bahwa kekuatan ada dalam jamaah, dan kelemahan melekat pada individualisme.
Problem kita sejatinya hanya apakah kita mampu mengambil sisi kekuatan jamaah dan mengikis fanatisme yang ditimbulkan? Siapapun yang mampu melakukannya, maka berjamaah baginya menjadi kebutuhan, dan meninggalkannya menjadi awal kelemahan.
Jihad Mutlak Membutuhkan Jamaah yang Solid
Prestasi Al-Qaeda yang penting untuk dicatat adalah bahwa ia mampu menggabungkan jihad dengan jamaah. Kombinasi ini jarang yang mampu melakukannya. Jihad merupakan amal kolektif sebab musuh yang dihadapi juga kolektif. Titik kelemahan pelaksanaan jihad yang dilakukan umat Islam selama ini terletak pada kelemahan jamaah yang mendukungnya.
Jihad sangat bertumpu pada komitmen kelompok atau jamaah. Komitmen ini bahkan merupakan puncak kemampuan manusia dalam memberikannya. Sebagai contoh, jika ada seorang mujahid yang tertangkap musuh dan disiksa sedemikian rupa untuk membocorkan informasi teman-temannya (jamaahnya), ia harus kuat menanggungnya sehingga temannya tidak terkena bahaya dari musuh. Harga komitmen ini adalah kematian. Artinya, dalam menjaga rahasia temannya ia beresiko menghadapi kematian. Adakah komitmen sesama teman melebihi komitmen yang dibutuhkan ibadah jihad?
Inilah tantangannya. Untuk sukses, jihad harus dilakukan oleh sekelompok orang yang memiliki ikatan komitmen satu sama lain yang sangat kuat hingga nyawa menjadi taruhannya. Komitmen sekuat ini hanya bisa dihasilkan melalui konsep jamaah yang solid. Maka problem berikutnya adalah mengenyahkan dampak fanatisme yang ditimbulkan oleh jamaah.
Jika sebuah jamaah bisa menggabungkan komitmen kuat untuk al-haqq tapi tidak berdampak lahirnya fanatisme kelompok, maka jamaah semacam ini menjadi faktor kekuatan yang amat dahsyat. Negara sekuat Amerika saja tak mampu menjinakkannya. Inilah kelebihan Al-Qaeda yang tak dimiliki jamaah lain.
Jamaah itu rahmat. Jika membawa madharat pasti karena ada kekurangan yang mesti diperbaiki. Bisa jadi karena al-haqq yang dipedomani tidak sepenuhnya al-haqq, tapi masih bercampur dengan batil. Atau karena komitmen yang mengikat unsur jamaah bukan al-haqq, tapi sekedar fanatisme kelompok. Atau karena individu yang ada di dalamnya tidak patuh dengan perintah yang mesti ia lakukan sebagai bentuk komitmen mentaati amir dalam perkara yang makruf. Atau ada yang tergoda untuk berebut dunia dengan sesama anggota jamaah. Atau karena jamaah yang dibentuk hanya karena sakit hati sehingga mengumpulkan orang untuk membalas sakit hati tersebut.
Berjamaah, Langkah Paling Realistis Sebelum Berjihad
Banyak kalangan mengabaikan hubungan yang sangat kuat antara jihad dengan jamaah. Mereka menganggap jihad bisa saja sukses tanpa didukung jamaah yang kuat. Mereka tertipu, karena menganggap ibadah jihad sesederhana ibadah shalat, zakat atau haji yang bisa dilakukan dengan spontan dan tanpa persispan yang matang.
Jihad berbeda sekali. Ibadah ini selain realisasi pengabdian hamba kepada Allah, ia juga realisasi bara' (kebencian dan permusuhan) hamba kepada musuh Allah, sekaligus refleksi wala' (empati, persaudaraan dan pembelaan) hamba terhadap para kekasih Allah - umat Islam.
Oleh karenanya, mutlak dihajatkan persiapan yang matang agar tercapai ketiga agenda tersebut, bukan semata agenda pengabdian kepada Allah. Agenda mengalahkan musuh Allah dan agenda memastikan umat Islam terselamatkan dari kedurjanaan musuh-musuh Allah harus menjadi fokus juga.
Jika jihad dilakukan asal-asalan, agenda yang diraih hanya agenda pengabdian kepada Allah sebagai ibadah sebagaimana shalat dan haji. Dan salah satu yang terpenting agar tidak asal-asalan adalah berjamaah sebelum berjihad.
Dalam aktifitas berjamaah, seseorang akan merasakan gesekan antar anggota jamaah baik dalam persaudaraan atau pelaksanaan perintah bersama. Seseorang akan bertemu dengan berbagai karakter yang akan menguji ketahanan mentalnya dalam kehidupan berjamaah. Kadang tersandung pengkhianatan yang dilakukan sesama anggota jamaah. Kadang ada amanat yang tidak tertunaikan, baik oleh dirinya atau oleh anggota lain. Kadang ada perintah yang terasa berat, tapi dalam lingkup makruf sehingga harus tetap ditaati.
Semua ini adalah dinamika kehidupan berjamaah. Jika kita belum lulus dalam mengarungi kehidupan berjamaah, akan lebih sulit untuk menjadi mujahid yang baik dalam shaff jihad di medan tempur. Di sana juga ada dinamika kelemahan individu, kesalahan memahami komando, pengkhianatan, dan semua persoalan kolektif lain.
Maka pelajaran lain yang bisa kita petik dari Al-Qaeda adalah komitmen mereka dalam berjamaah. Jamaah yang menjadi ruang berkumpul para aktifis jihad, yang saling diikat komitmen bersama dan dipimpin oleh sistem kepemimpinan yang solid. Ikatan persaudaraannya adalah iman dan wala' wal bara'.
Bila kita bisa mengambil pelajaran dari Al-Qaeda, tak harus menamakan kelompok kita dengan Al-Qaeda. Terutama pelajaran berjamaahnya. Apalagi untuk alam Indonesia yang tampaknya masih agak jauh dengan jihad musallah, pastikan kita gunakan waktu untuk belajar berjamaah dengan baik, agar kita bisa meresapi kehidupan kolektif yang sangat membantu kelak saat di medan jihad.
Selamat berjamaah sebelum berjihad !
(Tapi jamaah yang menjadikan al-haqq sebagai panglima, asyidda' 'alal kuffar, ruhama bainal muslimin, dan tidak menjadikan hujatan terhadap sesama muslim sebagai gaya hidup)
Ramadhan - Syawal 1431 ( September 2010)
Makkah, Jeddah, Jakarta.
Source : elhakimi.wordpress.com
Raih amal shalih, sebarkan informasi ini...


26.9.10

Foto Penggerebekan “Teroris” Di Medan Beredar di Internet

JAKARTA (Arrahmah.com) - Tim Densus 88 membekuk 4 orang yang diduga "teroris" di desa Tanjung Bunga, Tanjung Balai Asahan, yang berjarak sekitar 317 Km dari Medan pada Minggu (19/9/2010) lalu.
Dari empat orang yang digerebek, dua diantaranya tewas di tempat dan dua lainnya terluka.  Korban tewas bernama Deden (25) dan Deni (27) sedang yang terluka adalah Khairul Ghazali (35) dan Alex (27).

Pernyataan polisi tentang terjadinya baku tembak saat penangkapan di rumah kontrakan Khairul Ghazali di Kota Tanjung Balai, dibantah pihak keluarga. Penelusuran yang dilakukan keluarga menunjukkan, tidak ada yang mendengar terjadinya baku tembak di rumah tersebut.

Adil Akhyar, adik kandung Ghazali, menuding penangkapan itu sarat rekayasa. Termasuk soal senjata yang ditemukan Densus 88 di rumah Ghazali saat penangkapan di Bunga Tanjung, Kecamatan Datuk Bandar Timur, Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara (Sumut), sekitar 200 kilometer dari Medan.

“Kami menilai Kapolri sudah menebarkan kebohongan besar. Tidak ada kontak senjata di sana, dan tidak ada pagar manusia. Namanya di rumah, ya ada anak dan istri, mereka bukan pagar manusia,” kata Adil kepada wartawan di Medan, Selasa (21/9/2010).

Pihak keluarga meyakini, senjata-senjata jenis AK-47, pistol jenis FN serta sangkur yang dinyatakan Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri (BHD) ditemukan di rumah Ghazali, bisa saja memang dibawa polisi dan diletakkan di sana. Kemudian dinyatakan sebagai barang bukti.

Pasalnya, kata dia, Ghazali sangat jauh dari urusan senjata, dia hanya bekerja sebagai tabib, dan menulis. Ghazali, yang pernah tinggal di Malaysia selama hampir 10 tahun sebelum ke pindah ke Kota Tanjung Balai, punya pengalaman sebagai jurnalis untuk sebuah terbitan di sana.

Selain itu, keluarga juga mempertanyakan di mana anak dan istri Ghazali saat ini. Densus membawa serta istri Ghazali Cicih (35), dan empat orang anaknya. Termasuk salah seorang anak yang masih berusia sekitar satu bulan.

“Kami tidak mengetahui di mana Ghazali, dan di mana anak istrinya yang dibawa saat penangkapan itu. Kami sangat khawatir,” tukas Adil.

Berkenaan dengan dua orang yang ditembak mati di rumah Ghazali, Adil menyatakan keduanya adalah tamu yang datang saat berlebaran. Sebagai tabib, Ghazali banyak berkenalan dengan orang, dan sebagian di antaranya datang bersilaturrahmi.
Beberapa hari setelah penggerebekan, beredar foto-foto penggerebekan tersebut di internet.  Selain beredarnya foto, mulai terkuak beberapa kejanggalan dalam aksi brutal Densus 88 ini.  Salah satu korban tewas yang ditembak oleh Tim Densus 88, Yuki Wantoro (20), dikatakan oleh pihak keluarga bukanlah pelaku perampokan Bank CIMB yang dikait-kaitkan dengan "terorisme".  Kaka Yuki Wantoro berujar bahwa adiknya berada di rumah saat aksi perampokan terjadi, dan Yuki mengetahui berita perampokan tersebut melalui televisi.
"Waktu terjadi perampokan dia (Yuki) dirumah," kata Yudi Mansur (34), kaka Yuki Wantoro.

Berikut foto-foto yang beredar di internet :




(dbs/arrahmah.com)
Raih amal shalih, sebarkan informasi ini...

24.9.10

Al Qoidah Mulai Rekrut Warga Amerika

WASHINGTON (voa-islam.com): Pejabat anti terorisme Amerika Serikat memperingatkan bahwa Al Qoidah semakin memfokuskan diri untuk merekrut orang Barat guna melancarkan serangan.

Rencana dari dalam negeri Amerika Serikat ini telah mencapai tingkat tertinggi sejak serangan sebelas September, kata Pusat Anti Terorisme Nasional.

Perubahan dalam strategi itu dilakukan karena Al Qoida kehilangan dukungan di basis tradisionalnya di Pakistan, menurut pernyataan Pusat Anti Terorisme Nasional AS.

Pengkajian terbaru mengenai perubahan strategi Al Qoidah ini disampaikan ke Komite Keamanan Dalam Negeri, Senat Amerika.

Direktur FBI Robert Mueller mengatakan, pihaknya melihat ancaman yang makin bertambah dari dalam negeri.

"Misalnya tahun lalu untuk pertama kalinya sejak serangan sebelas September Al Qaida berhasil melatih dan mengirimkan agennya ke Amerika Serikat untuk melakukan sebuah serangan," katanya.

"Agen tersebut adalah Najibulla Zazi, seorang warga negara tetap Amerika Serikat yang merencanakan serangan ke jalur kereta bawah tanah New York," lanjutnya.

Meskipun adanya spekulasi bahwa sejumlah orang yang direkrut dari dalam negeri karena pengaruh Al Qoidah secara langsung, Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Jante Napolitano mengatakan ada pula yang hanya mengikuti mereka.

"Sementara Al Qoidah masih merupakan ancaman terhadap Amerika Serikat, Al Qoidah juga menginspirasi kelompok-kelompok teroris pendukungnya," katanya.

Komite juga mendengarkan perluasan Al Qoidah melebihi basis tradisionalnya karena kemungkinan kehilangan dukungan di Pakistan.

Michael Leiter, Direktur Pusat Anti Terorisme mengklaim Al Qoidah memiliki titik terlemah di Pakistan secara organisasi. Namun dia memperingatkan Al Qoidah masih mampu dan musuh yang masih kuat. [za/bbc]

Terungkap, Biang Insiden Penusukan Jemaat HKBP Adalah HKBP Sendiri

JAKARTA (voa-islam.com) – Biang keladi insiden penusukan jemaat gereja ilegal HKBP Pondok Timur Indah Bekasi adalah provokasi jemaat HKBP sendiri. Demikian pernyataan pengurus Dewan Pimpinan Pusat Front Pembela Islam (FPI), Munarman SH dalam pertemuan bertema “Dialog Terbuka Mencari Solusi HKBP” di Hotel Marcopolo Menteng Jakarta Pusat (Kamis, 16/9/2010).

Selain itu, Munarman juga mengklarifikasi berbagai berita media massa dengan mengungkapkan 7 fakta di balik insiden 12 September itu. Inilah klarifikasi atas insiden penusukan jemaat gereja ilegal HKBP Pondok Indah Bekasi:
1. Dua puluh tahun, umat Islam Bekasi telah menunjukkan ketinggian sikap toleransi dan kebesaran jiwa terhadap Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) dengan membiarkan jemaat HKBP melakukan kebaktian setiap Minggu di rumah tinggal seorang warga perumahan Mustika Jaya, Ciketing, Bekasi Jawa Barat.
Dalam kurun waktu dua puluh tahun tersebut, umat Islam Bekasi tidak pernah keberatan, apalagi usil dan mengganggu ibadah Jemaat HKBP di tempat tersebut. Selama dua puluh tahun, umat Islam Bekasi tetap tidak protes dengan adanya Jemaat HKBP yang datang dari luar perumahan, bahkan luar Bekasi, ke tempat tersebut.
…Jemaat HKBP mulai arogan, tidak ramah lingkungan, tidak menghargai warga sekitar yang mayoritas muslim, seenaknya menutup jalan perumahan untuk setiap kegiatan mereka, bertingkah bak penguasa, merusak tatanan kehidupan bertetangga, menciptakan berbagai problem sosial dan hukum…
Namun, setelah dua puluh tahun, seiring dengan makin banyaknya Jemaat HKBP yang datang ke tempat tersebut dari berbagai daerah, maka Jemaat HKBP mulai tidak terkendali. Bahkan Jemaat HKBP mulai arogan, tidak ramah lingkungan, tidak menghargai warga sekitar yang mayoritas muslim, seenaknya menutup jalan perumahan untuk setiap kegiatan mereka, bertingkah bak penguasa, merusak tatanan kehidupan bertetangga, menciptakan berbagai problem sosial dan hukum. Puncaknya, HKBP ingin menjadikan rumah tinggal tersebut sebagai gereja liar.
Setelah dua puluh tahun, umat Islam Bekasi, khususnya warga perumahan Pondok Timur Indah Bekasi, mulai gerah dan merasa terganggu dengan pola tingkah Jemaat HKBP yang semakin hari semakin arogan, bahkan nekad memanipulasi perizinan warga sekitar untuk gereja liar mereka.
Sekali pun kesal, kecewa dan marah, umat Islam Bekasi tetap patuh hukum dan taat undang-undang. Gereja liar HKBP di Ciketing diprotes dan digugat melalui koridor hukum yang sah, sehingga akhirnya gereja liar tersebut disegel oleh Pemkot Bekasi. Tapi HKBP tetap ngotot dengan gereja liarnya, bahkan solusi yang diberikan Pemkot Bekasi untuk dipindahkan ke tempat lain secara sah dan legal pun ditolak.
…Warga mulai gerah dan merasa terganggu dengan pola tingkah Jemaat HKBP yang semakin hari semakin arogan, bahkan nekad memanipulasi perizinan warga sekitar untuk gereja liar mereka…
2. HKBP menebar fitnah bahwa umat Islam Bekasi melarang mereka beribadah dan mengganggu rumah ibadah mereka. Lalu secara demonstratif jemaat HKBP setiap Minggu keliling melakukan konvoi ritual liar dengan berjalan kaki, dari gereja liar yang telah disegel ke lapangan terbuka dalam perumahan di depan batang hidung warga muslim Ciketing, dengan menyanyikan lagu-lagu gereja, tanpa mempedulikan perasaan dan kehormatan warga muslim di sana.
Akhirnya, terjadi insiden bentrokan antara HKBP dengan warga muslim Ciketing pada Minggu 8 Agustus 2010, tiga hari sebelum Ramadhan 1431 H. Dalam insiden tersebut, dua pendeta HKBP sempat mengeluarkan pistol dan menembakkannya.
…HKBP menebar fitnah bahwa umat Islam Bekasi melarang mereka beribadah dan mengganggu rumah ibadah mereka. Dua pendeta HKBP sempat mengeluarkan pistol dan menembakkannya …
3. Di saat umat Islam Bekasi masih dalam suasana Idul Fitri, pada Minggu 12 September 2010 M, Pendeta dan ratusan Jemaat HKBP kembali melakukan provokasi dengan menggelar konvoi ritual liar sebagaimana yang dulu sering mereka lakukan. Sehingga, terjadilah insiden bentrokan antara 200 orang HKBP dengan 9 aktivis Islam warga Bekasi yang berpapasan saat konvoi. Peristiwa tersebut didramatisir oleh HKBP sebagai penghadangan dan penusukan pendeta.
Media pun memelintir berita peristiwa tersebut, sehingga terjadi penyesatan opini. akhirnya, banyak anggota masyarakat menjadi korban media, termasuk Presiden sekali pun.
4. Peristiwa Minggu 12 Septembar 2010 M, bukan perencanaan tapi insiden, bukan penghadangan tapi perkelahian, bukan penusukan tapi tertusuk, karena 9 warga Bekasi yang dituduh sebagai pelaku adalah pemuda Muslim yang sedang lewat berpapasan dengan konvoi ritual liar yang dilakukan 200 HKBP bersama beberapa pendetanya di lingkungan perkampungan warga muslim Ciketing. Lalu terjadi perkelahian, saling pukul, saling serang, saling tusuk dan saling terluka.
Pendeta dan jemaat HKBP yang dirawat di rumah sakit dibesuk pejabat tinggi, mendapat perhatian khusus Presiden, Menteri dan DPR RI, namun siapa peduli dengan warga Bekasi yang juga terluka dan dirawat di Rumah Sakit? Bahkan salah seorang dari 9 warga Bekasi tersebut, justru ditangkap saat sedang dirawat di sebuah Rumah Sakit akibat luka sabetan senjata tajam HKBP.
…Pendeta dan jemaat HKBP yang dirawat di rumah sakit dibesuk pejabat tinggi, mendapat perhatian khusus Presiden, Menteri dan DPR, namun siapa peduli dengan warga Bekasi yang juga terluka dan dirawat di Rumah Sakit? Bahkan salah seorang dari 9 warga Bekasi tersebut, justru ditangkap saat sedang dirawat di sebuah Rumah Sakit akibat luka sabetan senjata tajam HKBP…
Karena itu, mari gunakan logika sehat: Jika peristiwa tersebut perencanaan, mana mungkin 9 pemuda Muslim melakukannya secara terang-terangan dengan busana muslim dan identitas terbuka! Jika peristiwa tersebut penghadangan, mana mungkin 9 orang menghadang 200 orang, apa tidak sebaliknya?! Jika peristiwa tersebut penusukan, mana mungkin 9 pemuda Muslim lebam-lebam, luka, patah tangan, bahkan ada yang tertusuk juga !
5. Soal penonaktifan Ketua FPI Bekasi Raya oleh DPP-FPI bukan karena melakukan kesalahan, tapi untuk melancarkan roda organisasi FPI Bekasi Raya yang teramat berat tantangannya, sekaligus meringankan beban tugas sang ketua yang sedang menghadapi ujian berat dalam menghadapi tuduhan dan proses hukum. Jadi, putusan tersebut sudah tepat.
6. Ketua FPI Bekasi Raya, baru disebut-sebut namanya saja oleh pihak kepolisian, sudah dengan gagah langsung menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya secara sukarela didampingi DPP-FPI untuk diperiksa. Dan siap menjalani proses hukum bila dinilai bertanggung-jawab dalam insiden Bekasi, walau pun beliau tidak ada di lokasi kejadian. Bandingkan dengan sikap pengecut Pemred Playboy Erwin Arnada yang melarikan diri dari vonis dua tahun penjara yang sudah ditetapkan Mahkamah Agung sejak 29 Juli 2009.
…Ketua FPI Bekasi Raya, baru disebut-sebut namanya saja oleh pihak kepolisian, sudah dengan gagah langsung menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya secara sukarela didampingi DPP-FPI untuk diperiksa. Dan siap menjalani proses hukum bila dinilai bertanggung-jawab dalam insiden Bekasi, walau pun beliau tidak ada di lokasi kejadian…
7. Bagi segenap pengurus, anggota, aktivis, laskar dan simpatisan FPI dari Pusat hingga ke Daerah, bahwa Ketua FPI Bekasi Raya adalah pejuang bukan pecundang. Beliau tidak ada di lokasi kejadian saat peristiwa. Beliau hanya kirim SMS ajakan kepada umat Islam untuk membela warga Ciketing beberapa hari sebelum peristiwa, tapi dituduh sebagai provokator, sedang Para Pendeta HKBP yang mengajak, membawa dan memimpin massa Kristen serta memprovokasi warga muslim dengan konvoi ritual liar, tak satu pun yang  diperiksa.
Senada itu, Sekretaris Presidium Kongres Umat Islam Bekasi (KUIB), H Shalih Mangara Sitompul menjelaskan bahwa insiden penusukan jemaat gereja ilegal HKBP Bekasi itu murni dipicu oleh sikap angkuh gereja HKBP yang membangkang terhadap peraturan pemerintah yang telah disepakati oleh semua instisusi agama di Indonesia.
“Akar masalah yang terjadi di Ciketing adalah ketidakpatuhan pihak HKBP terhadap aturan pemerintah yang telah ditetapkan,” tegas Shalih yang juga Kuasa Hukum 10 tersangka penusukan jemaat HKBP.

Ingkar Janji, HKBP Tidak Fair!

Sayangnya, acara yang dimaksudkan dapat mencari solusi atas insiden penusukan jemaat gereja ilegal HKBP itu tak dihadiri oleh pihak HKBP Bekasi. Hanya ada dua kubu yang hadir dalam pertemuan tersebut, yaitu pihak umat Islam Ciketing diwakili oleh Sekretaris Presidium Kongres Umat Islam Bekasi (KUIB), H Shalih Mangara Sitompul, sementara pihak FPI – yang dituduh ikut bertanggung jawab atas peristiwa 12 September– diwakili oleh Munarman SH.
Padahal, menurut Koordinator Nasional Gerakan Peduli Pluralisme, Demian Dematra, acara tersebut sebenarnya diprakarsai oleh HKBP sendiri untuk berdialog dengan umat Islam. Namun sampai acara berakhir, perwakilan dari HKBP tak ada yang hadir tanpa alasan yang jelas.
“Sangat disayangkan mereka tidak ada yang hadir, padahal kita sudah merencanakan membuat rekomendasi untuk masalah ini,” kata Demian yang juga menjadi host pada acara tersebut.
…Sayangnya, acara yang dimaksudkan dapat mencari solusi atas insiden penusukan jemaat gereja ilegal HKBP itu tak dihadiri oleh pihak HKBP. Padahal acara tersebut sebenarnya diprakarsai oleh HKBP sendiri …
Ketidakhadiran HKBP tidak diketahui dengan jelas alasannya, padahal menurut Demian, dia sudah berkali-kali mengkonfirmasi pihak HKBP untuk menyempatkan waktu pada acara yang mereka usulkan sendiri tersebut.
“Saya sudah berulang kali mengkonfirmasi mereka, tapi saya tidak tahu alasan mereka apa, mengapa tidak bisa hadir? Padahal acara ini usulan dari mereka untuk menyelesaikan masalah ini,” ungkap pria berambut gondrong tersebut. [adrian, aa, taz]

22.9.10

Mapolsek di Sumut Diserang Massa Bersenjata, Polisi Harus Introspeksi

Jakarta (voa-islam.com) - Polisi diminta introspeksi atas kejadian penyerangan Mapolsek Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumut. Bisa jadi tindakan penyerangan itu terkait penyergapan pihak kepolisian yang dilakukan pada para terduga teroris yang terkesan arogan dan mau menang sendiri.


"Jelas penyerangan yang dilakukan itu salah. Namun dari kejadian itu harusnya instrospeksi, apakah ada yang keliru sehingga mereka nekat berbuat seperti itu," jelas mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal (Purn) Chappy Hakim saat ditemui di kantornya, Jl Cipaku, Kebayoran Baru, Jaksel, Rabu (22/9/2010).
..."Jelas penyerangan yang dilakukan itu salah. Namun dari kejadian itu harusnya instrospeksi, apakah ada yang keliru sehingga mereka nekat berbuat seperti itu,"...
Dia menduga, para pelaku teror itu memiliki dendam sehingga semakin berbuat nekat dan brutal. Apalagi teman-temannya pelaku teror itu yang tewas dibunuh. "Menjadi pertanyaan juga, kenapa teroris itu langsung dibunuh. Kenapa tidak bisa ditangkap hidup? Itu dikhawatirkan bisa membuat dendam," terangnya.

Menurutnya juga, jangan sampai noda masa lalu, misalnya dahulu zaman 1960-an, kepada yang berstigma PKI langsung dibunuh, yang kemudian justru menghasilkan dendam. Demikian pula dengan kasus teroris, bagi siapa yang dicap teroris akan langsung dibunuh.

"Polisi harus instrospeksi kenapa ini terjadi, kenapa orang-orang ini menembak. Mungkin dengan kekuatan superior orang menjadi melakukan perlawanan. Polisi harus ada sentuhan humanis, jangan yang dar der dor yang dipublikasikan," tutupnya.
Upaya Balas Dendam Atas Kekejaman Polri
Sementara itu pengamat menilai bahwa serangan massa bersenjata dini hari itu merupakan balas dendam atas kearoganan dan kekejaman Polisi selama ini. Penyerangan ini adalah bentuk eksitensi karena kondisi mereka sudah terdesak. "Mereka terpojok, terus frontal karena terdesak sehingga menyerang," ujar pengamat terorisme Mardigu WP, Rabu (22/9/2010).
..."Mereka terpojok, terus frontal karena terdesak sehingga menyerang," ujar pengamat terorisme Mardigu WP, Rabu (22/9/2010)...
Mardigu menjelaskan para teroris tersebut melakukan aksi bertahan karena  ruang lingkup mereka semakin sempit untuk bergerak. "Ini bentuk upaya defense. Mereka terdesak marah, nggak ada support makanan dan mereka juga buron," imbuhnya.

Menurut Mardigu penyerangan teroris kepada kantor polisi bukan pertama kali terjadi. Namun biasanya tujuan mereka menyerang adalah mengambil senjata atau membebaskan rekan mereka yang ditahan.
"Di Ambon dan di Poso sering terjadi penyerangan ke kantor polisi. Jadi ini bukan pertama kalinya," tambahnya.

Mardigu belum bisa menduga aksi penyerangan ini dilakukan oleh kelompok teroris yang dipimpin oleh siapa.
"Itu yang belum kita dapat datanya. Tapi kalau dilihat dari aksi penyerangannya, orang-orang ini pernah berlatih di Aceh, Ambon dan Poso," jelasnya.

Bisa dibilang ini upaya balas dendam dari teroris karena rekannya banyak ditangkap? "Bisa dibilang begitu," tutupnya.
Intelijen Polri Lemah dan Kurang Tajam
Polri menduga pelaku penyerbuan Markas Polsek Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumut, terkait dengan penangkapan tersangka teroris oleh Densus 88 hari Minggu lalu. Jika benar pelakunya teroris, maka intelijen Polri dinilai lemah.
..."Kalau benar itu teroris yang melakukan 'pembalasan', operasi intelinjennya lemah,...
"Kalau benar itu teroris yang melakukan 'pembalasan', operasi intelinjennya lemah," kata Wakil Ketua Komisi I (pertahanan), TB Hasanuddin, Rabu (22/9/2010). "Operasi intelijen kita kurang tajam, tidak mampu melempuhkan mereka sebelum mereka bergerak," imbuhnya.

Punawirawan TNI berpangkat terakhir mayor jenderal ini mengatakan, seharusnya setelah menangkap sejumlah tersangka teroris, Polri mendalami semua informasi dari mereka.

"Informasi harus dieksploitasi dulu, di mana kegiatan berpusat, dari mana senjata mereka didapat. Baru dilakukan operasi pembersihan," kata politisi PDIP ini. "Jangan belum menangkap semuanya, ini sudah mendapat serangan balasan," tutup mantan sekretaris militer era Megawati dan SBY ini. So...Pak Polisi Tobat Dunk!! (Ibnudzar/dto)

Yuki Wantoro Bukan Perampok Bank



SOLO (Arrahmah.com) - Dikutip dari detik.com, selasa, (21/09) "Polisi menyebut Yuki Wantoro warga RT 04 RW 02, Tempen, Joyosuran, Solo, sebagai salah seorang pelaku perampokan Bank CIMB Niaga Medan. Dia ditembak mati petugas saat dilakukan upaya penangkapan."
Hal ini dibantah oleh kakak Yuki Wantoro (20), Yudi Mansur (34). Yudi mengatakan bahwa pada saat kejadian perampokan di bank CIMB Medan pada tanggal 18 Agustus 2010, adiknya Yuki Wantoro berada di rumahnya di Joyosuran, Solo.
Ditemui MuslimDaily di sebuah masjid di daerah Tipes, Surakarta, Selasa malam (21/09) Yudi Mansur mengatakan adiknya Yuki Wantoro tiba di rumah pada tanggal 17 Agustus 2010. Yuki berencana untuk mengurus pembuatan KTP. Bukti bahwa adiknya berada di rumah pada saat itu adalah foto Yuki didalam handphone Yudi Mansur yang diambil pada tanggal 19 Agustus 2010. Foto pas badan itu akan dipakai untuk membuat KTP Yuki. Dari foto yang diambil melalui handphone tersebut tertanggal 19/8/2010. Ini membuktikan bahwa Yuki Wantoro yang disebut polisi sebagai pelaku perampokan di bank CIMB Medan tidak benar, menurut Yudi Mansur.
"Waktu terjadi perampokan dia (Yuki) dirumah," kata Yudi. Menurut Yudi, pada saat berita perampokan bank CIMB itu ramai di televisi adiknya tahu informasi itu dari menonton televisi saja di rumah bersama ayah dan ibunya. Kemudian sekitar sepekan sebelum lebaran Yuki pamit hendak ke Jakarta untuk kerja bersama kawannya dari Padang untuk berdagang kain menjelang lebaran.
Jenazah Yuki Wantoro Akan Dimakamkan di Solo
Yudi Mansur, kakak laki-laki tertua Yuki Wantoro yang ditembak mati Densus 88 di Sumut mengatakan jika benar jenazah itu adalah adiknya maka akan dikuburkan secara Islam di pemakaman khusus Muslim di kota Solo.
Yudi sendiri mengetahui berita ini dari seorang kawannya setelah melihat siaran televisi. Kawan Yudi mengatakan jika yang tewas ditembak itu Yuki setelah melihat foto yang diperlihatkan di televisi.
Seperti diberitakan sebelumnya, Yuki Wantoro adalah salah satu dari tiga korban yang ditembak mati dalam serangan tim Densus 88 di Sumatera utara 3 hari lalu. Yuki Wantoro beralamat asli di  RT 04 RW 02, Tempen, Joyosuran, Solo. Polisi menyebut Yuki Wantoro sebagai salah satu dari para pelaku perampokan bank CIMB Niaga Medan, namun hal tersebut dibantah oleh kakak Yuki yaitu Yudi Mansur sebab pada saat kejadian perampokan, Yuki Marwan berada di rumah orang tuanya di Solo.
Hari Selasa siang, (21/09) kedua orang tua Yuki Wantoro sudah diambil sampel DNA untuk dicocokkan dengan jenazah Yuki yang saat ini masih berada di ruang jenazah rumah sakit di Sumatera Utara. Jika nanti hasil tes DNA cocok maka keluarga akan menunggu kabar dari kepolisian untuk pengambilan jenazah. Rencananya jenazah akan dimakamkan di pemakaman khusus Muslim di kota Solo. Untuk pengurusan jenazah ini Yudi Mansur akan didampingi penasihat hukum dari ISAC Solo (Islamic Study and Action Center) yakni Muhammad Kurniawan SH dan Hendro Sudarsono. (muslimdaily/arrahmah.com)
*Foto Yuki Wantoro diambil menggunakan handphone kakaknya Yudi Mansur, pada tanggal 19 Agustus 2010
Raih amal shalih, sebarkan informasi ini...

21.9.10

Ceroboh, Densus Salah Tembak Lagi. Saat Perampokan CIMB Medan, Yuki Berada di Solo

Solo (voa-islam.com) -Setelah pemberitaan penggerebekan yang diduga pelaku perampokan di Belawan, Sumut, yang menewaskan Yuki Wantoro, Keluarga Yuki Wantoro mengaku tak percaya putra bungsu itu ikut merampok. Menurut keluarga, saat perampokan terjadi pada 18 Agustus 2010 di Medan, Yuki justru sedang berada di Solo, Jawa Tengah, bersama keluarga.


Pada hari itu, Yuki sedang pulang ke rumah untuk mengurus Kartu Tanda Penduduk (KTP). “Ini berdasarkan keterangan dari orang tua dan kakak-kakaknya, jika saat itu Yuki sedang pulang ke rumah untuk foto dan membuat KTP," kata juru bicara keluarga yang juga Sekretaris The Islamic Study and Action Center (ISAC) Surakarta, Endro Sudarsono, di Solo, Selasa 21 September 2010.
...“Ini berdasarkan keterangan dari orang tua dan kakak-kakaknya, jika saat itu Yuki sedang pulang ke rumah untuk foto dan membuat KTP,"...
Karena itu, Endro menyampaikan, keluarga tak percaya Yuki adalah bagian dari jaringan perampokan yang menguras Rp400 juta uang bank itu. "Keluarga juga kaget jika Yuki terkait kasus perampokan di Medan itu,” kata Endro.

Hari ini, orang tua Yuki diambil sampel darah dan air liurnya oleh polisi untuk dicocokkan dengan sampel darah Yuki. Selain itu, orang tua juga ditanyai ciri-ciri fisik dan tanda khusus pada diri Yuki Wantoro.

Yuki Wantoro ditembak Densus dalam penggerebakan di sebuah rumah di Belawan, Sumatera Utara, pada Minggu 19 September kemarin. Polisi beralasan, Yuki bersama satu rekannya melakukan perlawanan saat ditangkap dengan menjadikan anak dan perempuan sebagai tameng hidup.

Polisi sendiri menduga Yuki merupakan bagian dari jaringan yang melakukan perampokan Bank CIMB Niaga di Medan pada pertengahan Agustus lalu. Perampokan ini, kata polisi, untuk membiayai kegiatan terorisme. (LieM/vvo)

Wasiat Tertulis 'Singa Bekasi' KH Murhali Barda dari Balik Terali Besi

BEKASI (voa-islam.com) – Dari balik terali besi, KH Murhali Barda menyampaikan pesan dan salam perjuangan kepada umat Islam Bekasi, agar bersatu padu dalam membela Islam.
Acara Silaturrahim Idul Fitri Umat Islam Bekasi yang digelar oleh Kongres Umat Islam Bekasi (KUIB), Ahad (19/9/2010) kemarin berlangsung sukses dan khidmat. Seribuan umat Islam dari berbagai ormas antusias memadati aula Islamic Centre Bekasi hingga membludak keluar ruangan.
Namun ada nuansa yang kurang dalam acara yang dihadiri oleh para tokoh dan ketua ormas-ormas Islam se-Bekasi Raya itu. Salah satu anggota Presidium KUIM, KH Murhali Barda tidak nampak hadir dalam silaturrahim yang juga dihadiri Walikota Bekasi Mochtar Mohamad dan Wakil Walikota Bekasi Rahmat Effendi itu. Padahal Murhali adalah salah satu tokoh sentral berdirinya KUIB.
Sejak awal, dengan sabar dan istiqamah, Ketua DPW FPI Bekasi Raya ini mengawal berdirinya KUIB yang dilatarbelakangi oleh maraknya pemurtadan dan pelecehan akidah di kawasan Bekasi, mulai dari kasus pelecehan blog Bellarminus, “Formasi Pedang Salib” di Masjid Agung Bekasi, penginjakan Al-Qur'an dengan pose ‘fuck you’ oleh Abraham Felix, baptis massal ratusan umat Islam oleh Kristen Mahanaim di Kemang Pratama, dll.
…Murhali adalah salah satu tokoh sentral berdirinya KUIB yang dilatarbelakangi oleh maraknya pemurtadan dan pelecehan akidah. Dalam membentengi umat Islam, Murhali tampil terdepan dalam setiap aksi massa…
Dalam membentengi umat Islam dari kasus-kasus pemurtadan tersebut, Murhali tampil terdepan dalam setiap aksi massa. Dengan lantang, Murhali dipercaya umat untuk membaca rekomendasi umat Islam untuk menuntut qishash terhadap pelaku dan otak “Formasi Pedang Salib” di Masjid Agung Bekasi, Ahad (9/5/2010). Murhali pula yang membaca deklarasi KUIM di Masjid Tabligh Akbar & Deklarasi Kongres Umat Islam Bekasi, Ahad (27/6/2010).
Ahad kemarin, Murhali tidak bisa hadir dalam silaturrahim Umat Islam Bekasi, karena sedang berurusan hukum dengan Polda Metro Jaya. Bersama 9 aktivis Islam lainnya, Murhali ditahan sejak ditetapkan sebagai tersangka ke-10 dalam insiden penusukan jemaat gereja ilegal HKBP Bekasi.
Murhali ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan pasal 160, 170, 35, 335 jo pasal 59 KUHP dengan ancaman hukuman penjara di atas 5 tahun penjara, padahal ‘Singa Bekasi’ itu tidak berada di lokasi saat insiden penusukan terjadi.
Murhali Barda saat memimpin aksi damai sepuluh ribu umat untuk melawan pemurtadan dan pelecehan agama di Bekasi
Tapi dengan jiwa ksatria, baru disebut-sebut namanya sebagai tersangka oleh pihak kepolisian, KH Murhali Barda dengan gagah berani langsung menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya secara sukarela didampingi DPP-FPI untuk diperiksa. Singa Bekasi itu pun langsung ditahan sejak Rabu (15/9/2010), dan siap menjalani proses hukum bila dinilai bertanggungjawab dalam insiden Bekasi, walaupun ia tidak ada di lokasi kejadian.
…Dengan jiwa ksatria, baru disebut-sebut namanya sebagai tersangka oleh pihak kepolisian, Murhali Barda dengan gagah berani langsung menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya secara sukarela untuk diperiksa. Singa Bekasi itu pun langsung ditahan…
Sikap ksatria Murhali ini bertolak belakang dengan sang pengecut Pemred majalah Playboy Erwin Arnada yang melarikan diri dari vonis dua tahun penjara yang sudah ditetapkan Mahkamah Agung sejak 29 Juli 2009, yang hingga kini belum tertangkap polisi.
Bagi voa-islam.com, keberanian sikap Murhali itu sudah tidak asing lagi. Dalam banyak kesempatan ketika berbincang-bincang dengan Pemred voa-islam.com, Singa Bekasi itu menyatakan tekadnya, bahwa dirinya siap menjadi “mahar” untuk perjuangan membela Islam.
“Tulis saja, ana ikhlas menjadi mahar perjuangan,” tutur alumnus Pesantren Modern Gontor ini kepada pemred voa-islam, usai eksekusi patung seronok Tiga Mojang beberapa bulan lalu.
…Singa Bekasi itu menyatakan tekadnya, bahwa dirinya siap menjadi “mahar” untuk perjuangan membela Islam…
Tanpa kehadiran Murhali, acara silaturrahim umat Islam Bekasi itu terasa ada kekurangan yang sangat mencolok. Untuk menutupi kekurangan itu, sehari sebelumnya, Murhali menulis kata sambutan di atas selembar kertas buram yang ditulis di balik jeruji besi Polda Metro Jaya. Dalam pesannya yang dititipkan kepada Gus Budi, Murhali mengimbau umat Islam agar bersatu dalam perjuangan.
Inilah kutipan pesan KH Murhali Barda dari balik penjara:
Jakarta, 18 September 2010.

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Hamdan wa syukran lillah, was-shalatu was-salaamu ‘ala Rasulillah, wa ‘ala alihi wa shahbihi wa walah. Wa ba’du.

Allahu Akbar!! Allahu Akbar!! Allahu Akbar!!
Perjuangan butuh pengorbanan.
Pengorbanan artinya harus berkorban.
Biarlah kami di sini menjadi korban dari sistem yang tidak memihak kepada Syari’at.
Kami ingin kalian bersatu, dan kami ikhlas menjadi fondasi persatuan itu.

Allahu Akbar!! Allahu Akbar!! Allahu Akbar!!
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Murhali Barda
Jasad KH Murhali Barda bisa saja terbelenggu oleh jeruji besi. Tapi ruh perjuangan, keikhlasan menegakkan kalimat Allah, dan tekad istiqamah membentengi akidah umat, tak satu pun yang bisa memasungnya.
Meski tak terucap, ada pesan tersirat dari sikap ksatrianya, agar para pemimpin bangsa ini berguru padanya, jadilah orang yang berani berbuat dan berani bertanggungjawab. Sebagai pimpinan ormas Islam, Murhali ikhlas menanggung beban berat perjuangan. Selamat berjuang saudaraku. [taz]

2 Bulan Lalu Yuki Wantoro Pulang ke Solo Urus KTP

Solo - Polisi menyebut Yuki Wantoro warga RT 04 RW 02, Tempen, Joyosuran, Solo, sebagai salah seorang pelaku perampokan Bank CIMB Niaga Medan. Dia ditembak mati petugas saat dilakukan upaya penangkapan. Keluarga hingga kini belum mengetahui kepastian nasib Yuki yang telah dua tahun merantau ke Sumatera tersebut.

Polisi menyebut Yuki Wantoro alias Deni alias Rojak terpaksa ditembak karena berusaha melakukan perlawanan. Polisi juga menyebutkan bahwa saat ditangkap, Yuki menguasai 1,5 kg TNT yang siap dirangkai dan diledakkan.

Keluarga Yuki di Solo mengaku tidak mengetahui secara pasti keberadaan lelaki 20 tahun tersebut. Ayah Yuki, Sina Karyadi, mengatakan dua tahun lalu Yuki pamit hendak merantau ke Sumatera bersama tiga temannya. Ketiga temannya itupun tidak dikenal oleh keluarga. Dia juga tidak menceritakan kota tujuan maupun pekerjaan yang akan ditekuni.

"Sebelum bulan Puasa yang lalu dia pulang ke Solo. Alasannya akan mengurus KTP. Dia tinggal di rumah selama beberapa hari. Lalu dia pergi lagi, pamitannya akan ke Jakarta untuk berjualan kain. Katanya ada kenalan dari Padang yang mengajak membuka usaha di Jakarta," ujar Sina saat dihubungi, Selasa (21/9/2010).

Penjelasan Sina tersebut dikuatkan oleg Ketua RT setempat, Sarodi. Menurut Sarodi, sekitar satu setengah bulan silam Yuki memang menemuinya untuk mengurus pembuatan KTP. Setelah itu dia mengaku tidak mengetahui lagi keberadaan Yuki.

Semenjak itu, menurut Sina, Yuki tidak pernah ada kontak lagi dengan keluarga. Pada lebaran lalu dia juga tidak pulang atau menghubungi keluarga untuk sekadar menyampaikan ucapan lebaran.

Sina mengaku tidak mengetahui kegiatan anaknya tersebut di luar rumah. Apalagi semenjak kecil bungsu dari enam bersaudara yang tidak menamatkan pendidikan SLTA itu memang sudah menunjukkan sifat tertutup terhadap keluarga maupun kepada warga.       www.detiknews.com

Ba'asyir Tertawa Dikaitkan dengan Terorisme Medan



jakarta - Abu Bakar Ba'asyir dikait-kaitkan dengan jaringan teroris Medan yang baru saja digulung Densus 88. Bahkan disebut-sebut turut mendanai pelatihan militer. Ba'asyir hanya tertawa mendengar tudingan tersebut.

"Ustadz Ba'asyir sudah sering disebut begitu, jadi ya tertawa saja, senyum-senyum saja mendengarnya. Dibilang teroris juga senyum saja," ujar salah satu kuasa hukum Ba'asyir, Ahmad Kholied, kepada detikcom, Selasa (21/9/2010).

Kholied menuturkan, Ba'asyir merupakan pendiri dan amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT). Namun organisasi tersebut tidak melakukan kegiatan kemiliteran terkait terorisme.

"Itu organisasi Islam biasa untuk berdakwah. Nanti semua akan dijelaskan Ustadz di pengadilan. Kalau sekarang mau bantah-bantah juga percuma, karena semua bisa diatur," tutur Kholied.

Menurutnya, JAT belum lama terbentuk, baru sekitar setahun atau dua tahun. Setelah mundur dari Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Ba'asyir membentuk organisasi tersebut. "Itu dakwah pengajian, yang rutin di daerah-daerah. Alamatnya di Ngruki," sambung Kholied.

Dia menambahkan, dana JAT diperoleh dari hasil saweran saat pengajian berlangsung. "JAT murni dakwah, tidak ada kegiatan militer. Anggotanya juga seupil. Lagipula mau beli senjata dari mana. Ustadz Abu juga tidak bisa pakai senjata," lanjut Kholied.

Dituturkan dia, ketika Pondok Pesantren Ngruki disebut sebagai sarang teroris ternyata tidak terbukti. Sebab di sana memang tidak ada latihan perang.

"Polisi yang berlagak jadi santri banyak, dibiarkan saja biar melek kalau Ngruki itu bukan sarang teroris," tambahnya.

Pada Senin kemarin, Kapolri Jenderal BHD menyatakan, kelompok Medan tergabung dalam Al Qaeda Medan. Organisasi ini merupakan gabungan dari sejumlah faksi yakni JI, JAT, Darul Islam, dan lainnya. Sedangkan Kadiv Humas Polri Irjen Iskandar Hasan menduga biaya pelatihan militer di Sinabung berasal dari Ba'asyir.  (www.detiknews.com)

Aksi Densus 88 di Medan, Justru Dikecam TNI AU

JAKARTA (Arrahmah.com) - Menanggapi penangkapan kelompok bersenjata di Medan yang melibatkan Densus 88 Anti Teror, Indonesia Police Watch (IPW) justru mengecam tindakan Densus 88 Anti Teror yang tidak berkoordinasi dengan Polda Sumatera Utara (Sumut) sebelumnya dalam melakukan penggerebekan terhadap kelompok bersenjata di Medan. Tindakan ini dianggap sebagai sikap yang arogan.
"Tindakan seperti ini menunjukan sikap arogan, mereka (Densus 88) merasa seperti polisi nomor satu di republik ini," kata Presidium IPW Neta S Pane, Senin (20/9/2010).
Bagaimana pun, tambah Neta, Densus 88 yang turun ke daerah harus berkoordinasi dengan Kapolda setempat. "Dimana pun, kalau ada satuan Kepolisian yang akan melakukan aktivitas di daerah, mereka harus lapor dan koordinasi dengan Kapolda setempat," imbuhnya.
Menurutnya, tindakan arogan ini akan merusak citra Kepolisian. Padahal seharusnya, saat ini semua komponen Kepolisian bisa bekerjasama dengan baik untuk mengembalikan citra Polri.
"Ini jelas merusak citra polri. Kalau sesama polisi saja sudah arogan, bagaimana kepada masyarakat? Padahal seharusnya mereka menunjukan sikap polisi yang ramah dan mengayomi masyarakat bukan sikap arogan," kata Neta.
TNI AU Protes Arogansi Densus di Bandara Polonia
Sementara itu, Ulah Densus 88 Polri yang datang ke Medan, Sumatera Utara (Sumut) yang terkesan arogan dalam penggerebekan dan penangkapan para tersangka yang diduga pelaku perampokan Bank CIMB Medan mendapat protes serius. Pemprotes, bukan lembaga asal-asalan, tapi TNI AU. TNI AU memprotes arogansi para personel Densus 88 saat berada di Bandara Polonia Medan.
Protes itu disampaikan Komandan Pangkalan  TNI AU Udara Medan bertanggal 16 September 2010. Surat protes bernomor B/138/IX/2010/Lanud Medan itu ditujukan kepada Kapolda Sumut Irjen Pol Oegroseno dan ditandatangani oleh Komandan Pangkalan TNI AU Medan Kolonel (Pnb) Taufik Hidayat.
Bagaimana pun, tambah Neta, Densus 88 yang turun ke daerah harus berkoordinasi dengan Kapolda setempat. "Dimana pun, kalau ada satuan Kepolisian yang akan melakukan aktivitas di daerah, mereka harus lapor dan koordinasi dengan Kapolda setempat," imbuhnya.
Menurutnya, tindakan arogan ini akan merusak citra Kepolisian. Padahal seharusnya, saat ini semua komponen Kepolisian bisa bekerjasama dengan baik untuk mengembalikan citra Polri.
"Ini jelas merusak citra polri. Kalau sesama polisi saja sudah arogan, bagaimana kepada masyarakat? Padahal seharusnya mereka menunjukan sikap polisi yang ramah dan mengayomi masyarakat bukan sikap arogan," kata Neta.
TNI AU Protes Arogansi Densus di Bandara Polonia
Sementara itu, Ulah Densus 88 Polri yang datang ke Medan, Sumatera Utara (Sumut) yang terkesan arogan dalam penggerebekan dan penangkapan para tersangka yang diduga pelaku perampokan Bank CIMB Medan mendapat protes serius. Pemprotes, bukan lembaga asal-asalan, tapi TNI AU. TNI AU memprotes arogansi para personel Densus 88 saat berada di Bandara Polonia Medan.
Protes itu disampaikan Komandan Pangkalan  TNI AU Udara Medan bertanggal 16 September 2010. Surat protes bernomor B/138/IX/2010/Lanud Medan itu ditujukan kepada Kapolda Sumut Irjen Pol Oegroseno dan ditandatangani oleh Komandan Pangkalan TNI AU Medan Kolonel (Pnb) Taufik Hidayat.
Pada Minggu (19/9/2010), Densus 88 melakukan penggerebekan di Tanjung Balai, Medan dan Belawan, Sumatera Utara. Dalam penggerebekan itu, tiga tersangka tewas ditembak dan beberapa orang ditangkap Densus. Bersama tangkapan di Lampung, polisi total menangkap 18 orang. Mabes Polri menduga mereka terkait kasus perampokan CIMB Niaga Medan 18 Agustus 2010. Sementara Kapolda Irjen Pol Oegroseno mengaku belum mendapat indikasi bahwa komplotan itu terlibat kasus perampokan Bank CIMB Niaga.
Kontras Tuding Densus 88 Tukang Sabotase
Tak mau ketinggalan, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) juga ikut menilai bahwa Densus 88 mengganggu kinerja Polda Sumut dalam penyidikan kasus perampokan Bank CIMB Niaga. Atas nama antiterorisme, Densus 88 melakukan kerja tanpa koordinasi dengan pihak kepolisian setempat.
"Jangan sampai Densus malah mengganggu pengusutan kasus CIMB Niaga. Jangan sampai Densus menyabotase kerja Polda dalam mengusut pelaku perampok kriminal atas nama antiterorisme," kata Ketua Dewan Pembina Kontras, Usman Hamid, di Jakarta, Senin (20/9/2010).
Dia menjelaskan, seharusnya Densus 88 berkoordinasi dengan otoritas kepolisian daerah setempat. "Atas perintah siapa Densus 88 tiba-tiba ambil alih kasus perampokan Bank CIMB Niaga. Itu salah kecuali jika bersama dalam operasi gabungan," terangnya.
Terkait tewasnya 3 orang di Tanjung Balai, sesuai hukum perang, tak dibenarkan tindakan yang tidak manusiawi.
"Kontras berharap Kapolri agar memeriksa apakah ada koordinasi dengan otoritas kepolisian daerah setempat. Pastikan adanya akuntabilitas dari Densus. Kematian 3 orang yang ditembak harus dipastikan betul apakah mereka dalam keadaan kontak senjata yang nyata mengancam keselamatan petugas. Tangkap orang harus dengan bukti, ajukan ke pengadilan. Menggerebek harus indahkan prosedur hukum yang sah," bebernya.
Sementara itu, dalam konferensi pressnya, Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri (BHD) menyangkal adanya konflik di tubuh Polri terkait penyergapan di Medan, Minggu (19/9/2010), lalu. Penanganan terorisme tersebut sudah sesuai dengan SOP.
"Jangan ada pihak-pihak yang menafsirkan seolah rantai komando di jajaran kepolisian yang terputus dan ada intervensi di Mabes Polri," kata BHD dalam jumpa pers di Mapolda Sumut. (voi/arrahmah.com)
Raih amal shalih, sebarkan informasi ini..

Pendeta Pembakar Quran Dikabarkan Tewas

WASHINGTON (Arrahmah.com) - Ramai beredar kabar bahwa Bob Old, pendeta yang pembakar Al Quran di belakang rumahnya, tewas terpanggang dalam kecelakaan mobil. Hal ini sempat dilaporkan dalam sejumlah media belum lama ini.
"Pastur Bob dari Tennesse AS yang minggu lalu bakar Quran, mati terpanggang dalam kecelakaan mobil yang fatal." (www.firetrainingsite.com/article-pastor-bob-old-died-in-a-car-crash-sky-news.html)," demikian seperti dikutip dari salah situs forum terbesar di Indonesia, Senin (20/9).

Ada beberapa situs lain yang disebutkan mengangkat berita tewasnya pendeta pembakar Al Quran dalam rangka memperingati tragedi 9/11 tersebut, antara lain :

1. Pastor Bob Old Died In A Car Crash (Sky News).
(Pastor Bob Old Tewas dalam Kecelakaan Mobil, Sky News)

2. Pendeta Pembakar Alquran Tewas Terpanggang? (okezone.com)
"Pendeta Bob Old dari Tennessee yang terlibat dalam pembakaran Alquran akhir minggu lalu, mengalami kecelakaan fatal pagi ini. Dia langsung meninggal di tempat. Di dalam kendaraannya, Polisi  menemukan sebuah kotak dan Al Quran (dari turntoislam.com)"
3. Pastor Bob In Tennessee US Burnt Two Korans (On Saturday News)
"Pendeta Bob dari Tennessee, AS, pembakar dua Al Quran" (dari Saturday News)

"Pendeta Bob dari Tennessee, AS, yang membakar dua Al Quran pada Sabtu pekan lalu meninggal dalam kecelakaan yang fatal."

Namun anehnya, setelah memposting berita tentang kabar kecelakaan pastor Bob, beberapa situs sumber berita tersebut langsung sulit diakses. (beritajatim/arrahmah.com)
Raih amal shalih, sebarkan informasi ini..