Wasiat Terbaru Ustadz Abu Bakar Ba'asyir untuk Para Mujahid

17.5.10

syuhada

BEGITULAH KEMATIAN MUHAMMAD AMAN AL JAMI(syaekh salafi ma'sum)

Alih Bahasa: Abu Sulaiman
Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya. (Yusuf: 105)
Adalah di antara gambaran diskusi dan debat antara ahlussunnah dengan ahlul bid’ah adalah ucapan ahlussunnah: ”Antara kami dengan kalian adalah hari jenazah.”
Al Imam Ahmad rahimahullah berkata: “Katakan kepada ahlil bid’ah: Antara kami dengan kalian adalah hari janazah”. (Manaqib Al Imam Ahmad karya Ibnul Jauziy).
Itu dikarenakan sesungguhnya kematian ahlin nifaq dan ahli maksiat adalah tidak disesalkan oleh ahlul khair dan mereka tidak menghadiri janazahnya, di mana kematian mereka itu tidak ada gema dan tidak dipenuhi pelayat dan pengiring. Dan mungkin hujjah salaf di dalam hal ini adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
“Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan merekapun tidak diberi tangguh.” (Ad Dukhan: 29).
Kami katakan hal ini dan kami mengingatkan ahlil bid’ah yang ikut serta membela dan mendukung para thaghut, menetapkan legalitas serta memberikan keabsahan bagi perbuatan dan tindakan mereka, dan ikut serta di dalam memberantas para dai dan kaum mushlihin dari kalangan ahlus sunnah, serta ikut serta menjadi intel yang menyampaikan laporan-laporan kepada ulil amri (Thagut, Ed)! Sedangkan mereka itu berlebel ahlus sunnah dan salafiyyah, serta mengklaim ahli aqidah dan tauhid.
Ini salah satu syaikh mereka telah berjumpa dengan Allah ta’ala serta menemui kematian setelah bertahun-tahun dia habiskan di dalam mengabdi kepada Dinasti Sa’ud –Negara tauhid yang mereka klaim-.
Setelah bertahun-tahun yang dia habiskan di dalam mencela para mushlihin dan para du’at, dan dia itu adalah Muhammad Ibnu Aman Ibnu Ali Al Jami. (bagaimana sesatnya pemikiran dia dan murid setianya silakan buka:http://millahibrahim.wordpress.com/2007/06/12/bahaya-firqah-jamiyyah-madkhaliyyah-bagian-1/ )
Bagaimana syaikh salafiy ini mengalami kematiannya!!
Orang ini mati hari Rabu –hari Rabu terakhir sebelum Ramadlan– dan ia itu telah terkena kangker di lidahnya, serta dia mati sedang tidak seorangpun mendengar kematiannya, sehingga dia tidak ditangisi oleh seorangpun baik oleh orang shalih maupun oleh orang buruk, dan tidak diingat oleh seoarangpun dari kalangan para pengikutnya dan murid-muridnya.
Dan mungkin kalau kita mengungkap sebagian ayat-ayat Allah ta’ala di dalam hal itu, tentu di dalamnya ada pelajaran bagi orang-orang yang senantiasa mengangkat slogan salafiyyah sedangkan pada hakikatnya mereka itu sangat jauh darinya.
Sungguh orang ini telah mati sedang dia melaknat raja Fahd yang murtad dan menteri dalam negerinya Nayef, dan yang mengherankan adalah bahwa orang ini sepanjang umurnya adalah menjadi pelayan yang mengabdi untuk Fahd dan Nayef menteri dalam negerinya. Dia tidak mati sampai melihat adzab Allah dengan sebab loyalitasnya kepada orang-orang kafir, kemudian serta merta dia melaknat para tuan dan para pemimpinnya, namun mana mungkin manfaat baginya taubat saat nyawa berada di dalam kerongkongan.
“(yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali.” (Al Baqarah: 166).
Sungguh orang ini telah mati sedang tidak seorangpun mendengarnya, ini pertama.
Dan telah mati syaikh salafi maz’um ini –yang mana seumur hidupnya berloyalitas kepada thaghut– sedang dia telah terkena penyakit kangker di lidahnya, ini kedua.
Dan telah mati syaikh salafi maz’um ini –yang mana seumur hidupnya berloyalitas kepada thaghut– sedang dia melaknat para tuan dan wali-walinya, dan ini yang ketiga.
Maka apakah para pemuda yang selalu mengikat akal mereka dengan para syaikh itu mau mengambil pelajaran, yang mana mereka itu selalu mencela para muwahhidin dan membongkar rahasia mereka untuk kepantingan para thaghut, dengan dalih menjaga kepentingan para ulil amri yang suci!.
Ini adalah ayat dari sekian ayat-ayat Allah bagi mereka semoga mereka mengambil pelajaran. Seandainya hal itu terjadi pada orang biasa tentu masalahnya menjadi ringan, dan adapun hal itu terjadi menimpa orang ini –yang merupakan imam dan panutan!– maka sesungguhnya itu adalah tanda yang nyata dan pelajaran yang tidak ada pelajaran yang lebih besar setelahnya.
Dan untuk diingat bahwa syaikh ini adalah gurunya salafi maz’um Rabi’ Ibnu Hadi Al Madkhali –syaikh bagi para syaikh salafi ahli loyalitas kepada para thaghut-.
Ya Allah ini bukan untuk mempermalukan akan tetapi ia adalah pelajaran dan peringatan.
“(dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun.” (An Nur: 40).
Dan barangsiapa orang yang disesatkan oleh Allah maka kamu tidak akan mendapatkan seoraangpun penolong baginya.
Segala puji hanya bagi Allah Rabul ‘Alamin.
Bulletin Al Anshar edisi 136 tanggal 26 Ramadlan 1416 H.
Mimbar Tauhid Wal Jihad.

NASEHAT DARI SEORANG DPO …………………Abdullah Sunata

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته.
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستهديه ، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا،  من يهده الله فلا مضل له ، ومن يُضلل فلا هادي له.
وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.
أما بعد: فإن أصدق الحديث كتابُ الله ، وخيرَ الهدي هديُ محمد صلى الله عليه و سلم ، وشرَّ الأمور محدثاتها ، وكل محدثةٍ بدعة ، وكل بدعة ضلالة ، وكل ضلالة في النار.
Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah  yang telah  memberikan kepada kita semua berbagai nikmat dan karunia, yang terbesar dan terutama adalah nikmat iman, Islam dan taqwa serta hidayah di atas jalan jihad fii sabiilillah, karena dengan nikmat-nikmat inilah Allah muliakan kaum muslimin dan menghinakan orang-orang kafir, Allah  muliakan para wali Nya dan Allah  rendahkan musuh-musuh Nya, maka beruntunglah bagi mereka yang teguh berada diatas jalan ini dan binasalah bagi mereka yang meninggalkannya.
Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada uswah kita, baginda Rosulullah Imam orang-orang bertaqwa dan komandan para mujahidin, yang telah menunaikan amanah dan menyampaikan risalah. Kita sadar bahwa kita adalah tentara-tentaranya yang siap mengemban risalahnya, walau waktu kita habis, harta kita terkuras dan nyawa kita hilang dari raga, demi meneruskan perjuangannya. Semoga kita semua mendapatkan syafa’atnya kelak di hari akhir, juga keluarga beliau    dan seluruh para sahabat dan umatnya sampai akhir zaman.
Ikhwanunaal mujahidiin Rohimakumullah……Ini adalah risalah nasehat dari ana hamba Allah  yang lemah untuk antum semua para aktifis dan mujahidin khususnya, dan untuk kaum muslimin umumnya. Ana bukanlah orang yang alim dan terbaik dari antum semua, tetapi risalah ini ana buat dalam pelarian DPO sebagai bentuk tanashuh dan tadzkiroh bagi kita semua. Semoga kita bisa mengambil ibroh dari risalah ini, yang benar datangnya dari Allah dan yang salah datang dari ana sebagai hamba Nya yang lemah dan penuh khilaf,ana memohon ampun kepada Allah dari semua salah  dan dosa.
Allah  berfirman :
Artinya :  “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr; 1-3).
Bersabda Nabi   :
اَلدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ. قُلْنَا : ِلمَنْ ؟ قَالَ : ِللهِ, وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وِلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ
Artinya : “Dien itu Nasehat. Kami bertanya: Bagi siapa? Beliau bersabda: “Bagi Allah, Kitabnya, Rosul-Nya, para pemimpin kaum muslimin, dan bagi kaum muslimin pada umumnya”. (HR. Bukhori Muslim).
Ikhwan Fillah Rohimakumullah…..
Allah telah memerintahkan kepada kita untuk selalu bertaqwa kepada Nya dan mati di atas taqwa ini
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.” (Qs, Ali Imron; 102).
Allah juga telah memerintahkan kita untuk meraih taqwa ini dengan jalan Jihad fii Sabiilillah, sebagaimana firman Nya :
Artinya ; “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan menuju taqwa kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.” (Qs, Al Maidah;35).
Ikhwaanunaal mujaahidiin Rohimakumullah……………..
Setelah peristiwa ‘amaliyah istisyhadiyah WTC yang penuh berkah maka dunia saat ini terbagi menjadi dua kelompok, pertama mereka yang ikut dan mendukung kebijakan amerika dan kedua adalah mereka yang disebut teroris (baca:mujahidin) oleh amerika, hal ini sebagaimana ditegaskan oleh george war bush 6 hari pasca peristiwa WTC, ini adalah cruisade (perang salib), dan dengan congkak dia mengatakan pula, ikut kami atau mereka para teroris (baca:mujahidin)!!?
Artinya ; “…Sungguh telah nyata kebencian pada mulut-mulut mereka dan permusuhan yang tersembunyi didalam dada mereka jauh lebih besar…” ( Qs, Ali Imron; 118)

Mantan perdana menteri Israel Ariel Sharon La’natullahi ‘alaihi pernah ditanya oleh wartawan tentang batas wilayah negara Israel, maka dengan sombong dia menjawab bahwa batas wilayah negaranya adalah sepanjang kaki-kaki militernya mampu mencengkramkan kuku-kukunya. Dia berani ucapkan ini karena salah satu.keyakinan orang-orang yahudi yang bersumber dari kitab mereka (Talmud) adalah bahwa batas wilayah negara Israel raya adalah terbentang dari semenjak aliran sungai Nil di Mesir sampai sungai Eufrat di Irak, hampir seluruh timur tengah mereka klaim sebagai wilayah mereka, bukan hanya Palestina. Maka segala upaya mereka lakukan, bekerjasama dengan amerika untuk merealisasikan terwujudnya Negara Israel raya ini. Jadi pepesan kosong saja bicara perjanjian damai dan gencatan senjata, karena yang ada dalam benak mereka adalah perang dalam rangka mewujudkan “misi suci” berdirinya negara Israel raya.
Artinya : “…mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup…” ( Qs, Al Baqoroh; 217).
Ikhwan Fillah Rohimakumullah…….Inilah realita dunia yang terjadi sekarang ini perang antara mujahidin dengan amerika dan antek-antek boneka sekutunya, maka masuk dalam barisan manakah antum semuanya?
Artinya : “ Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.” (Qs, An Nisaa’;76).
Oleh karena itu  ikhwan sekalian marilah kuatkan azam kita, teguhkan prinsip kita, satukan barisan kita, jangan sampai kita lemah menghadapi musuh-musuh Allah,  jangan sampai dunia mematikan hati kita dan memalingkan kita dari jalan jihad ini, sehingga menjadi hina diri kita. Ketahuilah ikhwah sekalian… Materi keduniaan dan kemewahan (apalagi fasilitas dari thoghut) adalah perkara yang mematikan hati, melemahkan mental mujahidin, sehingga mereka lemah dalam menghadapi tipu daya musuh, takut menghadapi ujian di jalan ini dan meninggalkan jihad fii Sabiilillah. Bahkan ada yang berbalik menjadi penggembos jihad dan para mujahidin, melemahkan kaum muslimin serta menjadi penolong musuh-musuh Allah.  Telah bersabda Rosulullah   :
إذا تبايعتم بالعينة وأمسكتم بأذناب البقراني, ورضيتم بالزرع,  وتركتم الجهاد سلط الله عليكم ذلا لا ينزعه حتى تراجعوا دينكم
Artinya : “Apabila kalian telah berjual beli dengan cara ‘inah (riba), kalian telah memegangi ekor-ekor sapi dan kalian senang dengan perkebunan dan kalian meninggalkan jihad niscaya Alloh akan menimpakan kehinaan kepada kalian yang mana kehinaan itu tidak akan dicabut dari kalian sampai kalian kembali kepada Agama kalian.” ( HR. Abu Daud. Shohih Al Jami’ Ash Shoghir, no. 324)        .

Ketahuilah ikhwah sekalian….. jika antum sibuk dalam bisnis dan perniagaan, begitu pula hanya sibuk dalam kegiatan dakwah dan tarbiyah saja, tidak pernah terjun lagi dalam medan jihad, tidak lagi mengamalkan ilmu askari, tidak lagi I’dad dan tidak pernah lagi memikirkan bagaimana cara menghancurkan musuh-musuh Allah, semua hal ini lah yang menyebabkan hati kita mati, mental kita lemah dan menjadi pengecut, takut menghadapi musuh-musuh Allah dan konsekwensi lainnya ketika kita istiqomah di atas jalan jihad ini. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Syekh Abdullah Azzam dalam risalah nasehat beliau kepada para aktifis dakwah : “Tiada nilainya kalian kecuali jika kalian memanggul senjata kalian, untuk membabat para  thoghut dan orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang yang mengira bahwa Islam ini bisa menang tanpa jihad dan perang, tanpa pertumpahan darah dan serpihan-serpihan daging mereka, sebenarnya mereka itu dalam kekaburan dan tidak memahami tabiat dari Diin Islam ini, sesungguhnya wibawa para juru dakwah, kekuatan dakwah dan kejayaan kaum muslimin itu tidak bakal terwujud tanpa perang”.  Bersabda Rosulullah :                                                                            
وَلَيَنْزِعَنَّ اللهُ مِنْ قُلُوبِ أَعْدَاءِكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللهُ فِي قُلُوبِكُمُ الْوَهْنَ قَالُوا وَمَا الْوَهْنُ يَا رَسُولَ اللهِ ؟ قَالَ : حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ. وَفِي رِوَايَةٍ كَرَاهِيَةُ الْقِتَالِ
Artinya :…“ Dan benar-benar Alloh akan mencabut rasa takut dari musuh-musuh kalian, dan melemparkan penyakit wahn ke dalam hati kalian !” Para shahabat bertanya : “Apakah penyakit wahn itu ya Rosul Alloh!” Beliau menjawab : “ Cinta dunia dan benci dengan kematian “.       Dalam riwayat lain, “ …benci dengan peperangan. “ (HR, Abu Daud dan Ahmad dari shahabat Tsauban ).
Allah berfirman :
فَقَاتِلْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ لاَ تُكَلَّفُ إِلاَّ نَفْسَكَ وَحَرِّضِ الْمُؤْمِنِيْنَ عَسَى اللهُ أَنْ يَكُفَّ بَأْسَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَاللهُ أَشَدُّ بَأْسًا وَاَشَدُّ تَنْكِيْلاً
Artinya : “ Maka berperanglah kamu pada jalan Alloh, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para mukmin (untuk berperang). Mudah-mudahan Alloh menolak serangan orang-orang yang kafir itu. Alloh amat besar kekuatan dan amat keras siksaan(Nya) “. (QS. An Nisa’ :84).
Dalam redaksi yang lain syekh Abdullah Azzam  mengatakan :
“ Wahai kalian, orang-orang yang telah bergelut di medan da’wah, wahai kalian yang telah menetapi ambisi yang agung, janganlah kalian merasa ragu untuk mempersembahkan darah kalian demi Dien ini. Jika kalian benar dan tulus, maka persembahkanlah darah dan jiwa kalian kepada Allah Rabbul ‘alamin yang telah mengamanatkannya kepada kalian dan kemudian membelinya dari kalian” :
Artinya : “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh”. (Qs. At-Taubah : 111).
Ibnu Katsir telah menyebutkan dalam tafsirnya bahwa ini adalah ayat bai’at antara orang-orang beriman kepada Allah, bai’at mati untuk berperang di jalan Allah. Inilah janji kita kepada Allah.
Komandan Abu Mush’ab Al Zarqowi pernah menasehati kita, sebagaimana disebutkan dalam risalah nasehat beliau kepada para da’i dan pemuda Islam :
“ Wahai ulama umat, wahai para dai, wahai para pemuda Islam…

Bertakwalah kalian kepada Allah, bertakwalah kalian semua kepada Allah dan kejarlah apa yang selama ini hilang dari kalian; sungguh, jaminan keselamatan itu hanya ada pada pedang…
Lihatlah, musuh-musuh syariat Islam ada di tengah-tengah kalian, maka seranglah mereka. Dan berikanlah bantuan kalian kepada ikhwan-ikhwan kalian dengan memberikan semahal dan seberharga mungkin dari apa yang kalian miliki, sebelum sejarah nanti menggunjing kalian. Ya, sebelum sejarah menggunjing kalian, sebelum ‘pasar’ ini berlalu, dan orang yang beruntung akan pergi membawa keberuntungan sedangkan yang merugi akan merugi.”
Berkata seorang penyair :

إِذَا كَانَتِ النُّفُوسُ كِبَارًا

تَعِبَتْ مِنْ مُرَادِهَا اْلأَجْسَامِ
Jika memang jiwa itu  besar
Tentu badan itu akan bersusah payahlah untuk memenuhi cita-citanya
كَيْفَ الْقَرَارُ وَكَيْفَ يَهْدَأُ مُسْلِمٌ
وَالْمُسْلِمَاتُ مَعَ الْعَدُوِّ الْمُعْتَدِي
Bagaimana tetap tinggal diam, dan bagaimana seorang muslim bisa tenang …
kaum muslimat sedang bersama musuh yang kejam
Semoga Allah  merahmati orang yang telah mengucapkan kalimat berikut :
“ Wahai orang yang ingin meminang bidadari surga tetapi tidak memiliki ‘sepeser’ pun semangat, jangan Anda bermimpi, jangan Anda bermimpi! Telah sirna manisnya masa muda dan yang tersisa tinggallah pahitnya penyesalan. “
Ketahuilah ikhwan sekalian, begitu banyak sekarang ini para aktifis, bahkan sebagian mereka pernah berjihad diberbagai bumi Jihad, gelar “alumni” sudah mereka raih, tetapi karena mereka disibukkan dengan perniagaan, dakwah dan tarbiyah saja, lalu mereka meninggalkan Jihad fii Sabiilillah. Bahkan banyak yang lalu terjatuh dalam perbuatan dosa dan maksiat lainnya, dengan mengatas namakan tahdzir lalu mereka sibuk menggunjing saudaranya sesama muslim, ghibah, fitnah, menuduh si A jasus, mengatakan si B sudah keluar dari jama’ah maka harus dijauhkan, jihadnya si fulan terburu-buru, tanpa ilmu cuma semangat saja, dan berbagai ungkapan-ungkapan negatif lainnya. Ini menimpa para alumni, bahkan ada diantaranya yang sadar atau tidak sadar telah menjadi Bani Abas ( anak buah Nasir Abas), lalu bagaimana gerangan dengan mereka yang belum pernah berjihad, terutama dari kalangan Irja’(salafi), juga mereka yang beraqidah demokrasi dan semisalnya seperti Sabili group yang “pandai” bicara, mungkin mereka belum pernah ke bumi Jihad dan ke front memanggul senjata, menembak orang-orang kafir, kemudian mereka banyak omong mendiskreditkan para mujahidin dan amal jihad yang mereka lakukan serta mentahdzir mereka…!!
Ya akhi…mereka telah beramal, telah berusaha berjihad melawan amerika dan antek-anteknya para thoghut dan murtadin, mereka telah berupaya. Bagaimana dengan kita, apa yang telah kita perbuat?? Yang katanya alim dan lebih berilmu kemudian kita banyak bicara, padahal banyak diantara kita yang tidak tahu dengan peristiwa sebenarnya (seperti peristiwa Jihad Aceh dan tandzhim al Qoidah Aceh), tapi mereka pandai menilai. Ini kemaksiatan akhi, yang menyebabkan hati kita mati dan mental kita lemah. Ya akhi, mereka sudah tunjukan dengan amal mereka tidak dengan banyak bicara saja….
Artinya : Dan Katakanlah: “Beramallah kalian, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat amal perbuatan kalian itu, dan kalian akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan.” (Qs. At Taubah ; 105).
Terhadap orang-orang munafik yang tidak mau berjihad bahkan menggembosi dan mengejek kaum muslimin  yang berjihad, Allah menjelaskan bahwa pembuktian kebenaran iman mereka dengan amal, kalau memang mereka benar imannya, buktikan dengan amal!! Amal apa?? Tidak lain, Jihad fii Sabiililah amal yang paling dibenci para munafiqin, sebagaimana firman Nya dalam gugusan ayat-ayat suroh at Taubah yang menjelaskan tentang prilaku orang-orang munafiq:
Artinya :  Mereka (orang-orang munafik) mengemukakan ‘uzurnya kepadamu, apabila kamu telah kembali kepada mereka (dari medan perang). Katakanlah: “Janganlah kamu mengemukakan ‘uzur; Kami tidak percaya lagi kepadamu, (karena) Sesungguhnya Allah telah memberitahukan kepada Kami beritamu yang sebenarnya. dan Allah serta Rasul-Nya akan melihat amalmu, kemudian kamu dikembalikan kepada yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” ( Qs. At Taubah; 94).
Ikhwah Fillah yang ana cintai….. Kejarlah kematian, niscaya kalian akan dikaruniai kehidupan. Janganlah kalian terpedaya oleh angan-angan duniawi, dan janganlah tertipu oleh apapun dan siapapun dalam mentaati Alloh. Janganlah kalian tertipu dengan berita dan opini yang ada, janganlah kalian terbuai dengan fasilitas dan kemewahan, dan janganlah kalian terbuai hanya terpaku dengan tashfiyah dan tarbiyah saja. Memang, seorang mujahid tidak boleh dan tidak pernah meremehkan perkara dakwah dan tarbiyah, tetapi ingatlah kesibukan kalian hanya dalam masalah ini saja dan dalam urusan-urusan lain yang membuai hati, jangan sampai melupakan kalian dari masalah-masalah yang besar dan agung serta kewajiban yang lebih utama dalam meninggikan kalimat Allah.
وتودون أن غير ذات الشوكة تكون لكم…
“..…dan kalian hanyalah menginginkan bahwa yang tanpa senjatalah yang akan kalian hadapi…..” (QS. Al Anfal; 7).
Tidak mungkin ya Akhi…..Sekarang orang-orang kafir telah mengarahkan senjatanya terhadap kaum muslimin, diberbagai tempat kaum muslimin diperangi, kehormatan mereka dinodai dan syariat Islam mereka cabut sampai ke akar-akarnya, bahkan dinegeri yang mayoritas muslim pun tidak ada lagi syari’at Islam yang memayungi mereka, yang ada hukum thoghut buatan manusia. Inilah peperangan yang sebenarnya, karena Islam, mereka memerangi bukan karena Usamah bin Laden sebagai Qo’id terdepan dalam perang secara langsung terhadap amerika dan antek-anteknya, bukan pula karena Al Qoidah, Tholiban dan yang lainnya, tetapi karena Islam, mereka memerangi Islam, mereka tidak ingin Islam dan kaum muslimin kembali jaya.

Artinya : “ Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)”. dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” ( QS. Al Baqoroh; 120).
Artinya : “ Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji,” (QS. Al Buruj; 8).
Artinya : “…dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan logistikmu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. (QS. An Nisaa’;102).
Ikhwah Fillah rohimanii wa Rohimakumullah…..Sesungguhnya mencari-cari alasan untuk tidak berangkat berjihad dengan alasan yang bermacam-macam itu akan mengotori jiwa. Karena merelakan diri untuk tidak berperang fii sabilillah merupakan sendau gurau dan main-main bahkan mempermainkan diin (agama) Alloh, Sesungguhnya mencari-cari alasan dengan angan-angan duniawi tanpa melakukan i’daad (mempersiapkan kekuatan) adalah kondisi jiwa yang kerdil yang tidak mempunyai semangat untuk mencapai puncak gunung. Ingatkah antum akan nasehat Abdullah bin Mubarok  kepada shahabatnya Fudhail bin ‘Iyadh :

يَاعَابِدَ الْحَرَمَيْنِ لَوْ أَبْصَرْتَنَا

لَعَلِمْتَ أَنَّكَ بِالْعِبَادَةِ تَلْعَبُ
مَنْ كَانَ يَخْضِبُ خَدَّهُ بِدُمُوعِهِ
فَنُحُورُنَا بِدِمَائِنَا تَتَخَضَّبُ
Wahai orang yang beribadah di dua masjid harom, seandainya engkau melihat kami …
Tentu  engkau akan mengerti bahwa engkau dalam beribadah itu hanya bermain-main …
Kalau orang pipinya berlinangan air mata …
Maka sesungguhnya leher kami berlumuran dengan darah …
Ikhwah Fillah…..Inilah pendapat seorang yang ahli fiqih, ahli hadits dan sekaligus mujahid (yaitu ‘Abdulloh bin Mubaarok )  tentang orang yang duduk-duduk bersanding dengan Masjidil Harom, beribadah di dalamnya, sedang pada saat yang sama kesucian Islam dilecehkan, darah kaum muslimin ditumpahkan, para wali Nya diperangi dan dipenjara, kehormatan mereka diinjak-injak dan dihinakan serta Diin (agama) Alloh dicabut sampai akar-akarnya! beliau berpendapat,  “…. itu adalah bermain-main dengan Diin (Agama) Alloh …. “.
Ya Akhi…..jangan antum merasa cukup karena pernah berjihad di Afghonistan, Moro, Ambon, Poso dan tempat lainnya, jangan antum merasa cukup karena sudah bergelar alumni, kemudian sekarang antum diam dan mundur ke belakang. Ketahuilah, kewajiban Jihad ini terbebani sampai kita mati, berdosa kita meninggalkannya, selama masih ada kesyirikan dan kekafiran maka wajib bagi kita untuk berjihad sampai diin ini semata-mata untuk Allah.
Artinya : “Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah.” (QS, Al Anfal; 39).
Al Qurthubi menyebutkan dalam tafsirnya 2/253, dari Ibnu Abbas dan As Suddi  bahwa yang dimaksud dengan fitnah dalam ayat ini adalah kemusyrikan dan kekafiran. ( disebutkan pula dalam Misbahul Munir, Mukhtashor Tafsir Ibnu Katsir).
Kepada para ikhwan mujahidin Hafidzokumullah, yang sudah bebas dari penjara thoghut………….
Bagaimana kabar antum sekalian wahai para ikhwah mujahidin yang sudah keluar dari penjara thoghut? Semoga antum semua dalam kebaikan dan keistiqomahan. Sebagaimana firman Allah:
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang Telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. Fushshilat: 31).
Dalam menerangkan ayat ini Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata tentang istiqomah:
اِسْتَقَامُوا عَلىَ مَحَبَّةِ اللهِ وَعَلَى عِبَادَتِهِ وَلاَ يَلْتَفِتُوا مِنْهُ يَمِيْنَةً وَلاَ يَسْرَةً
Teguh (tegar) diatas kecintaan kepada Allah dan diatas ibadah kepada-Nya, dan tidak menoleh (berpaling) ke kanan dan ke kiri”.
Itulah hakikat Istiqomah yang benar. Semoga kita semua tetap istiqomah di jalan fie sabilillah ini walau pun kita sudah dipenjara dan mengalami berbagai macam siksaan dari thoghut. Penjara bukanlah pengakhir dari ibadah kita fie sabillah, akan tetapi penjara adalah titik tolak awal untuk melangkah lagi dalam perjalanan fie sabilillah demi menggapai salah satu dari dua kebaikan “Kemenangan atau Kesyahidan”. Karena dengan inilah Allah akan mengetahui orang-orang yang benar dan dusta imannya. Sebagaimana firman Allah:


Artinya : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami Telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan Sesungguhnya kami Telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (QS. Al Angkabut: 2-3)
Dan Allah berfirman:
Artinya : “Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kalian dan belum nyata orang-orang yang sabar”. (QS. Ali Imron: 142).
Dan Allah berfirman :
Artinya : “ Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Kapankah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat.” (QS. Al Baqoroh; 214).
Maka jika kita berhenti dari jalan fii Sabilillah ini setelah keluar dari penjara, maka ini sama saja kita telah berhenti untuk berjalan menuju Jannah. Bukankah begitu akhi?
Ikhwah fillah yang ana cintai …
Kita pernah sama-sama merasakan pahitnya hidup dibawah cengkraman thoghut, kita telah sama-sama merasakan sakitnya disiksa oleh thoghut, dan kita telah sama-sama mengalami suasana tegang saat diinterogasi thoghut, kita pernah sama-sama mengalami pengapnya dan sempitnya hidup di dalam sel terali besi thoghut. Bahkan sampai sekarangpun masih banyak ikhwan-ikhwan kita yang masih di uji dengan penjara ini. Kita telah sama-sama merasakan perasaan tertekan, takut dan bahkan hampir-hampir murtad dari Dien ini lantaran menghadapi ujian ini. Memang … ana pun merasakan ujian ini cukuplah berat dan sakit. Yang terkadang menjadikan hati kita lemah dan loyo. Belum lagi dengan keluarga yang kita tinggalkan, semakin besar ujian ini. Setelah keluar dari penjarapun kita dapati ujian lainnya; masalah ekonomi, dijauhi ikhwan-ikhwan yang lain, dianggap sudah kotor dan tidak bisa dipercaya lagi serta ujian-ujian lainnya. Tapi akhi, haruskah kita berhenti dari jalan ini??! Dan riil memang ada diantara para ikhwan setelah keluar dari penjara lalu jadi antho (anshor thoghut) dan Bani Abas (anak buah Nasir Abas). Haruskah seperti mereka akhi??! Haruskah kita berhenti dari jalan Jihad fii Sabiilillah?? Tidak akhi, istiqomahlah! Telah panjang perjalanan yang kita sudah lalui, telah banyak amal yang telah kita kerjakan. Masih ingatkah antum ketika kita amaliyah bersama di front jihad Ambon, di Poso dan tempat lainnya? Masih ingatkah antum ketika kita terombang-ambing dilautan dan kelelahan melintasi pegunungan dalam rangka menyongsong kematian? Masih ingatkah antum ketika kita bersama mengatur strategi untuk menghancurkan markas obet dan sundalaw? Jujur akhi, ana menangis ketika menulis ini teringat memori masa lalu kita dibumi Jihad. Telah panjang perjalanan yang kita sudah tempuh, begitu indah cerita Jihad kita ini. Istiqomahlah akhi! Jangan sampai kita berhenti dari jalan ini dan kembali ke belakang, jangan sampai amal kita habis terhapus karena faktor materi duniawi, jangan sampai aqidah kita tergadaikan, jangan sampai tauhid kita rusak akhi!
Artinya : Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu berbuat syirk (rusak tauhidnya-pen), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi.” ( QS. Az Zummar; 65).
Di Cipinang dulu, dalam kajian via hp, Ust.Mukhlash pernah menasehati dengan menyitir kesimpulan yang diambil dari nasehat Syeikh Al Maqdisi hafidzohullah: “Orang yang dipenjara itu akan terbentuk menjadi tiga kelompok:
Pertama: Orang yang tetap istiqomah dan semakin kuat imannya dengan ujian ini. Dan ia akan melanjutkan jihad fie sabilillah setelah ia bebas nanti
Kedua: Orang yang futur (loyo/patah semangat) untuk berjihad kembali. Karena takut ujian ini menimpanya kembali
Ketiga: Orang yang murtad karena menjadi Anshorut Thoghut (Antek-antek Thoghut) dan berbalik memusuhi jihad dan mujahidin.
Wallahu a’lam bish showab kita termasuk dalam kelompok yang mana? Yang mengetahui jawabannya adalah kita sendiri setelah Allah. Bukankah begitu akhi? Semoga kita semua termasuk dalam golongan yang pertama. Amin Ya Robbal’alamin.
Ikhwan Fillah Rohimakumullah……
Abu Bakar Ash Shiddiq pernah menasehati :
اُطْلُبُوا الْمَوْتَ تُوْهَبْ لَكَ الْحَيَاةُ
“Carilah kematian! niscaya akan engkau dapatkan kehidupan”.
Kematian adalah sesuatu yang pasti datangnya, kita tidak tahu kapan kematian datang menghampiri kita, setiap saat maut mengintai. Oleh karena itu persiapkanlah bekal, jangan sampai ketika kematian datang kita dalam keadaan bermaksiat kepada Allah, Na’udzu Billah min dzalika. Bukan kematian yang kita takuti, tetapi kita takut mati dalam keadaan ingkar kepada Allah dan Rosul Nya, dalam keadaan rusak aqidahnya dan meninggalkan Jihad fii Sabiililah serta menggembosi Jihad dan mujahidiin. Kalau seperti ini adalah mati su’ul khotimah, hati-hati akhi jangan sampai kita termasuk di dalamnya. Kita berharap mati dengan Husnul khotimah, mati sebagai syahid sehingga insya Allah kita bisa meraih apa yang telah Allah dan Rosul Nya janjikan. Allah  berfirman :
Artinya : “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman”. (QS. Ali Imron : 169-1

Al-Tawbah :: Terjemah Pesan Audio Amirul Mukminin Abu Umar Al Baghdadi (Sebelum Beliau Menemui Kesyahidannya ‘Insya Allah’): Para Agen Pendusta

بسم الله الرحمن الرحيم
Forum Jihad Al-Tawbah
menghadirkan
:: Terjemahan Bahasa Indonesia ::
Pesan Audio Amirul Mukminin
As Syahid Insya Allah
Abu Umar Al-Qurasyi Al-Baghdadi
Rahimahullah
Berjudul
[[:: Para Agen Pendusta ::]]
Bersumber dari
Nukhbah Media Jihad
dan
Media Produksi Al Furqan
Mei 2009
Segala puji hanya bagi Allah, kita memuji dan meminta pertolongan kepada-Nya. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang menyesatkannya, dan barangsiapa disesatkan oleh Allah maka tidak ada yang bisa memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada Illah kecuali selain Allah semata yang tidak membutuhkan sekutu, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
Amma Ba’du
Allah Ta’ala berfirman :
“Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang melampaui batas lagi pendusta”.
Dan Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda seperti termaktub dalam Shahih Al Bukhari :
“Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan itu mengantarkan ke jannah. Dan ada seseorang yang jujur hingga dia tercatat sebagai shiddiqin. Dan sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan, dan kejahatan itu menyeret ke neraka. Dan ada seseorang yang berdusta hingga dicatat sebagai seorang pendusta”.
Dan diriwayatkan juga oleh Abu Hurairah –semoga Allah meridhoinya- Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Tanda orang munafik itu ada tiga : Jika berkata berdusta, jika berjanji mengingkari, dan jika diberi amanah ia berkhianat”.
Sungguh masyarakat terkejut dengan kedustaan pemerintah rezim Ba’ts di daerah Zona Hijau (Green Zone) dimana mereka mengaku telah menangkap seorang hamba yang fakir di Baghdad, aku menyangka bahwa apa yang telah mereka kerjakan itu hanya sebagai usaha untuk menutup-menutupi dahsyatnya serangan mujahidin. Akan tetapi masyarakat mulai bertanya-tanya tentang hal itu dan bahkan mempercayai kedustaan mereka tersebut, hingga mereka menampilkan sebuah gambar seorang lelaki yang telah mereka siksa yang tidak kami ketahui dari mana mereka mendatangkannya dan juga siapakah lelaki ini. Sesungguhnya penjara-penjara mereka penuh dengan hamba-hamba Allah yang terdzalimi dari kalangan Ahlus Sunnah, mereka mengaku bahwa yang ada di gambar tersebut adalah Abu Umar Al Baghdadi.
Ada kesamaan antara yang diperbuat para pendusta tersebut dengan apa yang telah dilakukan oleh penyembah berhala orang-orang kafir Quraisy. Ketika Penguasa Romawi Herkel berkata Abu Sufyan, ia berkata : “Dekatkanlah sahabatnya, sampai punggung-punggung mereka bersentuhan”, kemudian ia berkata kepada penerjemahnya, “Katakan kepada mereka bahwa aku bertanya tentang lelaki ini (Muhammad), jika ia berdusta maka mereka juga mendustakannya”. Maka berkatalah Abu Sufyan dalam sebuah riwayat : “Demi Allah, kalaupun aku berdusta maka itu tidaklah bermanfaat bagiku. Aku adalah salah seorang pemuka yang pantang untuk berdusta, dan aku mengetahui bahwa hal itu adalah mudah untuk melakukannya. Jika aku mendustainya maka mereka akan menjaga dariku. Kemudian mereka akan memperbincangkannya, maka aku tidak membohonginya”. Kedustaan hanya akan membawa perasaan malu dan kecelakaan.
Adapun mereka (para antek-antek musuh) hari ini, harga diri mereka adalah harga diri seorang budak. Berada dalam kebingungan diri mereka sendiri dan dalam pandangan manusia mereka lebih hina dari seekor lalat. Mereka tidak malu untuk melakukan kejahatan, karena sesungguhnya dusta adalah salah satu dari berbagai macam kejahatan. Bahkan dusta itu adalah pangkal dari segala kejahatan sebagaimana yang disabdakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam : “Dan sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan”.
Kedustaan adalah wahyu dari setan yang lemah, maka tidak akan berpengaruh sedikitpun apabila hal itu ditujukan kepada perbuatan dan perkataan mujahidin. Kedustaan adalah sesuatu yang dihembuskan oleh para setan sebaaimana firman Allah : “Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan-setan itu turun?. Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa. Mereka menghadapkan pendengaran (kepada setan) itu,dan kebayakan mereka adalah orang-orang pendusta”. (QS. Asy Syu’ara’ : 221-223).
Tidak ada keraguan lagi bahwa mereka adalah para pengikut Rafidhah yang menyembah dan mendekatkan diri kepada Iblis mereka dengan suatu kedustaan. Mereka, sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah –semoga Allah merahmatinya- musuh bebuyutan mereka : “Tidaklah pada setiap kelompok atau golongan Ahlul Kiblat banyak berdusta dan tidak membenarkan kedustaan mereka atau mendustakan kebenaran dari mereka. Apalagi perbuatan nifak yang ada pada mereka itu lebih tampak dari semua manusia”. Tidak ada bedanya antara pengikut Ahlus Sunnah pada umumnya ataupun pada keturunan mereka dari kalangan mujahidin pada khususnya, mereka mendekatkan diri kepada Allah dengan sikap jujur, mereka mempercayai Allah sehingga manusia pun mempercayai mereka.
Az Zuhry –semoga Allah merahmatinya- berkata : “Demi Allah, seandainya ada penyeru dari langit yang menyeru bahwa Allah menghalalkan kedustaan maka aku sekali-kali tidak akan berdusta”.
Mereka itulah Ahlus Sunnah, dan bahkan merekalah ulama’ Ahlus Sunnah bukan ulama’ taqiyyah (menyembunyikan kebenaran) dan kejahatan.
Ringkasnya, kejujuran adalah pokok dari segala kebaikan dengan berbagai macamnya. Ia adalah ciri dari Ahlus Sunnah. Dan kedustaan adalah pangkal dari segala kejahatan dengan berbagai jenisnya, ia adalah syiar para penyembah Az Zahra dan Husain. Tidak diragukan lagi bahwa kedustaan yang paling besar dengan berbagai tingkatnya adalah saling berkaitan antara satu dengan yang lain sesuai tingkat kerusakan yang bersumber darinya.
Dari Abu Hurairah –semoga Allah meridhoinya- ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda sebagaimana termaktub dalam Shahih Muslim : “Tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari Kiamat dan tidak disucikan serta tidak dilihat Allah dan bagi mereka adzab yang pedih adalah orang tua yang berzina, penguasa yang berdusta, dan orang miskin yang sombong”. Dan diriwayat yang lain : “Tiga orang yang dimurkai Allah yaitu penguasa yang berdusta, orang miskin yang sombong, dan orang kaya yang pelit”.
Maka sungguh mengherankan wahai Ahlus Sunnah :
Bagaimana kalian rela untuk berhukum kepada orang yang menjadikan kedustaan sebagai dien (agama) sedangkan ia tidak merasa takut ketika berdusta walaupun dalam permasalahan yang sepele bahkan ia cenderung tergesa-gesa dalam menyampaikannya!?
Maka bagaimana ia akan menepati janji-janjinya kepada kalian sedangkan mereka berkeyakinan bahwa Ahlus Sunnah adalah duri bagi orang-orang kafir, darah dan harta mereka adalah halal !?
Inilah dia daerah yang mereka klaim akan mereka bebaskan dari tangan-tangan mujahidin, apa yang telah mereka berikan dan persembahkan kepada penduduknya dari rasa aman? Kecuali merampas harta para pedagang dan menodai kehormatan dan kesuciannya, sama saja apakah mereka melakukannya sendiri atau melalui antek-antek mereka dari kalangan murtaddin.
Wahai Ahlus Sunnah :
Kaum Rafidhah adalah musuh kalian, sejarah kemunculan mereka penuh dengan pengkhianatan kepada kalian dan selalu berbuat keributan terhadap kalian. Janganlah kalian mempercayai mereka, dan waspadalah dengan penipuan mereka kepada kalian. Perkataan mereka yang semanis madu itu pada hakikatnya adalah makar yang menakutkan lagi menyeramkan.
Kepada Tentara Daulah Islam :
Semoga Allah mencerahkan wajah kalian sebagaimana kalian telah mencerahkan wajah-wajah Ahlus Sunnah, sungguh demi Allah berbagai cobaan telah menimpa akan tetapi kalian adalah sebaik-baik perbendaharaan bumi yang tetap gemilang, tetap murni dan tetap teguh.
Dan berbahagialah wahai tentara Allah, sesungguhnya aku menilai bahwa ketika kalian tertimpa ujian kalian tetap bersabar, tetap teguh dan kokoh. Kalian tetap berjuang dan tetap percaya diri dengan apa yang telah menimpa. Kalian tetap menampakkan permusuhan kepada lawan. Maka berbahagialah dengan pahala yang akan kalian terima di akhirat dan kemenangan ketika di dunia. Sesungguhnya waktu yang terus berjalan ini lebih cepat dari apa yang telah kami perkirakan, biarkanlah musuh berpura-pura dengan segala cara yang mereka miliki pada masa yang telah kalian rencanakan ini, strategi “Hashodul Khoir” (menuai kebaikan). Dimana kerugian telah menimpa mereka pada tahun ini. Hal ini disebabkan bukanlah karena suatu kebetulan, dimana jumlah korban dari pihak Amerika lebih banyak sehingga mereka tidak lagi mengucapkan perkataan “korban yang terbunuh dalam sebuah kejadian bukanlah dari pihakku” !. Belum lagi ditambah dengan jumlah korban di pihak murtaddin, sehingga harga yang harus dibayar oleh Negara Persi Majusi tersebut untuk menanggulangi hal itu menjadi berlipat-lipat. Dan hal ini belum pernah terjadi kecuali sejak pendudukan Baghdad di tangan kekuasaan Salib Majusi, segala puji bagi Allah di awal dan di akhir.
Hari-hari telah ditentukan dan kalian akan menjumpai kemenangan melalui perantaraan tangan kalian dan kalian akan melihatnya dengan mata kepala kalian sebagaimana yang telah kalian saksikan sebelumnya, akan tetapi ini lebih gemilang, murni dan kokoh, serta hal itu tidak akan terjadi kecuali dengan :
Pertama : Sebaik-baik tawakkal kepada Allah, yakin dengan janji-Nya, bersikap jujur kepada-Nya, dan mengembalikan setiap permasalahan kepada-Nya.
Kedua : Konsisten dalam beramal sesuai dengan kemampuan dan sejalan dengan strategi “Hashodul Khoir” tanpa ada unsur peremehan dari segala segi, dan ketahuilah bahwa Allah telah menyeru kalian dan tidak meninggalkan bagi kalian suatu udzur. Allah Ta’ala berfirman : “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan atau pun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”. (QS. At Taubah: 41).
Maka tidak ada keberhasilan, ampunan, dan kemenangan bagi kalian kecuali jika kalian memenuhi seruan Rabb kalian yang telah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari adzab yang pedih?. (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik baik kamu jika kamu mengetahuinya”. (QS. Ash Shaf : 10-11).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Barangsiapa yang mati dan belum pernah berperang atau terbetik dalam hatinya untuk berperang maka ia mati dalam salah satu cabang kemunafikan”. Dan diriwayatkan oleh Abu Dawud –semoga Allah merahmatinya- : “Barangsiapa yang belum pernah berperang, atau belum pernah menyiapkan bekal seorang mujahid atau menjaga keluarga seorang mujahid dengan baik maka Allah akan menimpakan kepadanya goncangan sebelum hari Kiamat”.
Maka kalian wahai para hamba Allah, berada pada perniagaan yang menguntungkan dan tidak ada kerugian di dalamnya. Sang Penjamin adalah Allah, cukuplah bagimu dengan sabda Nabi kita sebagai kabar gembira, sebagaimana yang disabdakan beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam : “Allah menjamin memberi pahala bagi orang yang keluar dijalan-Nya, dimana ia tidak keluar kecuali karena keimanan kepada-Ku dan membenarkan Rasul-Ku maka Aku akan mengembalikannya dengan pahala, ghonimah atau Aku memasukkannya ke jannah. Kalaulah tidak memberatkan ummatku maka aku akan terus mengirim sariyyah (satuan operasi militer). Dan aku berangan-angan untuk terbunuh di jalan Allah kemudian hidup kembali kemudian terbunuh kemudian hidup kembali kemudian terbunuh”.
Dan ketahuilah wahai Waliyullah, wahai orang yang telah menambat jiwanya di jalan Allah… Sesungguhnya ketakutanmu, makanmu, minummu, tertawamu, gurauanmu, keringatmu, dan jejak sepatumu maka bagimu itu semua adalah bernilai pahala. Kalaupun tidak, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda tentang perihal kuda yang tertambat di jalan Allah : “Adapun itu semua adalah bernilai pahala bagi pemiliknya. Maka seseorang yang menambatnya di jalan Allah dan mempersiapkannya untuk tujuan fi sabilillah maka tidaklah sesuatu yang hilang dari perutnya di tulis di sisi Allah sebagai pahala bagi pemiliknya walaupun digembalakan di tanah lapang yang tidak makan sesuatupun kecuali Allah tetapkan sebagai pahala bagi pemiliknya. Walaupun diberi minum dari sungai maka bagi pemiliknya pahala disetiap sesuatu yang hilang dari perutnya. Sampai-sampai Allah menetapkan pahala pada kencingnya dan kotorannya serta disetiap langkahnya ditetapkan baginya pahala”.
Ini baru tentang kuda yang ditambatkan seorang muslim di jalan Allah, lalu bagaimana jika seorang muslim menambatkan dirinya bahkan harta dan keluarganya di jalan Allah? Dapatkah kalian membayangkan bagaimana pahalanya?
Maka Murnikanlah Keikhlasan Wahai Tentara Allah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya amal itu tergantung niat, dan kedudukan seseorang itu berdasarkan niatnya”. Dan sabdanya juga : “Demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, tidaklah seseorang terluka di jalan Allah –dan Allah Maha Mengetahui siapa saja yang terluka di jalanNya- kecuali ia akan datang pada hari Kiamat sedang lukanya mengucur, warnanya warna darah dan aromanya aroma misk”. Dan sabdanya juga : “Terbunuh di jalan Allah itu lebih aku sukai daripada menjadi penduduk kota dan desa”.
Hendaklah perasaan di antara kalian tetap terjaga dan tidak hilang dari pikiran kalian selama-lamanya, jika kalian tidak sependapat apabila berselisih.
Allah berfirman : “Berlemah lembut kepada orang-orang mukmin dan bersikap keras terhadap orang-orang kafir”. (QS. Al Maidah: 54).
Akhirnya, aku mewasiatkan kepada kalian dengan wasiat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika ada seseorang laki-laki berkata kepada beliau : “Berilah aku wasiat”. Maka beliau pun berkata :
“Aku mewasiatkan kepadamu agar bertaqwa kepada Allah, karena ia adalah pokok segala urusan, dan hendaklah kalian berjihad karena ia adalah kependetaan dalam Islam, dan hendaklah kalian memperbanyak dzikir dan membaca Al Qur’an karena hal itu adalah kegembiraanmu di langit dan sebagai ingatanmu di bumi”.
Ya Allah, Dzat yang menurunkan Al Kitab, menjalankan awan dan menghancurkan pasukan Ahzab. Hancurkanlah mereka dan tolonglah kami atas mereka.
{Dan Allah Maha Menang atas segala urusan-Nya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya}
Saudara kalian
Abu Umar Al-Qurasyi Al-Baghdadi