Wasiat Terbaru Ustadz Abu Bakar Ba'asyir untuk Para Mujahid

16.6.10

50 Tentara Pakistan Hilang Setelah Serangan Taliban di Mahmond

Peshawar (Voa-Islam.com) - Lebih dari 50 prajurit Pakistan hilang setelah serangan pejuang Taliban terhadap sebuah pos pemeriksaan di kawasan suku baratlaut dekat perbatasan dengan Afghanistan, kata beberapa pejabat, Rabu.

Pejuang Taliban menyerang pos Gwar Pari di daerah suku Mohmand pada Minggu dan mengklaim tujuh prajurit paramiliter tewas, kata seorang pejabat keamanan.

"Pos yang terletak sangat dekat dengan perbatasan itu dijaga oleh 65 prajurit dan sejauh ini 11 orang telah melakukan kontak dengan kami," kata pejabat itu, dengan menambahkan bahwa "yang lain masih belum diketahui nasibnya."

Seorang juru bicara Taliban mengatakan, Minggu, pihaknya membunuh tujuh prajurit dan menangkap lusinan lainnya.

Namun, pejabat Pakitan itu menolak mengkonfirmasi klaim Taliban itu dengan mengatakan, "Kami belum melihat mayat mereka."

Pemerintah Afghanistan mengatakan bahwa 10 prajurit Pakistan, seorang diantaranya terluka, telah memasuki provinsi Kunar dalam beberapa hari ini.

"Kami menyerahkan mereka ke konsulat Pakistan di Jalalabad," kata komandan polisi perbatasan Afghanistan, Mohammad Afzal.

"Sangat mungkin bahwa beberapa prajurit telah menyeberang ke Afghanistan karena pos itu terletak di perbatasan," kata seorang pejabat keamanan senior.

Seorang pejabat pemerintah daerah mengatakan, sekitar 54 prajurit diyakini hilang.
"Dari 65 prajurit yang menjaga pos itu, 11 telah kembali dan 54 masih hilang," kata pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya itu kepada AFP.
..Seorang juru bicara Taliban mengatakan, Minggu, pihaknya membunuh tujuh prajurit dan menangkap lusinan lainnya..
Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan pejuang Taliban dan Al-Qaeda memasuki wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar pejuang Taliban telah mundur ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.

Beberapa analis juga telah memperingatkan bahwa Taliban dan sekutu mereka akan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan di Bajaur dan kawasan suku lain lagi untuk mengalihkan fokus perhatian dari Waziristan Selatan.

Pasukan keamanan melakukan operasi besar-besaran terhadap pejuang Muslim di Mohmand dan Bajaur pada Agustus 2008. Pada Februari 2009, militer menyatakan bahwa Bajaur bersih setelah pertempuran sengit berbulan-bulan, namun kerusuhan terus berlangsung.

Menurut klaim militer Pakistan, lebih dari 1.500 pejuang Muslim tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus 2008, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.

Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Aiman Al-Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok pejuang Muslim sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan. (antara)

Ancaman Terbaru Syaikh Usamah Bin Laden Kepada Amerika

Dubai (Voa-ISlam.com) - Pemimpin Al-Qaeda syaikh Usamah Bin Laden konon kembali mengeluarkan ancaman teror baru kepada Amerika Serikat dalam sebuah pesan audio yang diposting ke situs jihad. Jika Amerika Serikat melaksanakan eksekusi terhadap Khalid Sheikh Muhammad yang diduga menjadi otak dari serangan 11 September dan juga militan lainnya yang diadili di Amerika Serikat, Al-Qaeda akan membunuh warga negara Amerika yang telah disandera, pesan tersebut menyatakan.

"Hari dimana Amerika mengambil keputusan tersebut, itu akan  membuat keputusan bagi kami untuk mengeksekusi siapa pun yang ditangkap oleh kita," kata pesan singkat 90-detik, yang belum dikonfirmasi.

Pesan tersebut menuduh presiden AS Barack Obama meningkatkan kebijakan hawkish dari pendahulunya yang konsevatif George W. Bush, mendukung Israel memerangi rakyat Palestina, dan "menindas" bangsa Arab yang lebih luas dan juga dunia Muslim.

"Teman Anda di Gedung Putih terus berperilaku buruk pada banyak pertanyaan penting," pesan tersebut menyatakan dalam sebuah alamat yang jelas kepada rakyat Amerika.
..AS akan terkena lagi serangan seperti yang terjadi pada tanggal 11 September. Keadilan meminta mata untuk diganti mata, gigi ganti gigi, dan ini membuat perang tak terelakkan..
"Dia telah meningkatkan operasi militer di Afghanistan dan terus menahan saudara-saudara kami di penjara-penjara mereka seperti pahlawan kami Khalid Syaikh Muhammad."

"Jika AS mengeksekusi dia, kami akan membunuh tawanan Amerika kami," kata pesan tersebut, dalam referensi yang jelas untuk seorang prajurit Amerika diculik di Aghanistan tahun lalu.

Pejuang Taliban bulan Juni tahun lalu menagkap tentara Amerika Bower Berghdahl di Afghanistan. Militan telah merilis beberapa video dari tentara tersebut yang memohon kepada keluarganya dan masyarakat Amerika untuk mendesak pemerintah untuk menarik pasukannya dari negara-yang didera perang itu.

Pesan itu diakhiri dengan sebuah ancaman untuk menyerang kembali Amerika Serikat seperti skala serangan Al-Qaeda terhadap kota-kota Amerika pada 11 September 2001 di mana 3.000 orang tewas.

"AS akan terkena lagi serangan seperti yang terjadi pada tanggal 11 September. Keadilan meminta mata untuk diganti mata, gigi ganti gigi, dan ini membuat perang tak terelakkan," pesan tersebut menyimpulkan. (aa/AKI)