Wasiat Terbaru Ustadz Abu Bakar Ba'asyir untuk Para Mujahid

20.2.10

Fiqh Mujahid

Sudah menjadi maklum bahwa setiap orang muslim segala amalan dalam kehidupannya mesti dilandaskan pada petunjuk Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam baik dari al-Qur'an al-Karim maupun as-Sunnah al-Muthahharah. Demikian halnya dengan seorang mujahid, tentunya ia harus lebih memperhatikan setiap amalan yang dilakukannya agar senantiasa mengikuti petunjuk tersebut.

Pada pembahasan kali ini secara berurutan akan diketengahkan pembahasan fikih yang lebih aplikatif (mengena) pada persoalan amalan seorang mujahid dan kehidupan jihadnya. Dan pembahasan ini dinukilkan dari buku "Adz-Dzakhiirah aw Maa Laa Yasa'ul Mujaahidu Jahluhu" , yaitu sebuah buku yang berisi rangkaian pembahasan tentang hukum fikih yang disusun oleh Abdullah bin Muhammad Al-Manshuur.

Mukadimah

Segala puji bagi Allah ta'ala yang Maha Esa, shalawat dan salam semoga tercurah selalu kepada Nabi yang tiada nabi setelahnya, kepada keluarga dan para shahabatnya. Wa ba'd...

Saudaraku mujahid..... Yang berada dalam genggamanmu saat ini, dalam pantauan penglihatanmu saat ini adalah lembaran-lembaran yang aku himpun dengan cepat dan aku tulis pula dengan cepat -semuanya serba cepat- dan ini adalah udzurku bila terdapat kesalahan di dalamnya.

Saudaraku mujahid ..... untukmu aku menuliskannya agar kamu menjadikannya sebagai bashiirah (panduan) dalam berbagai hukum Islam. Dan aku telah meringkasnya sebagai satu kumpulan hukum yang tidak alasan bagimu untuk tidak mengetahuinya.

Saudaraku mujahid ..... Ketika aku menuliskannya untukmu tak pernah lepas dalam benakku -waktumu yang sangat berharga- dan tidak ada kesempatan bagimu untuk berlama-lama menelaah tentang hukum jihad. Karenanya kamu akan mandapatkan pembahasan yang sangat singkat yang aku sajikan sebagai intisari barbagai permasalahan dan yang paling rajih.

Saudaraku mujahid ..... dari semua rangkaian mukadimah ini hanya tiga yang aku minta kepadamu:

* Ingatlah selalu bahwa pintu keluar berbagai persoalan adalah keikhlasan. Yakinilah bahwa selagi kamu belum mampu menundukkan dirimu mustahil kamu akam mampu menundukkan musuhmu.
* Janganlah kamu lupakan orang yang telah menghimpun dan menulis lembaran-lembaran ini dan siapa saja yang telah berusaha untuk menyebarkannya dalam ketulusan do'amu. Dan juga hadiah pahalamu dari lesatan-lesatan pelurumu yang menusuk leher-leher musuh-musuh Allah
* Terakhir..... semoga dengan simpanan berharga ini aku dapat memenuhi magazin senjatamu, menarik picu akalmu dan menembakkan putusan-putusanmu. Semoga Allah Y melindungi dan menjagamu dalam dunia dan akhiratmu.

Teman dalam perjalananmu
Abdullah bin Muhammad al-Manshu

boom

Kalau Bukan Tauhid Apa Lagi ?

Sebuah buku yang menjelaskan esensi tauhid telah terbit, karya Ustadz Abu Sulaiman Aman Abdurrahman. Buku bertajuk Kalau Bukan Tauhid, Apa Lagi? Diterbitkan oleh Ats Tsughuur media, beralamat di Depok. Buku yang terdiri dari Buku I dan Buku II ini sebagian besar berisi ceramah Ustadz Aman ketika berada di penjara. Hal ini sebagaimana yang beliau sampaikan :



Ini adalah materi-materi dari materi tauhid yang merupakan panduan mudah untuk memahami hakikat makna Laa ilaa ha illallah dan konsekuensinya. Sebenarnya ini adalah kumpulan ceramah kajian yang disadur ke dalam tulisan dan tulisan langsung yang saya susun dengan urutan judul yang memudahkan pembaca untuk mencernanya bila dibaca secara berurutan. Oleh sebab itu saya anjurkan agar dibaca sesuai urutan judul yang ada.

Semua materi ini adalah apa yang saya tulis atau yang saya ceramahkan di dalam kajian selama saya berada di penjara thagut negeri ini, kemudian sebagian ikhwan menyadurnya. Semoga bisa membantu pembaca di dalam memahami tauhid. Amien.

Di back cover Buku I disampaikan :

Persoalan hukum dan negara yang mereka anggap bukan bagian dari Tauhid adalah efek dari nafsu syaithan yang berbicara. Walaupun mereka tahu bahwa syirik hukum adalah syirik ibadah. Namun sudah pasti mereka akan mengelak dan balik bertanya, "Ibadah yang mana ?"

Dan diperkuat dengan slogan sekulerisnya, "Agama (hukum Allah) tidak masuk dalam wilayah negara. Agama ada di masjid dan Pesantren saja. Tidak lebih dari itu."

Jika mereka berkata demikian seharusnya nama Islam yang mereka labeli pada dirinya ditanggalkan saja, demi kemuliaan Islam. Jika pun mereka tetap bersikeras bahwa dirinya Islamiyyun maka harusnya menjawab pertanyaan itu dengan pertanyaan lagi, "Masalah hukum dan negara kalau bukan Tauhid, apa lagi ? Islam macam apa saya jika ibadah yang akan saya lakukan saja saya tidak tahu ? Mungkinkah saya beriman jika tidak kafir kepada thaghut ? Sahkah shalat, haji, shaum dan zakat saya jika jantung Tauhid seperti ini saya langgar ? Atau, mungkinkah syurga akan saya dapati di atas penolakan Tauhid (hukum Allah) seperti ini ?

Milikilah buku ini sebagai bentuk usaha kita untuk membuka diri dari jeratan kejumudan dan bebas dari taqlid buta terhadap mereka yang cacat Tauhidnya.

Setelah membaca buku ini saatnya saudara berkata, "Good Bye ustadz, Syekh, dan mereka yang mengajak saudara ta'at kepada Fir'aun. Dan saatnya juga saudara menegakkan Tauhid dengan dua rukun, yaitu : Kafir kepada Thaghut dan Iman kepada Allah (QS. 2 : 256)

Dalam Buku II, dibagian akhir back cover disampaikan :

Kupasan Tauhid dan paparan dalil yang ada dalam kitab ini sungguh jelas dan luas. Seterang matahari dan sejelas siang bolong. Persoalan yang tidak dikupas dan dianggap bukan persoalan penting bahkan hal-hal yang tabu, sehingga dalam kitab Tauhid pada umumnya menteledorinya dan menelantarkannya maka kitab ini hadir apa adanya. Tanpa sedikitpun disortir oleh penerbit, untuk menjaga dan menghormati naskah ilmiyyah sang penulis.

Jadi, kalau bukan tauhid, apa lagi ? Selamat Membaca!

Dapatkan Buku Tersebut di Islamic City Bookstores

Buku I

Harga Resmi : 30.000,-
Harga di Islamic City : 25. 500,-

Buku II

Harga Resmi : 35.000,-
Harga di Islamic City : 26.000,-

Kontak Segera Islamic City Bookstores : 021-7490690, 021-99966357, 021-99814748

Pembelian bisa transfer ke Rekening Islamic City, Bank Muamalat, a.n Zirzis, No Rek : 9231291777

usman: Sebuah Pesawat Kecil Tabrak Kantor FBI dan CIA

usman: Sebuah Pesawat Kecil Tabrak Kantor FBI dan CIA

mujahideen

Pendapat Syaikh Al Maqdisy Tentang Sayyid Quthub

Berkaitan dengan asy-syaikh al-mujahid dan al-kaatib al-fadhil ustadz kami yang besar, Sayyid Quthb rahimahullah, sesungguhnya termasuk keajaiban zaman ini yang mana keajaiban-keajaibannya tidak pernah habis adalah orang semacam saya ditanya tentang Sayyid dan berkomentar jarh atau ta’dil tentangnya, padahal dia adalah orang yang meninggalkan dunia ini sembari meninggalkan perhiasannya, perlengkapannya, dan kesenangannya yang mana mayoritas manusia mati-matian untuk mendapatkannya dan betah dengannya…
APA PENDAPAT ANTUM TENTANG APA YANG DITULIS SAYYID QUTHB RAHIMAHULLAH?
Abu Muhammad ‘Ashim al-Maqdisiy
Pertanyaan:
Bismillaahir Rahmaanir Rahiim
Al-hamdu liLlaahi Rabbil ‘Alamiin
Wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa Rasuulillaah
Yang terhormat, asy-syaikh al-fadhil al-mujahid Abu Muhammad al-Maqdisiy
As-salaamu ‘alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
Dan kami memohon kepada Allah agar meneguhkan Antum dan membebaskan para du-at al-mujahidin al-muwahhidin di setiap tempat…
Pertanyaan saya, syaikh kami yang mulia, berkaitan dengan Sayyid Quthb rahimahullah, dan sebenarnya saya telah berupaya untuk mendapatkan pendapat Antum tentang Sayyid Quthb rahimahullah, namun saya tidak mendapatkannya. Dan mungkin juga engkau telah menyebutkan sesuatu tentang hal ini, akan tetapi saya tidak mendapatkan itu. Dan sudah ma’ruf bahwa ad’iyatus-salafiyyah (para pengaku salafi) secara khusus selalu menyerang dengan keras kepada Sayyid Quthb, sedangkan mayoritas serangan mereka adalah batil, ikut-ikutan, klaim, dan mengada-ada, atau menafsirkan tulisannya dengan dasar buruk niat. Dan tidak ragu lagi bahwa Sayyid Quthb rahimahullah adalah manusia yang suka keliru dan benar. Dan banyak dari apa yang beliau tulis dan beliau goreskan sesuai uslub sastra tulisannya terkadang menimbulkan kekeliruan pemahaman sebagian orang terhadapnya atau menafsirkannya dengan yang tidak beliau maksud…
Sedang pertanyaan saya, saya ingin pendapat engkau tentang Sayyid, karena saya percaya kepada Antum, dan semoga Allah membalas Antum dengan kebaikan. Dan saya mengharap dari ikhwah yang mengurusi situs untuk mengirimkan jawabannya ke email saya. Semoga Allah memberkahi mereka.
Jawaban:
Bismillaahi wal-hamdulillaah, wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa Rasuulillaah, wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa man waalaahu..
Akhi al-fadhil.. semoga Allah menjaganya dan menjadikannya bagian dari anshar dien-Nya..
Assalaamu ‘alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu..
Berkaitan dengan asy-syaikh al-mujahid dan al-kaatib al-fadhil ustadz kami yang besar, Sayyid Quthb rahimahullah, sesungguhnya termasuk keajaiban zaman ini yang mana keajaiban-keajaibannya tidak pernah habis adalah orang semacam saya ditanya tentang Sayyid dan berkomentar jarh atau ta’dil tentangnya, padahal dia adalah orang yang meninggalkan dunia ini sembari meninggalkan perhiasannya, perlengkapannya, dan kesenangannya yang mana mayoritas manusia mati-matian untuk mendapatkannya dan betah dengannya, dan para thaghut memberikannya kepada ahlinya yang tunduk lagi patuh kepada mereka, sedangkan beliau rahimahullah enggan menggores dengan ujung jarinya yang dengannya beliau menulis Zhilaalul Quran dan tauhid; kalimat yang bisa menyelamatkan lehernya dari kematian, yang dengannya beliau mengaburkan al-haqq dengan al-bathil atau dengannya beliau mengakui hukum thaghut; di waktu yang mana banyak dari manusia zaman kita sekarang mencoreng wajah dan lembaran-lembaran mereka —dan di antara mereka, banyak dari kalangan yang suka mencela dan menghujat beliau— dengan suatu yang lebih hina dari kalimat yang ditolak oleh beliau rahimahullah, dan mereka menjinakan dien mereka siang-malam untuk para thaghut dan menjualnya dengan harga murah tanpa dipaksa atau diancam hukuman mati dan pancung, bahkan mereka bersegera dalam hal itu seolah berlomba-lomba menuju berhala, atau mereka menyembelih tauhid di pintu-pintu para thaghut dan menyerahkan diennya kepada mereka sebagai korban dan domba terbesar untuk kekayaan dunia yang fana.
Dan, demi Allah, seandainya menyatakan al-haqq dan tulus terhadap kitabullah dan sunnah Rasul-Nya adalah bukan fardhu dan termasuk kewajiban, tentulah saya tidak menulis satu kalimat pun tentang Sayyid, karena orang-orang yang semacam dia zaman sekarang sangat sedikit, dan setiap orang yang berjalan di jalan ini maka Sayyid memiliki jasa atasnya, baik dia mau atau tidak, dan baik dia mengakui atau mengingkari. Dan setelah ini tidak merugikan Sayyid pujian orang yang memuji atau celaan orang yang mencela. Bagi beliau dan orang-orang yang semacam beliau tepat padanya ucapan orang yang mengatakan:
Berapa banyak tokoh mulia yang telah dihina
Oleh orang yang tidak sebanding sebuah paku di sandalnya
Laut mengapung bangkai di atasnya
Dan mutiara terpendam di dasarnya
Namun demikian, Sayyid adalah manusia biasa. Bisa benar dan bisa salah. Beliau dalam tulisan-tulisannya memiliki kekeliruan yang ma’ruf, jelas bagi orang yang meneliti tulisan-tulisannya dan bisa memilah perkataan yang lama dari perkataannya yang terbaru bahwa beliau tidak mengoreksi banyak darinya dan beliau mengupayakan pen-tashhih-an dan tahdzib. Dan kewajiban atas orang-orang yang mukhlis lagi dekat dengan beliau, yang terdepannya adalah al-ustadz Muhammad Quthb untuk menyempurnakan itu untuknya dan agar tidak bersikukuh membiarkannya seadanya, sehingga ada celah dan hujjah yang dijadikan oleh setiap yang ditanduk, dipukul, terjatuh, apa yang telah dimakan binatang buas dan penguasa sebagai jalan untuk mencela Sayyid, mem-bid’ah-kannya, atau menisbatkan kepadanya apa yang beliau bara’ darinya, atau beliau pada dasarnya bara’ darinya namun pena al-adib terpeleset terus mengatakan apa yang pemiliknya tidak memaksudkan maknanya yang diduga darinya. Dan di antara contoh hal itu adalah apa yang dinisbatkan kepada beliau berupa al-qaul bi wihdatil wujud, padahal sesungguhnya Sayyid secara pasti dan yakin membedakan dalam setiap apa yang beliau tulis antara Al-Khaliq dengan makhluq, bahkan beliau sangat mengagungkan Al-Khaliq, mentauhidkan-Nya, dan mengkafirkan setiap orang yang mengklaim bagi dirinya atau bagi selain dirinya satu hak khusus dari Khashaaish Uluhiyyah, apalagi (beliau sangat mengkafirkan) orang yang menjadikan wujud ini semuanya adalah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Menyendiri. Dan siapa yang mengklaim selain ini tentang Sayyid, maka sesungguhnya dia tidak mengetahui beliau dan tidak mengetahui kitab-kitabnya. dan apa yang beliau tulis dalam beberapa tempat di Azh-Zhilal berupa ungkapan sastra yang menyelisihi ini adalah wajib dibuang oleh orang-orang yang memiliki ghirah terhadap Sayyid dan orang-orang yang bertanggung jawab terhadap kitab-kitabnya terutama sesungguhnya mereka itu mengetahui dan mengakui bahwa Sayyid tidak memaksudkan hakikat ucapan ini, dan bahwa beliau telah menerangkan hal itu dan menjelaskannya dalam tulisan-tulisannya yang lain sebagaimana dalam (Khashaaish at-Tashawwur al-Islamiy) yang mana ia adalah tergolong tulisan Sayyid rahimahullah yang paling akhir.
Dan bagaimanapun, sungguh manusia telah menulis tentang Sayyid antara ifrath dan tafrith, sebagian orang menzhaliminya dan sebagian yang lain ghuluw padanya, sedangkan kami bukan tergolong ini dan itu bi hamdillaah, namun kami berjalan kepada al-haqq kemana ia pergi, dan tidak meyakini ishmah (ke-ma’shum-an) kepada seorang pun setelah Rasulullah SAW. Kami menjaga bagi Sayyid dan yang semisal baliau dari kalangan ansharuddien hak mereka dan kami tidak mengurangi mereka apa yang telah mereka ketengahkan, kami mencintai pada mereka keteguhannya di atas al-haqq, nushrahnya terhadap dien dan syariatnya, serta bara’ahnya dari para thaghut dan kemusyrikannya. Dan kami tidak mengatakan itu sembarangan atau dari sikap fanatisme dan kejahilan, karena kami tergolong orang yang telah membaca mayoritas tulisan-tulisannya di awal perjalanan, dan tergolong orang yang mengenal beliau —wa liLlaahi al-hamd— dan mengenal manhaj beliau dan sikap-sikapnya dari dekat. Kami telah mendengar tharuhatnya yang indah dengan isnad ‘ali dari orang terdekat beliau, yaitu syaikh as-sayyid Yusuf Ied, beliau adalah salah seorang dari beberapa individu yang tidak melebihi jari-jari satu tangan, yang direkomendasikan oleh Sayyid rahimahullah dalam memahami tharuhatnya dan menguasai tulisan-tulisannya dalam ucapan-ucapan beliau yang beliau tulis sebelum dihukum mati, dan disebarkan dengan judul (Kenapa Mereka Menghukum Mati Saya).
Inilah.. sebagian para masyayikh telah menulis catatan-catatan dan peringatan-peringatan terhadap hal-hal yang mana Sayyid tergelincir penanya di dalamnya. Dan ini keadaan ahlul ‘ilmi, kebenaran dan membelanya lebih mereka cintai dari seluruh manusia. Dan di antara orang yang telah menulis dalam hal itu adalah syaikh Muhammad ibnu Abdillah ad-Duwaisy rahimahullah dalam kitabnya (al-Maurid az-Zallal fii Akhthaa azh-Zhilal) dalam sebagiannya beliau tepat dan dalam sebagian lainnya tidak tepat. Dan saya telah membaca kitabnya di tahun percetakannya yang pertama, dan saat itu saya membuat penilaian dalam sebuah risalah yang saya beri nama (Mizanul I’tidal bi Taqwumi Kitab al-Maurid az-Zallal), saya dukung beliau dalam beberapa hal yang ditulisnya, dan saya anggap beliau keliru pada hal lainnya, serta saya istidrak terhadapnya apa-apa yang beliau lalai, dan satu exemplar darinya saya sampaikan kepada al-ustadz Muhammad Quthb dan yang lain kepada syaikh ad-Duwaisy rahimahullah, beliau memberikan beberapa catatan kaki terhadapnya sebelum beliau meninggal. Dan fotokopi darinya dengan tulisan tangannya masih ada di saya satu buah, mudah-mudahan kami bisa menerbitkannya dalam waktu dekat bersama catatan kakinya, insya Allah.
Ini yang bisa saya utarakan sekarang sebagai jawaban atas pertanyaanmu. Semoga Allah menjadikan kami dan engkau bagian dari orang-orang yang mendengarkan ucapan terus mengikuti yang paling baik.
Wassalaamu ‘alaikum
Saudaramu, Abu Muhammad.

indah

sholeha

palestina