Wasiat Terbaru Ustadz Abu Bakar Ba'asyir untuk Para Mujahid

5.3.10

Mayoritas Manusia Menyesatkan

Dan jika kamu menaati kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Al An’am: 116).

Sebab turunnya ayat
Menurut imam Al Baghawi ayat ini berkenaan dengan orang kafir yang membantah Rasulullah dan orang-orang mukmin berkenaan masalah memakan bangkai. Mereka berkata, “Mengapa kalian memakan (binatang) yang kalian bunuh (sembelih) dan tidak memakan (binatang) yang dibunuh oleh Allah langsung (bangkai)? Maka Allah berfirman: “Dan jika kamu menaati kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah” yaitu jika kamu menaati mereka dengan memakan bangkai, sungguh mereka telah menyesatkan kamu dari jalan Allah. (Imam Al Baghawi, Ma’alim At Tanzil   -Tafsir Al Baghawi-, Juz III, hal 181).
Larangan Menaati Orang Musyrik
Ibnu Jarir Ath Thabari berkata, “Allah memperingatkan Nabi-Nya, Muhammad, dengan berfirman,”Wahai Muhammad, janganlah kamu menaati mereka, orang-orang yang menyekutukan Allah dengan tandingan-tandingan dalam hal yang mereka serukan untuk memakan sembelihan yang dipersembahkan untuk tuhan-tuhan mereka. Dan (jangan pula menaati mereka) dalam menuhankan sesuatu selain Rabb mereka serta ajakkan dari orang-orang yang menyimpang lagi sesat. Seandainya kamu menaati kebanyakan orang di muka bumi, maka mereka akan menyesatkan kamu dari agama Allah dan menentang kebenaran. Kemudian mereka akan menghalangi kamu darinya (agama Allah dan kebenaan).”
Beliau melanjutkan, “Allah berfirman kepada Nabi-Nya, Dan jika kamu menaati kebanyakan orang-orang yang di muka bumi” dari kalangan anak-cucu Adam. Karena kadang-kadang mereka kafir dan sesat, maka Allah berfirman, “Jangan kamu menaati mereka dalam hal yang mereka serukan kepadamu. Jika kamu menaati mereka niscaya kamu pasti akan tersesat sebagaimana sesatnya mereka dan kamu akan seperti mereka. Mereka tidak akan menyeru kamu kepada petunjuk dan bahkan mereka menyelisihinya. (Ibnu Jarir Ath Thabari, Jami’ul Bayan fie Takwilil Qur’an Juz XII/64).
Abdurrahman bin Nashir As Sa’di berkata,”Walaupun (ayat ini) ditujukan kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salam, namun umat (islam) menjadikan beliau sebagai suri tauladan dalam segala hukum yang tidak menjadi kekhususan bagi beliau.” (Tafsir Al Karim Ar Rahman Fie Tafsiri Kalam Al Manan, Juz I hal 270).
Sehingga dapat dipahami, walaupun larangan menaati orang-orang kafir dan musyrik dalam ayat ini ditujukan kepada Nabi, namun larangan ini juga berlaku bagi kaum muslimin secara umum.
Kebanyakan Manusia Menyesatkan
Berkenaan ayat ini Ibnu Katsir berkata, “Allah ta’ala mengabarkan keadaan dari kebanyakan anak Adam (manusia), bahwa sesungguhnya mereka adalah sesat. Ayat ini sebagaimana Allah berfirman:

“Dan Sesungguhnya telah sesat sebelum mereka (Quraisy) sebagian besar dari orang-orang yang dahulu.” (Ash Shaaffat: 71)
Dan Allah berfirman:

“Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman - walaupun kamu sangat menginginkannya-.” (Yusuf: 103).
Beliau melanjutkan, “Dan mereka dalam kesesatan, tidak dalam keyakinan tentang perkara mereka. Sesungghnya mereka hanya dalam persangkaan yang dusta dan batil.” (Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur’an Al ‘Adzim, Juz III/322).
Sedang Imam Al Baghawi berkenaan firman Allah, “Dan jika kamu menaati kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah” yaitu dari agama Allah. Karena kebanyakan penduduk bumi berada dalam kesesatan. (Imam Al Baghawi, Ma’alim At Tanzil   -Tafsir Al Baghawi-, Juz III/181).
Dan Abdurrahman bin Nashir As Sa’di juga berkata,”Allah memperingatkan Nabi-Nya Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa salam agar beliau tidak menaati kebanyakan manusia, dengan berfirman: “Dan jika kamu menaati kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah”.
Beliau melanjutkan, “Sesungguhnya kebanyakan mereka telah menyimpang dari agama, amal dan ilmu mereka. Agama mereka rusak, amal mereka mengikuti hawa nafsunya dan ilmu mereka tidak benar (lurus) serta tidak mengantarkan kepada petunjuk. Bahkan tujuan mereka adalah untuk mengikuti prasangka yang tiada  memberi faedah sedikitpun terhadap kebenaran. Dan kedustaan mereka terhadap Allah adalah sesuatu yang tidak mereka ketahui....” (Tafsir Al Karim Ar Rahman Fie Tafsiri Kalam Al Manan, Juz I hal 270).

Kebenaran di Tangan Minoritas
Berkenaan ayat ini, Imam Asy Syaukani berkata, “Allah mengabarkan sesungguhnya jika beliau (Muhammad) hendak menaati kebanyakan orang di muka bumi sungguh mereka akan menyesatkan beliau. Karena kebenaran hanya di tangan golongan orang yang sedikit. Mereka adalah kelompok yang selalu berada di atas kebenaran. Dan orang-orang yang menyelisihi mereka tidak membahayakannya. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Nabi. (Imam Asy Syaukani, Fathul Qadir, Juz II, hal 467).
Kelompok tersebut adalah Ath Thaifah Al Manshurah (kelompok yang mendapat pertongan dari Allah). Ath Thaifah Al Manshurah akan selalu ada hingga hari kiamat kelak. Mereka akan selalu berjihad di jalan Allah dan tidak takut terhadap orang-orang yang suka mencela. Berkenaan kelompok tersebut Rasulullah bersabda:

“Akan senantiasa ada kelompok dari umatku yang selalu nampak kebenaran, tidak membayakan mereka orang-orang yang menelantarkannya hingga datangnya keputusan Allah dan mereka selalu demikian.” (HR. Muslim).
Dan diantara ciri khas Thaifah Al Mashurah adalah mereka selalu berjihad di jalan Allah. Walaupun banyak orang yang mencela dan mencaci mereka selalu teguh di atas jalan jihad. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah dalam sabdanya:

“Akan senantiasa ada kelompok dari umatku yang berperang di atas kebenaran yang nampak hingga hari kiamat.” (HR. Muslim).
Dan masih banyak riwayat-riwayat lain yang menyebutkan keberadaan Thaifah Al Manshurah hingga hari kiamat. Tentunya thaifah tersebut sedikit jumlahnya dibanding jumlah kaum muslimin secara umum.

Mayoritas Manusia saat Ini
Ternyata mayoritas manusia saat ini juga berada dalam kesesatan. Hal ini sebagaiman diungkapkan oleh Sayyid Quthb ketika menafsirkan ayat ini (Al An’an: 116), beliau berkata, “Sungguh kebanyakan (manusia) di muka bumi –sebagaimana saat ini- termasuk dari kalangan orang-orang jahiliyah…. Mereka tidak menjadikan Allah sebagai hakim untuk menghukumi setiap perkara. Mereka tidak menjadikan syariat Allah yang ada dalam kitab-Nya (Al Qur’an) sebagai undang-undang. Mereka tidak menyandarkan pemahaman, pemikiran, cara berpikir dan jalan hidup kepada petunjuk Allah. Maka dari sini –sebagaimana kebanyakan orang pada saat ini- berada dalam kesesatan jahiliyah, mereka berpendapat, berbicara dan berhukum tidak berdasarkan kebenaran. Dan tidaklah orang yang mengajak untuk menaati dan mengikuti mereka kecuali ia mengajak kepada kesesatan…. Mereka  meninggalkan ilmu yakin (pasti) dan mengikuti prasangka dan kedengkian. Padahal tidaklah prasangka dan kedengkian kecuali akan mengarahkan kepada kesesatan. Oleh karena itu Allah memperingatkan Nabi-Nya untuk tidak menaati dan mengikuti (orang-orang seperti) mereka agar tidak tersesat dari jalan Allah.” (Sayyid Quthb, Fie Dzilali Al Qur’an Juz III, hal 132).
Begitulah kebanyakan manusia di muka bumi, sesat dan menyesatkan. Mereka cenderung mengikuti hawa nafsu dan menolak kebenaran. Hanya sedikit manusia yang berada di atas kebenaran. Sehingga mereka nampak asing (ghuraba) di hadapan manusia. Namun sesungguhnya merekalah orang-orang yang beruntung selama mereka tetap berpegang teguh dengan kebenaran di tengah keterasingannya. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, Rasulullah bersabda:

“Islam dimulai dalam keadaan asing dan nanti akan kembali asing sebagaimana dimulainya. Maka beruntunglah orang-orang yang asing.” (HR. Muslim). Wallahu a’lam bishawwab. (Yazid)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

wdhr